Selasa, 28 April 2020

Kasus Baru Covid-19 Semakin Menurun, AUD/USD Melambung

Dolar Australia menguat cukup signifikan terhadap Dolar AS pada awal pekan (27/April), dipicu oleh membaiknya minat resiko pelaku pasar. Sentimen positif ini ditopang oleh munculnya kabar baik di banyak negara terkait penyebaran Covid-19. Dalam sebulan terakhir, kasus baru Covid-19 sudah semakin menurun drastis di Italia, Spanyol, dan Prancis. Sebelumnya, 3 negara tersebut dianggap sebagai episentrum penyebaran virus Corona di wilayah Eropa. Tidak hanya itu saja, angka kematian akibat Covid-19 di kota New York juga menyentuh angka terendah sejak Maret. Kondisi inilah yang menjadi katalis positif dan mendorong rebound bursa saham AS pada akhir pekan lalu, sehingga berimbas pada membaiknya sentimen perdagangan Asia hari ini. Reli mata uang komoditas pagi ini juga disebabkan oleh aksi profit-taking investor di tengah antisipasi pertemuan bank sentral negara maju, mulai dari Bank Sentral Jepang, ECB, hingga pengumuman kebijakan moneter The Fed. "Pada pekan ini, kita akan menyaksikan seperti apa pernyataan terbaru bank-bank sentral negara maju dan sejauh mana ekonomi makro global dalam menghadapi dampak buruk Covid-19... (Namun) sampai kita benar-benar sudah melewati puncak pandemi dan dapat dengan percaya diri menganggap patogen telah sepenuhnya dapat dikendalikan, maka tetap saja ada potensi terjadinya gelombang kedua infeksi virus," kata Simon Ballard, kepala ekonom First Abu Dhabi Bank. AUD/USD Menguat Kembali naiknya minat risiko pasar menjadi bahan bakar yang mendorong penguatan Dolar Australia terhadap Dolar AS. Hal ini tercermin pada pergerakan pair AUD/USD yang diperdagangkan pada kisaran 0.6433, menguat 0.63 persen dari harga Open harian. Penguatan serupa juga terjadi pada mata uang Dolar NZ dan Dolar Kanada yang berusaha memangkas kerugian terhadap Dolar AS. Pair NZD/USD berada di level 0.6045 (menguat 0.45 persen), sementara dan pasangan mata uang USD/CAD diperdagangkan pada kisaran 1.4071 (melemah 0.17 persen).

BoJ Berikrar Beli Obligasi JGB Tanpa Batas

Dalam rapat kebijakan hari ini (27/April), bank sentral Jepang (BoJ) kembali meningkatkan skala stimulus moneter-nya dalam upaya menopang perekonomian yang dihantam efek virus Corona. Suku bunga dipertahankan pada rekor terendah -0.10 persen sesuai ekspektasi, sedangkan instrumen kebijakan moneter lain dilonggarkan semaksimal mungkin. Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda dan tim-nya mengumumkan perluasan fasilitas pinjaman berbunga ringan untuk lebih banyak bank, meningkatkan skala pembelian obligasi korporat hingga 20 Triliun Yen, serta mencabut batas atas untuk program pembelian obligasi pemerintah (JGB). Komitmen ini dibuat karena skala stimulus sebelumnya dianggap kurang memadai untuk mengatasi kemungkinan penurunan GDP sebesar 3-5 persen selama satu tahun fiskal ke depan. Dalam pernyataannya, BoJ mengungkapkan akan "membeli obligasi pemerintah Jepang dalam jumlah yang diperlukan tanpa menentukan batas atas". Selain itu, BoJ melonggarkan syarat agunan dan menjanjikan pemberian bunga 0.1 persen sebagai insentif bagi perbankan yang meningkatkan penyaluran pinjaman bagi UKM. Nikkei menyebutkan bahwa penghapusan batas atas pembelian obligasi JGB semata-mata merupakan langkah simbolis, karena BoJ telah menjalankan pembelian JGB secara agresif belakangan ini. Akan tetapi, Yuichi Kodama dari Meiji Yasuda Research Institute menilai pernyataan kebijakan tersebut "dapat menghapus kekhawatiran investor tentang keseimbangan supply-demand di pasar JGB, serta pemerintah yang kemungkinan harus berhutang lebih banyak guna menopang perekonomian." Yen Jepang melanjutkan penguatan-nya menyusul pengumuman kebijakan BoJ ini. Saat berita ditulis menjelang pembukaan sesi Eropa, USD/JPY diperdagangkan menurun 0.3 persen di kisaran 107.16. Poundsterling cenderung unggul versus Yen, tetapi EUR/JPY masih bergumul dekat rekor terendah setahun. Grafik USD/JPY Daily via Tradingview.com Ilya Spivak dari DailyFX berpendapat, "Yen telah berjuang menemukan arah yang jelas selama beberapa minggu terakhir. Namun, hampir pasti bahwa mata uang anti-risiko ini belum menderita penurunan sangat besar -misalnya jika dibandingkan dengan Dolar AS yang berkarakter sama- di tengah rebound minat risiko belakangan ini. Tren harga dominan juga terus mengarah lebih tinggi. Secara keseluruhan, hal ini sepertinya memberikan petunjuk tentang preferensi pasar bagi skenario risk-off, setidaknya untuk saat ini."

Kepercayaan Konsumen AS Dan CPI Australia

indeks kepercayaan konsumen AS versi Conference Board (CB) bulan April 2020 (Berdampak tinggi pada USD). Angka indeks kepercayaan konsumen ini dirilis oleh The Conference Board Inc. (CB), berdasarkan survei pada 5,000 rumah tangga sebagai responden yang mewakili konsumen secara umum. Hasil survei menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian AS saat ini (present situation) dan waktu yang akan datang (expectations), terutama terhadap kondisi bisnis dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Indeks rilisan CB mencerminkan kepercayaan finansial dan merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen. Belanja konsumen sendiri mengambil porsi hampir 70% dari aktivitas perekonomian AS. Indeks CB Consumer Confidence bulan Maret lalu turun menjadi 120.0, masih lebih tinggi dari perkiraan 110.0, tetapi merupakan yang terendah dalam 2 tahun terakhir. Indeks ekspektasi turun dari 108.1 menjadi 88.2, sementara indeks present situation turun dari 169.3 menjadi 167.7. Untuk bulan April 2020, diperkirakan indeks kepercayaan konsumen akan kembali turun menjadi 90.1. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat. Jam 21:00 WIB: indeks Richmond Manufacturing AS bulan April 2020 (Berdampak medium pada USD). Indeks ini dirilis oleh Federal Reserve Bank of Richmond, mengukur kondisi dan ekspektasi bisnis di kawasan industri Richmond yang meliputi District of Columbia, Maryland, North Carolina, South Carolina, dan sebagian besar West Virginia. Indeks dibuat berdasarkan survei terhadap 100 pelaku industri manufaktur mengenai kondisi bisnis saat ini dan harapan mereka untuk waktu yang akan datang. Angka indeks yang positif (lebih besar dari nol) mencerminkan kondisi bisnis semakin baik, sedangkan indeks negatif mencerminkan kondisi yang menurun. Bulan Maret lalu, indeks naik menjadi +2, jauh lebih tinggi dari perkiraan -10, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang -2. Dengan adanya pandemic Covid-19 di AS yang berdampak pada aktivitas ekonomi termasuk sektor manufaktur, maka indeks manufaktur Richmond untuk bulan April 2020 dipekirakan turun drastis menjadi -41. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

Dolar AS Tertekan Di Tengah Upaya Normalisasi Pasca-Lockdown

Indeks Dolar AS (DXY) tertekan di sekitar 100.00-an di tengah santernya kabar tentang upaya normalisasi aktivitas ekonomi di berbagai negara. Pelonggaran lockdown bertahap telah dimulai oleh sejumlah pemerintahan, sehingga menumbuhkan ekspektasi pemulihan lebih cepat dan meningkatkan minat risiko pasar. Dalam situasi ini, permintaan terhadap Greenback mulai berkurang, khususnya versus mata uang lain yang sudah terlalu undervalued. Dolar Australia menjadi mata uang berkinerja paling unggul hari ini, menempuh reli sekitar 0.30 persen ke kisaran 0.6482 terhadap Dolar AS. AUD/USD telah beranjak sekitar 17 persen dari rekor terendah 17-tahun yang tersentuh bulan lalu. Pelonggaran lockdown dan rebound ekuitas turut berkontribusi dalam reli ini. Beberapa negara bagian Australia telah melonggarkan lockdown di awal pekan karena statistik infeksi virus Corona yang lebih rendah dibanding sejumlah negara lain. Aktivitas turis di pantai Bondi yang terkenal sudah mulai menggeliat kembali. Italia, salah satu episenter pandemi global, bakal memperbolehkan operasional pabrik dan proyek konstruksi mulai tanggal 4 Mei. Beberapa negara lain yang sudah atau akan memulai normalisasi ekonomi bertahap dalam waktu dekat diantaranya New Zealand, Kanada, Jerman, Austria, Prancis, Spanyol, Israel, dan Denmark. Sejumlah negara Timur Tengah juga melonggarkan lockdown sehubungan dengan dimulainya bulan Ramadhan, termasuk Mesir, Bahrain, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Di Amerika Serikat, negara bagian Georgia sudah memperbolehkan aktivitas non-esensial seperti menonton bioskop dan makan di restoran. Negara bagian Alaska, Oklahoma, Minnesota, dan Missisipi pun telah mengambil langkah-langkah untuk menormalisasi kegiatan masyarakat. Meski demikian, sejumlah negara menyatakan akan terus memberlakukan lockdown atau kebijakan serupa dalam kurun waktu lebih lama, antara lain Inggris dan Jepang. PM Inggris Boris Johnson mengingatkan bahwa pelonggaran lockdown masih berisiko terlalu tinggi untuk saat ini. Sementara itu, status darurat nasional Jepang malah kemungkinan akan diperpanjang meski pemerintah tidak memiliki landasan hukum untuk memaksakan lockdown berdasarkan konstitusi yang berlaku.

COVID-19

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Virus Corona - Alodokter Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala. Gejala Virus Corona (COVID-19) Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius) Batuk Sesak napas Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Kapan harus ke dokter Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Bila Anda mungkin terpapar virus Corona tapi tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain. Bila muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan obat apa yang perlu Anda konsumsi. Bila Anda memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, jangan langsung ke rumah sakit karena itu akan meningkatkan risiko Anda tertular atau menularkan virus Corona ke orang lain. Anda bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Alodokter agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu Anda. Alodokter juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus Corona dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar di bawah ini. Cek Risiko Infeksi Virus Corona Penyebab Virus Corona (COVID-19) Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu: Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19 Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker. Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD). Diagnosis Virus Corona (COVID-19) Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19. Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut: Rapid test sebagai penyaring Swab test atau tes PCR untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru Pengobatan Virus Corona (COVID-19) Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu: Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit rujukan Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh Komplikasi Virus Corona (COVID-19) Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini: Pneumonia (infeksi paru-paru) Infeksi sekunder pada organ lain Gagal ginjal Acute cardiac injury Acute respiratory distress syndrome Kematian Pencegahan Virus Corona (COVID-19) Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu: Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat. Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah. Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu: Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain. Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan. Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain. Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah. Terakhir diperbarui: 27 April 2020 (www.alodokter.com/virus-corona)