Makoto Sakurai, anggota dewan Bank Sentral Jepang (BoJ), mementahkan pernyataan bahwa bank sentral tersebut membutuhkan tambahan kebijakan moneter longgar. Sakurai mengatakan, bank sentral tidak seharusnya mengambil langkah yang tak perlu untuk mengakselerasi waktu pencapaian target inflasi dua persen. Walaupun, kebijakan moneter longgar memang masih perlu dipertahankan.
Komentar Sakurai itu sangat kontras dengan pejabat BoJ yang lainnya dalam rapat pada bulan September lalu. Mayoritas anggota komite pengambil kebijakan BoJ masih memperingatkan untuk menambah langkah ekstra demi menggenjot inflasi Jepang yang tak kunjung menanjak.
"Tak perlu lagi melakukan tambahan kebijakan apapun untuk mencapai target inflasi dengan cepat," kata Sakurai setelah rapat dengan para pengusaha di Hakodate, Jepang Utara. "Kebijakan kami saat ini, Yield Curve Control YCC, sudah cukup."
BoJ telah mengundurkan waktu pencapaian inflasi sejak meluncurkan program stimulus masifnya tahun 2013 lalu. Alih-alih berhasil, pada bulan Agustus lalu kenaikan inflasi inti Jepang tercatat hanya 0.7 persen (YoY). Padahal, waktu pencapaian target inflasi sudah diundur lagi hingga Maret 2020.
BoJ akan kembali mengadakan rapat pada tanggal 30-31 Oktober 2017 sekaligus memperbarui forecast inflasinya. Sakurai menegaskan, pandangan BoJ bahwa CPI sedang dalam jalur mencapai 2 persen, adalah karena perusahaan-perusahaan juga harus memenuhi kenaikan gaji pegawai untuk mengiringi kenaikan inflasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar