Sabtu, 16 Desember 2017

Penguatan Euro Bakal Tahan Pertumbuhan Zona Euro di 2018

 Pertumbuhan yang cukup memukau terlihat di zona euro, telah mencapai 2,5% sepanjang tahun ini, dan diperkirakan akan mengakhiri tahun ini di 2,3%, demikian menurut analis dari bank asal Swiss, UBS.
Tapi menurut UBS, bagaimanapun juga pada tahun 2018 sebuah perubahan akan terjadi, pertumbuhan hanya akan bertahan di 1,9%.
Penguatan mata uang euro menjadi poin utama argumen UBS karena euro yang kuat akan mengurangi daya saing ekspor zona euro sehingga dapat menyebabkan penurunan pada perdagangan internasional.

"Kami memperkirakan perlambatan pertumbuhan PDB dari 2,3% tahun ini menjadi 1,9% pada 2018 akan terutama didorong oleh melemahnya kontribusi dari perdagangan luar negeri. Dengan apresiasi euro di kuartal terakhir, yang kami proyeksikan pada 2018 dan 2019," kata ekonom UBS Rienhard Cluse.
Euro yang lebih kuat akan membuat ekspor zona euro menjadi lebih mahal bagi para pembeli asing, yang menyebabkan penurunan permintaan dan penurunan volume ekspor.
Pada tahun ini perdagangan telah menguat, menyumbang 0,1% terhadap produk domestik bruto (PDB), kata Reinhard, namun hal ini tidak akan berlanjut dan juga tidak menjadi norma yang terus berlaku.

Perdagangan di tahun lalu menjadi hambatan pertumbuhan, mencukur -0,5% dari PDB.
Namun di tahun depan, euro yang lebih kuat sekali lagi akan menguras pertumbuhan, karena faktor yang utama dari perlambatan pertumbuhan, dari 2,3% menjadi 1,9%, adalah perdagangan.
Penggerak utama lainnya yaitu konsumsi, belanja pemerintah dan investasi, diperkirakan akan tetap tidak berubah, namun ekspor akan turun dan menahan pertumbuhan secara keseluruhan
.
"Kami memperkirakan kontribusi ekspor neto terhadap pertumbuhan PDB akan turun dari +0,1 persentase poin (pp) di tahun 2017 menjadi -0,4 pp di tahun 2018. Dengan kata lain, perdagangan luar negeri saja kemungkinan akan mengarah pada perlambatan pertumbuhan PDB sebesar 0,5 pp antara 2017 dan 2018," kata Reinhard.
Sementara itu, UBS memperkirakan euro akan terus meningkat dengan EUR/USD naik ke $1,2500 pada akhir 2018 dan $1,3000 pada akhir 2019.

KTT Uni Eropa Hari Ini Akan Setujui Tahap Negosiasi Brexit Selanjutnya


Para pemimpin Uni Eropa (UE) diharapkan untuk membuka tahap negosiasi Brexit berikutnya pada sebuah pertemuan puncak yang digelar pada hari ini setelah memuji usulan perpisahan yang diajukan Perdana Menteri UK Theresa May.
 
Para pemimpin 27 negara yang tergabung di UE sepakat untuk menyetujui bahwa sudah ada kemajuan yang cukup dalam masalah kunci termasuk biaya kompensasi Brexit yang harus dibayar oleh UK dan perbatasan Irlandia. Kemajuan tersebut akan membuka pembicaraan ke hubungan masa depan antara UK dan UE.

Namun UE akan menekankan bahwa sementara mereka akan memulai pembicaraan mengenai transisi pasca-Brexit pada bulan Januari, mereka tidak akan memulai perundingan perdagangan sampai bulan Maret karena mereka memerlukan lebih banyak kejelasan tentang tujuan hidup UK setelah meninggalkannya pada tahun 2019.

Setelah PM May berbicara kepada mereka saat makan malam di Brussels pada hari Kamis, para pemimpin memberinya tepuk tangan meriah, sambil mengatakan bahwa UK harus menjelaskan apa yang diinginkannya dengan cepat.

Kanselir Jerman Merkel Merkel mengatakan PM May telah membuat penawaran bagus yang menyiratkan bahwa 27 negara UE akan melihat kemajuan yang memadai namun ia menambahkan bahwa masih ada banyak masalah yang harus dipecahkan dan waktu semakin sempit.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bahkan menyebut PM May adalah operator politik tangguh yang seharusnya tidak diremehkan.

"Sekarang dua hal sangat penting. Pertama, kami ‘memasukkan’ jabat tangan pada Jumat lalu (8/12) ke dalam kesepakatan yang mengikat secara hukum," katanya.
"Pada saat yang sama, UK harus mengutarakan keinginan mereka, gagasan mereka tentang hubungan masa depan dengan UE nantinya," kata PM Rutte.

PM May menutup kesepakatan perceraian dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker pada 8 Desember setelah perundingan semalaman yang mengakhiri berbulan-bulan perundingan yang berliku-liku.

Kesepakatan tersebut mencakup penyelesaian keuangan UK, masa depan perbatasan Irlandia dan hak ekspatriat, sementara tahap selanjutnya akan mencakup perdagangan dan masa transisi Brexit.
Saat makan malam pada malam pertama KTT Uni Eropa pada hari Kamis malam, PM May jelas ingin melakukan perundingan perdagangan secepat mungkin, demikian informasi dari seorang pejabat UK.

PM May mengatakan kepada UE bahwa dia tidak membuat rahasia bahwa ingin segera ke tahap berikutnya dan mendekatinya dengan ambisi dan kreativitas, menambahkan bahwa masa transisi adalah sebuah prioritas khusus.
Perdana Menteri UK tersebut tidak akan menghadiri pertemuan hari Jumat ini dan kembali ke Inggris setelah makan malam di hari Kamis.

Sumber berita: ForexSignal88

Ketidakpastian Reformasi Pajak Muncul Kembali, Dolar AS Mulai Tertekan Lagi



Dolar AS mulai menghadapi tekanan lagi dari mata uang utama lainnya pada hari Jumat di awal sesi Eropa, di tengah kekhawatiran yang kembali mencuat ke permukaan mengenai terkait reformasi pajak AS dan karena pernyataan kebijakan terbaru Federal Reserve yang bagaimanapun terus membebani kinerja greenback.
 
Greenback mendapat tekanan setelah dua senator dari Partai Republik pada hari Kamis waktu setempat meminta perubahan pada rancangan undang-undang perpajakan AS yang diusulkan.
RUU tersebut membutuhkan suara mayoritas yang moderat untuk lolos di Senate, di mana Partai Republik hanya memiliki 52 dari 100 kursi.

Sebelumnya pada hari Rabu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 0,25 basis poin menjadi 1,50% pada akhir pertemuan kebijakannya, sejalan dengan ekspektasi. Namun, bank sentral itu tidak mengubah proyeksi untuk tahun 2018, yang mencakup tiga kenaikan suku bunga di 2018 dan 2019, mengecewakan harapan pasar untuk empat kenaikan tingkat suku bunga di tahun depan.
Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap perdagangan-tertimbang enam mata uang, turun 0,09% ke 93,56.

Euro dan pound sedikit berubah, dengan EUR/USD di $1,1784 dan dengan GBP/USD di %+$1,3435.
Sentimen pada mata uang tunggal 19 negara Eropa tetap rapuh setelah European Central Bank (ECB) tidak mengubah kebijakan moneternya pada hari Kamis dan merevisi perkiraan pertumbuhan dan inflasi, namun menambahkan bahwa inflasi yang mendasarinya tetap terjaga.
Bank of England (BoE) juga menahan tingkat suku bunga pada hari Kamis dan mengatakan telah terjadi kemajuan dalam perundingan Brexit antara Inggris dan Brussels.

USD/JPY tergelincir 0,12% menjadi ¥112,25, sementara USD/CHF bertahan stabil di ₣0,9885.
Sebelumnya di hari Jumat, data menunjukkan bahwa kepercayaan bisnis Jepang meningkat untuk kuartal kelima berturut-turut dalam tiga bulan sampai Desember.

Di tempat lain, dolar Australia dan Selandia Baru menguat, dengan AUD/USD naik 0,13% pada $0,7677 dan dengan NZD/USD menguat 0,46% dan diperdagangkan di $0,7017.
Sementara itu, USD/CAD turun tipis 0,13% menjadi $1,2774.

Nanti malam mulai pukul 20.30 WIB akan dirilis tiga data ekonomi AS yang cukup penting yaitu Empire State Manufacturing Index, Capacity Utilization Rate, Industrial Production di mana para ekonom memperkirakan dua dari tiga data tersebut berpotensi menekan dolar AS.

Sumber berita: ForexSignal88, Forex Factory, Investing, Reuters

Rabu, 08 November 2017

Analisa Mata Uang Dunia

EUR/USD
Pada akhir sesi Selasa EUR/USD ditutup di 1,1586 atau 0,23% lebih rendah daripada penutupan sesi Senin. Pasangan mata uang tersebut sempat anjlok ke 1,1554, level terendah sejak 20 Juli.
Setelah rebound dari level terendah tersebut, hingga Rabu pagi EUR/USD masih tertahan oleh salah satu resistance kuat pada grafik 4-jam di 1,1595 dan saat analisa ini disusun EUR/USD sedang berjuang untuk dapat menghasilkan penutupan yang cukup jauh di atasnya. Resistance selanjutnya di 1,1625.
Jika penutupan bullish gagal diraih, EUR/USD berisiko untuk kembali tertekan. Level terendah sesi kemarin menjadi support pertama dan berikutnya di 1,1515.


USD/JPY
USD/JPY tetap di fase konsolidasi jangka pendek, bergerak bolak-balik di antara support dan resistance kuat selama beberapa hari terakhir. Kemarin USD/JPY ditutup positif di 113,99 atau naik 0,26% dibandingkan penutupan sesi sebelumnya.
Selanjutnya sejak pembukaan sesi hari ini USD/JPY kembali bergerak ke selatan dengan level terendah intraday sementara di 113,64, tepat di uptrend line pada grafik harian yang berdekatan dengan support kuat lainnya di 113,68.
Jadi kini ada peluang rebound bagi USD/JPY dengan level tertinggi intraday sementara pagi ini di 114,00 yang berperan menjadi resistance pertama. Resistance berikutnya adalah 114,40.


GBP/USD
Pergerakan positif GBP/USD di sesi Jumat dan Senin terbentur oleh level 50% Fibonacci retracement di 1,3178. Pada akhir sesi Selasa GBP/USD ditutup negatif di 1,3167 namun tercatat hanya turun 0,06% dibandingkan penutupan sesi Senin. Jadi peluang bullish masih ada di hari ini.
Support-support kuat untuk hari ini terlihat di 1,3160 dan 1,3125. Untuk sementara waktu GBP/USD berpotensi untuk bergerak di kisaran 1,3125 hingga 1,3178. Apabila kekuatan bullish bertambah dan dapat menembus resistance pertama itu maka GBP/USD dapat bergerak naik lebih jauh dengan target-target berikutnya di 1,3213 dan 1,3254.


AUD/USD
Setelah terbentur resistance kuat pada grafik harian, kini di 0,7692, pada hari Selasa AUD/USD terdesak turun ke 0,7625 hingga berakhir negatif di 0,7642 atau turun 0,61% dibandingkan penutupan sesi Senin.
Meskipun pada Rabu pagi rebound, AUD/USD tetap dibayangi tekanan bearish yang memiliki wilayah pertahanan pertama di 0,7670. Hingga dapat terjadi penetrasi kuat terhadap area tersebut, setidaknya pada grafik 1-jam, AUD/USD masih berisiko turun lagi.
Zona support 0,7623/25 akan menjadi incaran para penjual. Jika ditembus, AUD/USD dapat tergelincir ke support berikutnya di 0,7569.


XAU/USD
Pada akhir Selasa harga emas (XAU/USD) berakhir di 1274,95 atau turun 0,53% lebih rendah dari penutupan sesi Senin. Namun demikian pada grafik 4-jam atau harian terlihat jelas harga emas masih di fase konsolidasi jangka pendek. Artinya, pola pergerakan bolak-balik masih sangat mungkin untuk terjadi.
Meskipun demikian harus tetap diwaspadai kekuatan simple moving average 200-periode pada grafik 4-jam yang pagi ini bertengger di 1281,80. Selama pada kerangka waktu tersebut tidak terjadi penetrasi kuat terhadap resistance tersebut maka harga emas masih dapat tertekan lagi setelah terjadi rebound.
Zona support intraday terdekat pagi ini terlihat di 1273,75. Support berikutnya adalah trend line menanjak pada grafik harian yang berada di 1265,35.

Sumber berita : Forex Signal 88

Dollar Kanada Tertekan Setelah Komentar Poloz



Dolar Kanada melemah terhadap mata uang AS pada hari Selasa karena Gubernur Bank of Canada (BoC) Stephen Poloz mempertahankan nada netral mengenai pergerakan suku bunga dalam pidato dan konferensi pers yang diadakan pagi ini di Indonesia.
Data MetaTrader yang digunakan oleh tim Divisi Penelitian FS88 menunjukkan pada hari Selasa pasangan USD / CAD naik (melemahkan dolar Kanada terhadap dolar AS) menjadi $ 1,2817 dan ditutup positif di $ 1,2773 atau naik 0,57 persen dibandingkan dengan penutupan sesi sebelumnya di $ 1 , 2701.
Berbicara di Montreal, Poloz mempertahankan penggunaan target inflasi dan mengulangi pesan bank sentral bahwa mereka akan terus memantau pertumbuhan dan inflasi upah dan kemampuan ekonomi Kanada untuk melihat bagaimana ekonomi disesuaikan dengan kenaikan suku bunga pada bulan Juli dan September.
Mazen Issa, ahli strategi FX senior di TD Securities di New York, berpendapat bahwa komentar Poloz benar-benar menunjukkan bahwa hambatan dalam kebijakan moneter dalam waktu dekat adalah hambatan besar.
"Pada saat yang sama, saya masih sedikit optimis bahwa data berkembang dengan agak konstruktif," kata Issa.
Dewan Komisaris diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil di bulan Desember menyusul kenaikan kedua di bulan September. Namun data pada hari Jumat menunjukkan kekuatan tak terduga di pasar kerja negara tersebut telah mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga tahun depan.
Sementara dolar AS rebound terhadap sekeranjang mata uang utama karena sorotan investor berada pada perbedaan kebijakan moneter antara AS dan zona euro.
Faktor lain yang juga membebani dolar Kanada adalah profit taking pada perdagangan minyak. Harga minyak turun sedikit setelah rally sekitar tiga persen pada hari Senin pada saat itu didorong oleh mahkota mahkota Saudi yang memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan di kerajaan tersebut serta meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi dan Iran.
Harga minyak mentah WTI berakhir pada $ 56,93 per barel, turun 0,54 persen dari penutupan hari Senin. Pada hari Rabu pagi harga komoditi tersebut bergerak di $ 57,08.


Sumber berita : Reuters

Harga Emas Tertekan Setelah Greenback Kembali Meraih Momentum Bullish



Pada hari Selasa harga emas kembali berada di bawah tekanan karena permintaan terhadap aset-aset safe haven berkurang seiring memudarnya kekhawatiran pasar karena ketidakpastian politik di Timur Tengah yaitu aksi penangkapan sejumlah bangsawan dan tokoh tingkat atas Arab Saudi atas tuduhan korupsi.
Pasar juga sempat khawatir dengan ekskalasi ketegangan antara kerajaan tersebut dengan musuh bebuyutannya yaitu Iran dan Lebanon yang didukung militan Hizbullah yang berafiliasi dengan Iran, yang menurut Arab Saudi telah mendeklarasikan perang terhadapnya.
Selain itu, harga emas juga tertekan karena pada sesi perdagangan kemarin setelah dolar AS berhasil meraih momentum bullish tambahan setelah sebuah data ketenagakerjaan yang optimis dirilis.
Data MetaTrader yang digunakan tim FS88 Research Division menunjukkan pada sesi Selasa harga emas turun ke $1271,65 dan ditutup negatif di $1274,95 atau turun 0,53 persen dibandingkan dengan penutupan sesi Senin di $1281,75.
Harga emas juga melepas sebagian besar keuntungan yang diraih pada sesi Senin karena dolar AS menguat seiring munculnya tanda-tanda kemajuan pada reformasi perpajakan dan data pasar tenaga kerja yang bullish.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS terakhir yaitu Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTs), sebuah ukuran permintaan tenaga kerja, menunjukkan lowongan pekerjaan pada bulan September meningkat menjadi sekitar 6,1 juta, mengalahkan ekspektasi sebesar 6,091 juta.
Namun dolar AS mengurangi sebagian kenaikannya pasca data tersebut karena para pedagang bersiap untuk mendengar pidato Presiden AS Donald Trump tentang Korea Utara yang dijadwalkan pada hari Rabu waktu setempat. Trump akan menggunakan pidato tersebut untuk menutup kunjungannya ke Korea Selatan sebelum terbang ke Beijing pada hari Rabu sebagai bagian dari tur Asia selama 12 hari.
Dolar AS juga masih cenderung menguat setelah data CFTC pada akhir pekan lalu menunjukkan para spekulan pasar uang mengurangi posisi jual atau net short positions dolar AS.
Harga emas sensitif terhadap pergerakan dolar AS dengan greenback yang lebih tinggi berpotensi membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi para pembeli yang menggunakan mata uang asing, sehingga mengurangi permintaan terhadap logam kuning tersebut.

Sumber berita: Reuters

Harga Minyak Tak Kuasa Hadapi Aksi Ambil Untung



Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak akhirnya takluk juga untuk ditutup dengan mengalami pelemahan setelah sebelumnya harga minyak Brent dan WTI berada di area yang tidak pernah terjadi sejak Juni 2015 atau 2 tahun lebih dengan friksi-friksi kecil yang terjadi antara Arab Saudi dengan Iran yang membuat investor minyak kuatir dengan sisi geopolitik tersebut.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Desember di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,38 atau 0,66% di level $56,98 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,71 atau 1,10% di harga $63,56 per barel.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman atau MBS, yang sangat mendukung pembatasan pasokan minyak dunia agar harga minyak tetap naik, telah melakukan bersih-bersih kabinet Arab Saudi, namun tampaknya Iran tidak berkenan dengan pergerakan MBS ini sehingga sedikit mengirim peringatan kecilnya kepada MBS, dan pasar memberi respon aksi ambil untungnya kuatir dengan program pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph yang bisa terganggu.
Agenda di pertemuan evaluasi komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph di 30 November, dapat dipastikan akan membahas perpanjangan waktu komitmen tersebut hingga akhir 2018, demikian ungkap Sekjen OPEC Mohammad Barkindo. Selain itu, Barkindo menyatakan bahwa akan mengundang negara-negara lain yang sebelumnya tidak ikut komitmen tersebut untuk diundang ke Wina juga.
Namun usaha Arab Saudi untuk membujuk Brasil sebagai produsen minyak terbesar di Amerika Latin telah gagal guna ikut serta dalam komitmen tersebut sehingga pasar menanggapinya dengan sisi jual minyak.
Meski Baker Hughes pekan lalu mengumumkan bahwa jumlah kilang minyak AS mengalami pengurangan jumlah yang aktif sebanyak 8 buah rig sehingga menjadi 729, jumlah terkecil sejak Mei lalu, namun menurut EIA bahwa produksi minyak AS masih akan mengalami kenaikan dalam waktu ke depan ini.
EIA memperkirakan produksi minyaknya akan naik 720 ribu bph menjadi 9,95 juta bph di 2018, atau meningkat dari produksi 668 ribu bph menjadi 9,92 juta bph di minggu lalu, serta memperkirakan harga WTI rata-rata naik 0,9% menjadi $51,04 per barel. Sedangkan API tadi pagi menyatakan bahwa persediaan minyak AS turun 1,562 juta barel di pekan lalu, sedang persediaan bensin naik 520 ribu barel, persediaan solar dan minyak bakar mengalami penurunan 3,133 juta barel.
Menurut laporan World Oil Outlook hingga tahun 2040, permintaan minyak akan mengalami kenaikan rata-rata tahunan 1,2 juta bph dari 95,4 juta bph menjadi 102,3 juta bph.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters, CNBC

Harga Emas Naik Tipis Setelah Powell Resmi Ditunjuk Sebagai Pengganti Yellen



Harga emas berakhir positif untuk hari kedua setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan Jerome Powell adalah pilihannya untuk memimpin Federal Reserve setelah masa jabatan Janet Yellen berakhir pada Februari 2018.
Data MetaTrader yang digunakan tim FS88 Research Division menunjukkan pada sesi Kamis harga emas naik ke $1283,90 dan ditutup negatif di $1275,80 atau naik tipis 0,1 persen dibandingkan dengan penutupan sesi sebelumnya.
Emas telah bergerak naik sekitar 11 persen tahun ini, meningkat pada tahun 2016 setelah para pembuat kebijakan The Fed dua kali menaikkan suku bunga acuannya. Mereka juga mengambil langkah pertama dalam mengurangi neraca $4,5 triliun yang dikumpulkan saat The Fed melakukan sebuah program yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar di dunia tersebut pasca krisis keuangan.
Ketua Fed berikutnya akan menjadi kelanjutan dari Yellen, demikian menurut Bob Haberkorn, seorang ahli strategi pasar senior di RJO Futures di Chicago.
Menurutnya, dengan terpilihnya Powell mungkin akan menjadi kelanjutan dari rencana tingkat suku bunga yang sama yang telah pasar lihat selama dua tahun terakhir. Keuntungan emas akan terbatas antara sekarang dan pertemuan Fed berikutnya. Akan ada keengganan pasar untuk menambah posisi kecuali ada beberapa peristiwa geopolitik.
Namun bagaimanapun juga, pengangkatan Powell ke posisi terpenting di dunia keuangan itu akan bergantung pada konfirmasi Senat AS. Powell telah menjadi Gubernur Fed sejak 2012, dan pada saat itu tidak pernah menolak keputusan kebijakan moneter. Penduduk asli Washington tersebut akan mengambil alih posisi tersebut pada masa sulit, dengan inflasi jauh di bawah target 2 persen bank tersebut, sementara harga aset berada pada tingkat yang dianggap tinggi oleh para pembuat kebijakan.
Sebelumnya, bank sentral AS meningkatkan penilaian ekonomi dan memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga pada bulan Desember di akhir pertemuan penetapan kebijakannya pada hari Rabu lalu.
Para investor juga mempertimbangkan ketidakpastian mengenai prospek pemotongan pajak Trump. Pemimpin Republikan di DPR AS mulai mengeluarkan RUU pajak pada hari Kamis yang berisi perubahan besar untuk pajak bisnis dan perorangan.

Sumber berita:  Investing

Selasa, 07 November 2017

MBS Mendukung Perpanjangan Waktu Pemotongan Produksi Minyak Dunia



 Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak ditutup menguat dengan minyak Brent dan WTI di daerah yang tidak terjadi sejak Juli 2015 atau lebih dari dua tahun yang lalu dengan bantuan beberapa komitmen anggota OPEC untuk memperpanjang waktu pembatasan produksi minyak sebesar 1,8 juta bph sebuah penurunan penyuling minyak AS pekan lalu setelah pembersihan korupsi di Arab Saudi.
Akibatnya, harga minyak West Texas Intermediate pada bulan November di divisi New York Mercantile Exchange dari divisi Comex untuk sementara naik $ 1,61, atau 2,89%, pada $ 57,25 per barel. Sementara itu, minyak Brent dikontrak pada Desember di pasar ICE Futures London sementara naik $ 2,08 atau 3,35% pada $ 64,15 per barel.
Pangeran Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman atau MBS, telah semakin memperkuat dirinya sebagai penguasa potensial Arab Saudi kemudian setelah menangkap beberapa menteri kabinetnya yang mengalami korupsi dan pendanaan terorisme, sehingga pasar minyak menyambut positif, karena MBS sangat mendukung pembatasan pasokan minyak dunia harga minyak terus meningkat.
Kapitalisasi Arab Saudi memang memiliki tujuan untuk mengamankan rencana produsen minyak terbesar dunia asal Arab, Saudi Aramco yang akan melakukan IPO-nya pada 2018 nanti. Presiden Trump pada kunjungan hari Sabtu juga menginginkan saham Aramco Saudi diperdagangkan di Wall Street.
Selain MBS, yang mendukung perpanjangan waktu pemotongan produksi minyak dunia sebesar 1,8 juta bpd, Nigeria juga sepakat, meski Nigeria belum ikut mengurangi produksi minyaknya.
Menteri minyak Arab, Khalid al-Falih juga menegaskan bahwa hampir semua negara yang berpartisipasi dalam komitmen pemangkasan 1,8 juta bph telah sepakat untuk memperpanjang pemotongan tersebut. Sementara tingkat kepatuhan pengurangan produksi minyak OPEC dan 11 negara lainnya, meningkat dari 86% menjadi 92%, dan peningkatan kepatuhan agak dipengaruhi oleh konflik di Kurdi. Produksi OPEC turun 80 ribu barel per hari menjadi 32,78 juta barel per hari sementara produksi minyak Rusia masih 300 ribu bpd di bawah target 11.277 bpd.
Dan dipastikan bahwa agenda pada pertemuan evaluasi komitmen untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,8 juta bpd pada 30 November, tentunya akan menyinggung perpanjangan komitmen tersebut pada akhir 2018.
Produksi minyak AS juga diperkirakan akan turun setelah Baker Hughes pekan lalu mengumumkan bahwa jumlah kilang AS telah mengurangi jumlah 8 rig aktif menjadi 729, jumlah terkecil sejak Mei. Sebagian besar kilang tersebut dinonaktifkan karena mereka dirawat di musim dingin.

Sterling Memperkuat Tapi Tetap Ketidakpastian Negosiasi Brexit

Pada hari Senin, pound sterling mengurangi beberapa kerugian sebelumnya setelah tergelincir terhadap dolar AS selama tiga minggu berturut-turut, namun keuntungan mata uang yang kuat dapat terhambat oleh ketidakpastian lanjutan seputar perundingan Brexit dan ketidakstabilan di Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris.
Investor memantau negosiasi seputar hubungan Inggris di masa depan dengan Uni Eropa karena dampaknya tidak hanya pada kepercayaan bisnis dan pertumbuhan ekonomi namun juga kenaikan suku bunga lebih lanjut setelah keputusan Bank of England menaikkan suku bunga minggu lalu.
Gubernur BoE Mark Carney mengatakan pada hari Kamis bahwa bank tersebut merencanakan kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam tiga tahun ke depan, namun hasil perundingan Brexit tetap menjadi faktor dalam membentuk kebijakan tingkat suku bunga di masa depan.
"Semua asumsi BoE saat ini didasarkan pada transisi Brexit yang mulus," kata Craig Erlam, seorang analis pasar pada perusahaan perdagangan valuta asing OANDA.
"Jadi, jika kita mengalami masalah, akan negatif bagi pound, karena akan berpotensi dua kenaikan suku bunga mungkin tidak terwujud," tambah Erlam.
Sterling berakhir 0,76 persen terhadap dolar AS pada hari Senin di $ 1,3174, setelah jatuh selama tiga minggu berturut-turut. Sterling juga membebani euro sehingga pasangan EUR / GBP berakhir turun 0,73 persen pada £ 0,8813.
Kelompok lobi bisnis paling kuat di Inggris mendesak Perdana Menteri Inggris Theresa May pada hari Senin untuk memberikan kejelasan tentang bagaimana Brexit akan bekerja, namun PM May menanggapi dengan sedikit rincian selain mengulang rencana untuk mencari kesepakatan transisi sesegera mungkin.
Kelompok tersebut, Konfederasi Industri Inggris (CBI), mengatakan pada hari Minggu bahwa hampir dua dari tiga perusahaan Inggris akan memiliki rencana darurat pada bulan Maret untuk mempersiapkan kemungkinan bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun (kesepakatan Brexit).
Inggris akan memasuki babak berikutnya perundingan Brexit pada akhir minggu ini, di mana topik penting dari hubungan dagang masa depannya dengan UE akan dibahas untuk pertama kalinya.
Namun, proses tersebut memasuki masa ketidakstabilan, karena Westminster juga terganggu oleh skandal pelecehan seksual yang menyebabkan pengunduran diri seorang tokoh terkenal, mengancam posisi mayoritas kekuatan politik PM May.

Aksi MBS Sustains Harga Emas




Harga emas naik cukup tinggi pada hari Senin, melampaui kisaran gerakan sideways selama sembilan sesi perdagangan sebelumnya.
Data MetaTrader yang digunakan oleh tim Divisi Riset FS88 menunjukkan awal pekan ini harga emas naik setinggi $ 1282,70 dan berakhir $ 1281,75, naik 0,94% dibandingkan penutupan hari Jumat.
Harga emas diperdagangkan lebih tinggi pada hari Senin karena ketidakpastian politik di Timur Tengah memicu permintaan untuk aset safe haven. Harga emas membuat awal yang kuat minggu ini karena investor segera menumpuk investasi di logam mulia di tengah ketidakpastian politik yang berkembang di Timur Tengah setelah Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) memimpin operasi anti-korupsi yang menghasilkan serangkaian penangkapan tokoh-tokoh terkemuka. memimpin di Arab Saudi termasuk beberapa pangeran seperti Al-Waleed bin Talal yang menjadi orang terkaya di kerajaan tersebut.
"Kami memiliki ketidakpastian politik, risiko ketidakstabilan politik di negara penghasil minyak utama ini (Arab Saudi) serta implikasi yang tak terduga untuk keseluruhan wilayah," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.
Faktor lain yang juga menambah beban bagi dolar AS adalah ketidakpastian mengenai kepemimpinan Federal Reserve setelah Federal Reserve Bank of New York memastikan bahwa William (Bill) Dudley bersiap untuk pensiun lebih awal dari yang direncanakan pada pertengahan 2018 sementara masa jabatannya berakhir pada bulan Januari 2019
Harga emas yang sensitif terhadap pergerakan dolar AS dengan nilai greenback yang lebih rendah bisa membuat emas lebih murah bagi pemegang valuta asing, sehingga meningkatkan permintaan.
Meski data pekan lalu menunjukkan pelaku pasar menaikkan posisi bullish mereka di logam mulia, para pedagang memprediksi harga emas akan tetap terikat dengan bias terhadap sisi negatifnya.
Posisi bersih pada emas naik menjadi 193.100 dari 191.400 di minggu sebelumnya, menurut sebuah laporan dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) pada hari Jumat.
"Investor keuangan spekulatif masih menarik diri dari emas," kata analis Commerzbank.

RBA Tak Ubah Suku Bunga, Dolar Australia Stabil


Dolar Australia stabil di level tinggi yang terbentuk sejak kemarin, dengan diwarnai kenaikan tipis terhadap Dolar AS di sesi perdagagan Selasa (07/Nov) siang ini pasca kebijakan moneter RBA. Bank Sentral Australia tersebut, sesuai ekspektasi, mempertahankan suku bunganya. Mereka juga mengungkapkan bahwa fokus saat ini akan tertuju pada gaji pegawai dan harga rumah.

 Suku bunga Official Cash Rate (OCR) RBA masih ditahan di level 1.50 persen pada bulan November 2017 ini dan menjadi rekor rendah dalam 14 bulan berturut-turut. RBA pun masih berkutat dengan prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Australia akan naik sekitar 3 persen dalam beberapa tahun ke depan. Sementara itu, Tingkat Pengangguran saat ini berada pada level 5.5 persen.

"Saat ini, inflasi masih akan rendah untuk beberapa waktu, merefleksikan lambannya pertumbuhan upah pekerja serta menaikkan tekanan kompetitif, khususnya dalam penjualan ritel," kata Gubernur RBA, Philip Lowe, dalam pernyataan kebijakan moneter hari ini. "Pendapatan masyarakat tumbuh secara lamban dan level-level utang masih tinggi."

Ini berarti, RBA tentu tidak memberikan kesan ingin segera menaikkan suku bunga. Seperti yang sering ditekankan bank sentral tersebut, bahwa kebijakan-kebijakan moneter di bank-bank sentral negara maju lainnya, tidak akan memengaruhi kebijakan RBA.

Begitu Konsolidasi Berakhir, Aussie Lanjutkan Downtrend

Oleh sebab itu, para analis memperkirakan Dolar Australia masih akan berada dalam mode downtrend, utamanya dalam rentang harian hari ini. Menurut catatan DailyFX, AUD/USD sudah downtrend sejak tanggal 20 September, dan dalam cakupan yang lebih luas, downtrend tersebut terjadi setelah level tinggi yang terbentuk pada tanggal 8 September.

Analis teknikal DailyFX memperkirakan bahwa AUD/USD akan berada pada rentang konsolidasi di antara 0.7729-0.7624 dalam poin-poin high dan low intraday. Jika periode konsolidasi tersebut selesai, maka downtrend kemungkinan akan berlanjut.

By: N Sabila  (Seputar Forex)

Kamis, 19 Oktober 2017

Dollar Variatif Meski Yield Naik, Fed Hawkish

 Dollar bergerak variatif atas major currencies meski terjadi kenaikan yield obligasi AS dan pernyataan pejabat the Fed yang hawkish. Namun masih bisa mengangkat performanya atas yen. Fokus terdekat adalah keputusan Presiden Trump mengenai kandidat ketua the Fed selanjutnya.

Yield obligasi tenor 10 tahun naik ke 2,352%, sudah naik 6 bps minggu ini. Bahkan yield tenor 2 tahun naik ke level tertinggi sejak 2008 di tengah ekspektasi pengetatan moneter global. Dibanding negara maju lainnya, yield obligasi AS tergolong tinggi. Yield AS jauh lebih tinggi dari Jerman yang 0,40% dan Inggris yang 1,31%, dan Italia yang 2,03%. Bahkan Jepang di bawah 0,1%. Prospek kenaikan suku bunga the Fed terus mengangkat yield AS.

Sayangnya dollar hanya mampu menguat atas yen dan melemah atas lainnya. Dollar gagal meraih momentum meski Presiden the Fed distrik New York William Dudley mengatakan suku bunga bisa naik sampai 2,5%. The Fed akan menggelar rapat pada 31 Oktober-1 Nopember, kemungkinan akan mengukuhkan rencana kenaikan suku bunga pada Desember nanti.

Dengan the Fed diperkirakan menaikkan suku bunganya untuk ketiga kalinya tahun ini pada Desember, pasar kini sedang mencari informasi mengenai siapa pengganti Yellen setelah masa jabatannya berakhir pada Februari nanti. Informasi terbaru menyebutkan Presiden Trump punya lima kandidat dan kemungkinan akan diumumkan sebelum kunjungannya ke Asia Nopember nanti.

Para pengamat menyebut siapa ketua the Fed selanjutnya menjadi salah satu fokus penting di pasar saat ini. Siapapun itu, the Fed akan terus melanjutkan normalisasi kebijakan moneter dan kenaikan suku bunganya. Dollar terangkat setelah muncul berita ekonom Stanford University John Taylor muncul sebagai kandidat utama. Taylor dikenal sebagai ahli moneter dan menurut formulanya, yang disebut dengan Aturan Taylor, Fed fund rate harus lebih tinggi dari 1,0-1,25%.

Indeks dollar turun 0,1% ke 93,36 setelah gagal menembus resistance 93,75 kemarin. Penutupan di bawah 93,35 menjadi pertanda untuk lanjut menuju 93,00. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 113,00 setelah menguat 0,6% kemarin. Penutupan di atas 113,30-113,50 menjaga momentum bullish dengan target 114,00.


Sumber berita : Nizar Hilmy | Strategydesk

Akankah Shinzo Abe Memenangkan Pemilu Jepang?


Shinzo Abe diprediksi akan bertahan di kursi kekuasaannya karena popularitas yang membaik.
 
Korea Utara menjadi alasan mengapa Abe ngotot memajukan jadwal pemilu.
 
Akhir September lalu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan akan mengadakan pemilihan lebih awal. Keputusan Abe untuk memajukan jadwal pemilihan didasari atas kegelisahannya atas ketegangan regional yang diciptakan Korea Utara lewat serangkaian uji coba rudal balistik. Sedianya, jadwal pemilihan umum di Jepang diselenggarakan tahun depan.

“Keputusan ini diambil untuk merespon permasalahan yang sedang terjadi. Khususnya dalam kapasitas saya sebagai pemimpin nasional. Hal ini adalah misi saya selaku Perdana Menteri,” ujarnya seperti dilansir The New York Times.

Abe melihat kekuatan oposisi mulai melemah dan terbagi semenjak mundurnya pemimpin Partai Demokrat, Renho Murata pada Juli lalu. Momentum tersebut ingin dimanfaatkan Abe dengan memajukan agenda pemilihan.

Di samping faktor yang ditimbulkan Korea Utara, alasan Abe mengadakan pemilihan lebih cepat dari jadwal seharusnya ialah untuk memastikan sekaligus mempertahankan jabatan Perdana Menteri. Tujuan lainnya yaitu memantapkan peluangnya sebagai pimpinan Partai Demokrasi Liberal (LDP).

Keyakinan Abe untuk bisa melanggengkan jabatannya bukan tanpa dasar. Tingkat elektabilitasnya perlahan pulih dalam beberapa waktu terakhir semenjak skandal korupsi yang melibatkan pejabat pemerintahan di bidang pendidikan pada musim panas lalu.

Penyebab naiknya elektabilitas Abe adalah keberhasilan nya membalikkan prediksi banyak orang mengenai pertumbuhan ekonomi. Dalam tiga bulan terakhir, rata-rata pertumbuhan GDP Jepang menyentuh angka 2,5 persen.

Selama menjabat, banyak pihak menyebutkan terdapat dua tantangan yang sedang dihadapi pemerintahan Abe. Tantangan pertama ialah Korea Utara, yang dianggap Abe sebagai ancaman nasional yang harus segera diselesaikan.

Keadaan tersebut membuat Jepang berpikir ulang mengenai strategi pertahanannya. Awal tahun lalu, Abe memasang tenggat waktu tahun 2020 untuk mengubah pasal 9 konstitusi Jepang. Hakikatnya, pasal itu merupakan warisan Amerika yang diberlakukan pasca Perang Dunia II. Poin terpenting yang termaksub dalam pasal tersebut adalah Jepang dilarang mempertahankan kekuatan militernya.

Maka dari itu, Abe hendak menghapus pasal larangan tersebut agar Jepang mampu mengelola ancaman yang ditimbulkan Korea Utara dengan kekuatan militernya sendiri. Guna memuluskan langkahnya, koalisi Abe (LDP dan Komeito) harus meraih dua per tiga kursi mayoritas di majelis rendah.

Wacana ini sudah ditentang China dan Korea Selatan yang berpendapat hadirnya militer Jepang hanya akan membangkitkan “memori masa lalu tentang peperangan.” Florian Kohlbacher, direktur Economist Corporate Network Asia Utara menjelaskan, perubahan konstitusi yang diinginkan Abe merupakan salah satu ambisinya untuk meneruskan kesuksesan reformasi ekonomi Abenomics.

Kemudian yang tak kalah penting adalah kenaikan pajak konsumsi. Program ini dianggap tidak populer untuk publik Jepang. Secara garis besar, kenaikan pajak konsumsi digunakan untuk mendanai pengeluaran jaminan sosial serta membayar hutang pemerintah. Untuk memuluskan program itu, Abe menjanjikan paket stimulus sebesar 2 triliun yen ($17,8 miliar) untuk perawatan anak, pendidikan, sampai jaminan sosial bagi orang tua.
  
Yuriko Koike: Lawan Baru Abe dari Tokyo

Tanggal pemilihan sudah diputuskan: 22 Oktober 2017. Masa-masa kampanye mulai digencarkan. Nyatanya, Abe tak sendirian. Perlawanan dipastikan muncul dari sosok Yuriko Koike dengan partai yang baru didirikannya, Kibo no to atau Partai Harapan.

“Kami menawarkan alternatif kepada para pemilih agar bisa mengkoreksi politik yang didominasi Abe,” jelas Koike saat acara debat pada Minggu (8/10/2017) kemarin.

Keberadaan Koike tidak bisa dianggap remeh oleh Abe. Pada musim panas 2016 lalu, Koike menggemparkan dunia politik Jepang ketika berhasil memenangkan pemilihan gubernur. Singkat kata, Koike menjadi gubernur perempuan pertama Tokyo. Lalu, saat pemilihan regional di Tokyo, partai Abe kalah oleh Partai Koike Tomim yang menaungi Koike. LDP memperoleh 23 kursi, sedangkan Koike Tomim mendapat 79 kursi. 

Pertarungan Abe dan Koike diperkirakan tak jauh dari isu seputar Korea Utara, pajak konsumsi, serta pengelolaan energi nuklir. Untuk Korea Utara, Koike sepakat dengan usulan Abe mengubah pasal konstitusi tentang kekuatan militer. Sementara untuk pajak konsumsi, keduanya berbeda pendapat. Abe mendorong terwujudnya program itu untuk mendanai pengeluaran sosial. Sedangkan Koike menolak wacana tersebut dan cenderung mengalokasikan dana untuk keluarga miskin.

Kemudian untuk sektor energi, Abe ingin mendorong pengelolaan nuklir guna menurunkan ketergantungan Jepang pada impor bahan bakar yang mahal. Bagi Abe, tenaga nuklir membantunya memenuhi komitmen perubahan iklim. Di lain sisi, Koike ingin menghapuskan tenaga nuklir pada 2030 dan berupaya meningkatkan energi terbarukan.

Berbagai hasil jejak pendapat menempatkan Abe dan koalisinya sebagai pemenang pemilu. Berdasarkan polling yang dikeluarkan Kyodo News, 30 persen koresponden memilih partai Abe, 8 persen oposisi, serta 42,2 persen belum menentukan pilihannya. Majalah Nikkei juga merilis hasil serupa; koalisi Abe diprediksi mendapatkan 290 kursi dan partai Koike hanya 69 kursi.

Sumber berita : tirto.id - Reporter: M Faisal Reza Irfan


GBP/USD Turun Menjelang Penjualan Ritel Inggris


Pasangan GBP/USD gagal mempertahankan tingkat yang lebih tinggi lagi dan memangkas kenaikan selama satu jam terakhir, karena pasar menunggu rilis penjualan ritel Inggris untuk arah berikutnya.

GBP/USD terjual habis di dekat level 1,3225

Pasangan tersebut terlihat mempertahankan tawaran beli kecil di awal Eropa, karena investor tetap waspada terhadap hasil penjualan ritel Inggris. Penjualan ritel diperkirakan turun menjadi 0,1% bulan/bulan di bulan September, sementara secara tahunan, pertumbuhan terlihat melambat menjadi 2,1% dari 2,4%.

Selain itu, meningkatnya kewaspadaan menjelang pidato PM Inggris Theresa May pada hari pertama KTT Brexit/UE yang dimulai akhir hari ini, juga membebani Pound. Sementara itu, terhentinya penjualan Dolar AS secara luas mendukung penurunan baru yang terlihat di Cable.

Fokus sekarang tertuju pada laporan penjualan ritel Inggris

Aussie Menguras Perolehannya Pasca GDP China


Sempat melonjak setelah laporan Employment Change, Dolar Australia tampak bergerak turun menghapus perolehan di level tingginya menyusul data GDP China. China merupakan negara partner perdagangan nomor satu bagi Australia, sehingga laporan data ekonominya memiliki pengaruh terhadap nilai tukar Dolar Australia. 

AUD/USD melonjak ke angka 0.7871 dari 0.7848, setelah data Ketenagakerjaan Australia (Employment Change) dilaporan menguat. Biro Statistik ABS mencatat, Tingkat Pengangguran Australia melorot ke level rendah empat tahun, yakni di 5.5 persen pada bulan September, sesuai dengan ekpektasi pasar.

Level tersebut, yang juga lebih baik daripada level pada bulan Februari 2013, berkombinasi dengan tambahan 19,800 lapangan kerja pada bulan September. Padahal menurut prediksi pasar, tambahan lapangan kerja di Australia pada bulan tersebut hanya akan mencapai 15,000.

Tren pertumbuhan tenaga kerja usia produktif Australia juga meningkat sebanyak 0.7 persen, menjadi 61.6 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak bulan Agustus 2012. Tenaga kerja purna waktu (full-time) bertambah sebanyak 6,100 orang sedangkan tenaga kerja paruh waktu bertambah 13,700 orang.

Apiknya data Ketenagakerjaan Australia kali ini membuat para ekonom dari NSW menambah pandangan optimistis. Apabila tingkat pengangguran mampu mencapai 4.6 persen, maka Australia akan memasuki babak full employment.

Akan tetapi, begitu data GDP China dirilis setelahnya, AUD/USD tak menambah kenaikan dan menguras perolehannya. AUD/USD turun ke level 0.7846 setelah Biro Statistik China melaporkan GDP negara tersebut untuk kuartal ketiga berada pada persentase 6.8 persen, sesuai ekspektasi.

Kendati perkembangan ekonomi China masih stabil dan bergerak ke arah yang positif, ada tantangan dari lingkungan internasional di tengan perubahan struktural dalam negeri China.

BoJ Tak Butuh Stimulus Ekstra, USD/JPY Melejit



Makoto Sakurai, anggota dewan Bank Sentral Jepang (BoJ), mementahkan pernyataan bahwa bank sentral tersebut membutuhkan tambahan kebijakan moneter longgar. Sakurai mengatakan, bank sentral tidak seharusnya mengambil langkah yang tak perlu untuk mengakselerasi waktu pencapaian target inflasi dua persen. Walaupun, kebijakan moneter longgar memang masih perlu dipertahankan.

Komentar Sakurai itu sangat kontras dengan pejabat BoJ yang lainnya dalam rapat pada bulan September lalu. Mayoritas anggota komite pengambil kebijakan BoJ masih memperingatkan untuk menambah langkah ekstra demi menggenjot inflasi Jepang yang tak kunjung menanjak.

"Tak perlu lagi melakukan tambahan kebijakan apapun untuk mencapai target inflasi dengan cepat," kata Sakurai setelah rapat dengan para pengusaha di Hakodate, Jepang Utara. "Kebijakan kami saat ini, Yield Curve Control YCC, sudah cukup."

BoJ telah mengundurkan waktu pencapaian inflasi sejak meluncurkan program stimulus masifnya tahun 2013 lalu. Alih-alih berhasil, pada bulan Agustus lalu kenaikan inflasi inti Jepang tercatat hanya 0.7 persen (YoY). Padahal, waktu pencapaian target inflasi sudah diundur lagi hingga Maret 2020.

BoJ akan kembali mengadakan rapat pada tanggal 30-31 Oktober 2017 sekaligus memperbarui forecast inflasinya. Sakurai menegaskan, pandangan BoJ bahwa CPI sedang dalam jalur mencapai 2 persen, adalah karena perusahaan-perusahaan juga harus memenuhi kenaikan gaji pegawai untuk mengiringi kenaikan inflasi.


Dolar Bertahan, Pasar Menunggu Kandidat Baru Ketua The Fed

 Dolar AS mempertahankan penguatannya terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Rabu (18/Okt). Para investor sedang mencerna kembali seberapa besar kemungkinan terpilihnya Ketua The Fed yang bersentimen lebih hawkish dibandingkan dengan ketua saat ini, Janet Yellen.


Indeks Dolar berada pada level 93.475, memperpanjang rebound dari revel rendah dua setengah minggu yang tercapai pada hari Jumat lalu, yakni di angka 92.749. Indeks Dolar mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya.

Mengenai kandidat ketua The Fed Presiden AS Donald Trump memiliki lima kandidat untuk dipilih sebagai pemimpin bank sentral negara tersebut. Kemungkinan yang diperkirakan oleh para pengamat, Trump akan mengumumkan hasil pilihannya sebelum bertolak ke Asia dalam rangka kunjungan kenegaraan pada awal November mendatang.

"Siapa yang akan menjadi Gubernur The Fed selanjutnya adalah fokus terpenting bagi pasar saat ini," kata Yukio Ishizuki, ahli Strategi Senior dari Daiwa Securities. Namun, siapapun yang terpilih nanti, The Fed tetap akan melanjutkan normalisasi kebijakan dan suku bunga AS akan naik tahun depan, imbuhnya.

Dolar AS kemarin mendapatkan dorongan dari munculnya nama John Taylor ekonom Stanford University, sebagai kandidat baru ketua bank sentral AS. Taylor dikenal memiliki pandangan lebih hawkish dibanding Janet Yellen, ketua The Fed saat ini.

Senin, 16 Oktober 2017

Mata Uang Dunia

Rebound AUD/USD Terhambat    

Dolar Australia melemah pada hari Senin setelah para investor dan pedagang terlihat berkonsolidasi pasca kenaikan baru-baru ini, sementara berita ekonomi yang lebih optimis dari China, mitra dagang terbesar Australia, diharapkan masih mendukung sentimen terhadap mata uang terkait komoditas.

Faktor lain yang masih menahan tekanan terhadap Aussie adalah penguatan harga bijih besi, penghasil ekspor terbesar di negara itu, di tengah kenaikan harga baja di China.
Data pada hari Senin menunjukkan harga produsen China naik pada kecepatan 6,9 persen pada bulan September, sebagian besar didorong oleh kekuatan komoditas.

Perspektif Analisa Teknikal AUD/USD

Sebelumnya pada hari Jumat, AUDUSD melonjak ke 0,7895 lalu berakhir positif 0,86% pada kerangka waktu harian dan naik 1,55% pada kerangka waktu mingguan.
Penutupan tersebut juga terjadi sedikit di atas level 38,2% Fibonacci retracement di 0,7880 yang berarti masih ada ruang untuk berlanjutnya pergerakan naik AUDUSD di awal pekan ini, targetnya adalah 0,7917/27.
Meskipun saat ini sedang sedikit tertekan, potensi naik AUD/USD hari ini akan tetap terjaga selama pair ini tetap bergerak di atas support kuat pada grafik 4-jam yang saat analisa ini ditulis berada di 0,7855.
Hingga siang ini terlihat level Fibonacci tersebut juga masih menjadi hambatan serius bagi kelanjutan rebound AUD/USD. Jadi, penting untuk terus mencermati penutupan pada kerangka waktu 4-jam terhadap level Fibonacci tersebut. Sebuah penutupan yang cukup jauh di atasnya akan mengembalikan potensi naik AUD/USD.
  
Harapan Bearish Akan Dominasi GBPUSD di Bawah 1.32846 

GBPUSD terus berada di jalur bullish walaupun harus sedikit tertahan karena pada akhir minggu lalu, GBPUSD hanya bergerak dalam range sempit, 1.32845 – 1.33375.
 
Sebenarnya pasar ingin meyakini bawah BREXIT akan menguntungkan Inggris dan pada akhirnya GBPUSD akan menguat. Namun ada beberapa poin atau wacana pada perundingan BREXIT yang mengindikasikan ‘deadlock’. Di sinilah pasar harus berhati – hati. Ditambah langkah bank sentral AS, The FED kemungkinan akan berbeda dengan langkan bank sentral Inggris , BoE. Ini menjadi faktor ekstra hati – hati bagi pasar.

Berdasarkan grafik 1 jam, GBPUSD berpeluang untuk menguji level resistance di 1.33368 jika berhasil kembali ke atas level 1.32846. Sedangkan level support terdeteksi di level 1.32421.
Harapan bearish akan mencoba mendominasi jika GBPUSD gagal berada di atas level 1.32421.
  
Laju Bearish USDJPY Bergelombang 

 USDJPY masih terus terkoreksi sejak gagal bertahan di atas level 113.000. Pergerakannya pada akhir minggu lalu masih terbatas oleh garis tren turun dan di bawah level kritis 112.217.

Gerak bearish USDJPY terlihat bergelombang dan mengindikasikan bertahap dengan dominasi Seller. Ada yang harus dideteksi lebih lanjut, apakah Seller di sini bagi posisi baru ataukah aksi ambil untung dari gerak bullish kemarin dengan potensi Buyer masih berada di pasar.

Berdasarkan grafik 1 jam, USDJPY kembali berada di bawah garis tren resistance dan level kritis 111.950 yang saat ini berperan sebagai resistance. Kedua garis ini akan sedikit membatasi peluang rebound. Target bearish terlihat di level 111.569.

Terbebani Politik, NZD/USD Mendatar di Bawah SMA 200 

Pergerakan naik dolar Selandia Baru terhadap greenback pada hari Senin ini terlihat tertahan meskipun cenderung berlanjut. Ketidakpastian politik kemungkinan akan tetap membuat para investor terus menunggu pengumuman mengenai pemerintah baru negara tersebut yang direncanakan di akhir pekan ini.

Sebelumnya pada hari Jumat dolar Selandia Baru diuntungkan setelah inflasi AS yang lebih lemah dari perkiraan melukai dolar AS namun mungkin tidak akan mendorong jauh lebih tinggi sampai pemerintah baru terbentuk.

Perspektif Analisa Teknikal NZD/USD

Sejak akhir pekan lalu hingga sore ini pergerakan NZD/USD terlihat mendatar atau sideways di bawah simple moving average 200-periode pada grafik 4-jam, sebuah zona resistance penting bagi tren jangka pendek. SMA 200 tersebut kini berada di 0,7210.
Di sisi lain pergerakan naik NZD/USD yang berpangkal di 0,7056 masih memiliki peluang cukup bagus untuk berlanjut dengan dukungan dari support kuat pada kerangka waktu yang sama yang sore ini berada di 0,7160.
Jadi kemungkinan besar hari ini NZD/USD akan tetap bergerak di antara support dan resistance tersebut.

Sumber analisa: ForexSignal88

Kenapa Catalunya Ingin Merdeka dari Spanyol?

Catalonia, dalam bahasa Catalan disebut Catalunya dan dalam bahasa Spanyol disebut Cataluña, adalah sebuah provinsi dengan otonomi khusus di wilayah timur laut Kerajaan Spanyol.
 
Catalunya, yang beribukota Barcelona dan berbatasan dengan Perancis, adalah rumah dari 16 persen populasi Spanyol dan menyumbang 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Catalunya adalah daerah industri dan keuangan dengan PDB per kapita sebesar $27.000 ($30.000), di belakang Madrid (€31.000), The Basque Country (€30.000) dan Navarre (€28.000).

Ada beberapa perusahaan besar yang berasal dari Catalunya seperti Caixabank, perusahaan pakaian Mango, produsen otomotif SEAT dan tentunya tim sepak bola FC Barcelona. Beberapa perusahaan besar asal Asia, Eropa dan Amerika Serikat juga bermarkas di Catalunya untuk mengendalikan operasi bisnis mereka di seantero Spanyol.
Namun kini rakyat Catalunya, tidak seluruhnya, bersiap untuk memberikan suara mereka pada referendum kemerdekaan yang rencananya diadakan pada Minggu, 1 Oktober 2017. Parlemen Catalunya menyetujui referendum tersebut namun tentangan keras datang dari parlemen dan pemerintah Spanyol sehingga mereka memerintahkan pihak kepolisian untuk menindak tegas pada pendukung referendum tersebut. Dunia akan melihat apakah kemauan para Catalan (orang Catalunya) akan terwujud dalam beberapa hari ni atau tidak.

Jika dilihat sekilas, tampaknya situasi di Catalunya baik-baik saja. Bahkan yang lebih santer terdengar adalah tuntutan kemerdekaan dan aksi teror dari separatis Basque. Namun ternyata ada bara dalam sekam yang membuat banyak Catalan ingin memisahkan diri dari Spanyol. Tulisan bersambung ini akan secara sekilas mengungkap alasan dari tuntunan kemerdekaan Catalunya tersebut.

Latar Belakang Sejarah

Wilayah Catalunya, terletak di timur laut Spanyol, adalah wilayah otonom dengan struktur politik, legal dan budaya yang ada sejak berabad-abad lalu.
Bahasa Catalan bukanlah sebuah dialek bahasa Spanyol dan digunakan oleh sembilan juta orang di Catalunya, Valenica, Kepulauan Balearic dan Andorra.

Catalan mengklaim bahwa siapapun dapat melacak bagaimana nenek moyang mereka membentuk sebuah negara yang terpisah dengan mempelajari sejarahnya di abad ke-1 hingga 12. Sedangkan Spanyol adalah sebuah bangsa yang terbentuk melalui perkawinan para bangsawan dan wanita dari berbagai wilayah di Semenanjung Iberia.

Pada tahun 1162, Pangeran Barcelona Ramon Berenguer IV menikahi Putri Petronilla dari Aragon, sehingga terciptalah sebuah wilayah yang kemudian dikenal sebagai Mahkota Aragon yang kemudian berkembang hingga mencakup Majorca, Valencia hingga wilayah yang kini menjadi bagian dari Italia yaitu Sisilia, Sardinia dan Naples.

Pada abad ke-15, Isabella dari Kastilia dan Ferdinand dari Aragon menikah, membentuk kesatuan yang mengikat dasar-dasar Kerajaan Spanyol. Selanjutnya Kastilia atau Castille (bahasa Spanyol), menjadi bahasa pilihan untuk pengadilan dan sastra, namun bahasa Catalan masih digunakan sebagai bahasa lisan.

Pada tahun 1640, Raja Philip IV dari Spanyol memaksa orang Catalan untuk berperang dalam 'Perang Suksesi Spanyol', yang kemudian mendorong pemberontakan melawan mahkota tersebut.
Perang pun berakhir dengan kemenangan Philip V dari French House of Bourbon dan pada tahun 1714 Catalunya dibombardir hingga jatuh ke tangan tentara Franco-Spanyol.

Raja Philip menindas negara Catalan dan wilayah Aragon yang tersisa di wilayah Mahkota Aragon dan menyatukan mereka di bawah apa yang sekarang kita sebut sebagai Spanyol.
Langsung menuju ke abad 20, pada tahun 1936, sebuah kudeta militer untuk menggulingkan Republik akhirnya memicu perang sipil di mana kaum nasionalis menerima bantuan dari Italia dan Nazi Jerman.

Di bawah kekuasaan diktator Jenderal Francisco Franco Bahamonde, otonomi, bahasa, dan budaya Catalan menjadi hal yang terlarang sejak akhir Perang Saudara pada tahun 1939 hingga saat kematian sang diktator pada tahun 1975.
 
Tertindas Semasa Diktator Franco, Budaya Jadi Alasan Para Catalan

Para Catalan telah lama melihat diri mereka secara fundamental berbeda dengan Spanyol dan selama dekade terakhir, dukungan untuk memisahkan diri dari Spanyol semakin berkembang. Lebih dari 7,4 juta orang menganggap diri mereka sebagai Catalan, yang mewakili 16 persen populasi Spanyol.
Dosen senior studi Spanyol dan Catalan di Monash University, Dr. Stewart King, mengatakan alasan finansial dan budaya telah menyebabkan gesekan tersebut.

"Ada alasan finansial dan ada juga alasan budaya, di mana semuanya saling terikat. Ketika Spanyol keluar dari kediktatoran pada tahun 1975, salah satu hal yang mereka lakukan adalah memikirkan kembali apa artinya menjadi orang Spanyol," kata Stewart.

"Ini berasal dari sebuah gagasan bahwa menjadi Spanyol  adalah, saat di bawah kekuasaan rezim Franco, berbahasa Spanyol dan memiliki budaya yang homogen, untuk kemudian menjadi masyarakat plurikultural (pluricultural society), yang mengakui perbedaan dan bahasa dari semua wilayah Spanyol," kata dosen tersebut.

Stewart mengatakan bahwa tekanan dari berbagai pemerintahan konservatif telah menjadi tekanan tersendiri kepada para Catalan untuk membatasi pengajaran bahasa Spanyol tersebut.
"Semakin banyak orang Catalan merasakan gagasan tentang Spanyol multikultural telah lenyap akhir-akhir ini dan mereka merasa bahwa mereka ‘kurang Spanyol’, karena mereka berbicara bahasa Catalan atau mereka mempromosikan pengajaran bahasa Catalan di wilayah mereka," katanya.
 
Catalan Frustasi dengan Pembagian Keuangan yang Tak Adil

Argumen lain yang mendukung kemampuan Catalunya untuk sukses setelah berpisah dari Spanyol adalah produk domestik bruto (PDB) yang sedang berkembang.
Transformasi Barcelona menjadi salah satu gerbang desain dan bioteknologi Eropa serta daya pikat sektor pendidikan yang menggoda para calon siswa dan orang tua mereka, membantu Catalunya tetap menjadi wilayah terkuat yang berkontribusi sebesar 20 persen terhadap ekonomi Spanyol sejak 2006, menurut data OECD.

Pada tahun 2013, PDB per kapita Catalunya adalah 23 persen di atas rata-rata Spanyol dan 17 persen di atas rata-rata Uni Eropa, menurut IDESCAT. Jadi jika Catalunya menjadi sebuah negara, akan menempati peringkat kesembilan sebagai sebuah negara di Uni Eropa.
Wilayah Catalunya juga terus meningkatkan perdagangannya dan menghasilkan 25 persen, atau €65 miliar, dari seluruh ekspor Spanyol. Mayoritas ekspor berasal dari barang konsumsi dan energi juga produk industri.

Banyak pihak di Catalunya melihat ekonomi mereka yang berkembang pesat sebagai indikator kuat yang akan berkembang sebagai negara berdaulat. Catalan melihat ekonomi mereka selama ini hanyalah sebagai alat bagi pemerintah Spanyol.
Catalan juga kecewa karena sebagai daerah kaya, Catalunya hanya menerima lebih sedikit pengeluaran dari pemerintah Spanyol daripada untuk daerah semi otonom lainnya.
Stewart mengatakan redistribusi sumber daya pemerintah telah membuat banyak orang di Catalunya frustrasi.

"Banyak hal kecil telah memberi kontribusi untuk itu (dorongan untuk sebuah referendum) dan salah satunya adalah orang Catalan merasa mereka telah menyumbangkan lebih banyak dana ke wilayah lain di Spanyol. Dan uang yang mereka (pemerintah Spanyol) dapatkan di wilayah lain dari Spanyol telah banyak digunakan dengan buruk," katanya.
"Jadi, mereka merasa ada banyak uang yang telah disia-siakan dan ketika pemotongan terjadi, terutama setelah Krisis Keuangan Global, banyak penduduk Catalunya merasa sasaran mereka (pemerintah Spanyol) tidak adil karena Catalunya adalah salah satu daerah terkaya di Spanyol dan memproduksi lebih banyak," jelas Dr. Stewart.

Para pembayar pajak Catalan sudah kehilangan 8,8 miliar euro lebih banyak dari yang diterimanya dari pemerintah Spanyol dan kehilangan 8,5 persen dari PDB per tahun, demikian menurut Bloomberg Politics, yang menyebabkan timbulnya gesekan di antara kaum separatis.
Namun harus diingat bahwa tidak jarang sebuah pemerintahan berusaha menjembatani kesenjangan kekayaan antar wilayah dan membelanjakan lebih banyak untuk wilayah-wilayah yang relatif miskin di suatu negara.

Risiko yang akan dihadapi Catalunya

Risiko perpisahan Catalunya dengan Spanyol bisa menimbulkan kenaikan hutang Catalunya kepada Spanyol. Pemerintah otonom tersebut telah memiliki utang kepada Spanyol dan menurut The Guardian UK sebagai hutang yang terbesar untuk ukuran sebuah wilayah.
Catalunya juga berpotensi untuk sementara waktu tetap berada di luar Uni Eropa dan akan menderita karena tarif perdagangan dan risiko tersendatnya aliran investasi.
Selanjutnya, menciptakan atau memperkuat struktur, administrasi, pertahanan dan keamanan sebuah negara baru membutuhkan biaya yang sangat mahal. Meskipun demikian separatis Catalunya berpendapat biaya tersebut bisa diimbangi dengan pembayaran pajak yang didistribusikan ulang di wilayah tersebut, demikian menurut Generalitat de Catalunya.

Sumber berita: ForexSignal88, CNN, Politico, SBS Australia, Wikipedia


Yen dan Dolar Australia Berbalik Ditekan Dolar AS Perlahan-lahan


Pada perdagangan pasar uang Asia Pasifik hingga jelang siang di Senin awal pekan ini, secara umum dolar AS kali ini bergerak sedikit memberikan tekanan kepada mata uang utama Asia, dengan pemicu akan naiknya suku bunga the Fed 4 kali lagi di tahun depan serta memburuknya beberapa data ekonomi Asia.

Sejauh ini USDJPY untuk sementara berada di level 111,93 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 111,79.

Untuk mata uang Australia, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7872 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7881. Untuk mata uang China, yuan, atau USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,5675 setelah tadi pagi ditutup di level 6,5666.

Tadi pagi hingga siang, terdapat beberapa data ekonomi dari Jepang serta China yang dirilis, seperti dari Jepang ada data revisi produksi industri yang mengalami penurunan tipis dari 2,1% menjadi 2,0% di bulan lalu. Sedangkan dari China terdapat data inflasi di tingkat produsen maupun konsumen.

Inflasi produsen naik dari 6,3% menjadi 6,9%, tertinggi sejak 8 bulan lampau, sedangkan inflasi konsumen turun dari 1,8% menjadi 1,6%. Hal ini membuat yuan sedikit terkoreksi. Sedangkan dari Australia tidak ada data ekonomi, namun data inflasi China membuat dolar Australia kurang bertenaga di awal pekan ini meskipun harga minyak juga positif.

Namun nyatanya bagi yen sendiri malahan terjadi pelemahannya yang tidak begitu bergejolak hari ini meski juga ada bayang-bayang kondisi Korea Utara serta Timur Tengah/Irak yang juga masih belum reda suasananya, namun tetap tidak ada aksi safe haven. Ini semua karena investor setelah masih melihat hasil pernyataan Janet Yellen semalam.

Dalam sebuah forum perbankan di AS dan dihadiri hampir semua ketua bank sentral utama dunia, Yellen berpendapat bahwa kondisi ekonomi AS masih akan melaju dengan moderat alias berkelanjutan sehingga suku bunga yang naik sangat membantu the Fed untuk menjaga kestabilan ekonomi dalam negeri AS. Yellen juga mengisyaratkan bahwa di Desember nanti sekitar 99,99% suku bunga the Fed naik, dan ditambah pula kondisi inflasi yang masih dibawah target the Fed 2%, kemungkinan kurang dari 2 tahun akan diatas target tersebut.

Kejutan pernyataan keseriusan Yellen ini ditambah pula pernyataan Eric Rosengren, kepala cabang the Fed di Boston, bahwa tahun depan dimungkinkan suku bunga the Fed naik 4 kali. Pernyataan konfrontatif tersebut memang membingungkan pasar di awal pekan setelah di akhir pekan kemarin investor membuang dolar AS pasca kecewa dengan data inflasi dan penjualan eceran AS yang dirasa kurang gregetnya.

Namun buru-buru Yellen semalam menyanggahnya bahwa the Fed maklum dengan buruknya performa ekonomi AS di kuartal ketiga lalu karena faktor bencana alam, namun Yellen menegaskan bahwa kondisi tersebut jangka pendek semata, dan di akhir kuartal 4 nanti akan kembali memuncak kondisi laju ekonomi AS.

Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg