Senin, 16 Oktober 2017

Kenapa Catalunya Ingin Merdeka dari Spanyol?

Catalonia, dalam bahasa Catalan disebut Catalunya dan dalam bahasa Spanyol disebut Cataluña, adalah sebuah provinsi dengan otonomi khusus di wilayah timur laut Kerajaan Spanyol.
 
Catalunya, yang beribukota Barcelona dan berbatasan dengan Perancis, adalah rumah dari 16 persen populasi Spanyol dan menyumbang 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Catalunya adalah daerah industri dan keuangan dengan PDB per kapita sebesar $27.000 ($30.000), di belakang Madrid (€31.000), The Basque Country (€30.000) dan Navarre (€28.000).

Ada beberapa perusahaan besar yang berasal dari Catalunya seperti Caixabank, perusahaan pakaian Mango, produsen otomotif SEAT dan tentunya tim sepak bola FC Barcelona. Beberapa perusahaan besar asal Asia, Eropa dan Amerika Serikat juga bermarkas di Catalunya untuk mengendalikan operasi bisnis mereka di seantero Spanyol.
Namun kini rakyat Catalunya, tidak seluruhnya, bersiap untuk memberikan suara mereka pada referendum kemerdekaan yang rencananya diadakan pada Minggu, 1 Oktober 2017. Parlemen Catalunya menyetujui referendum tersebut namun tentangan keras datang dari parlemen dan pemerintah Spanyol sehingga mereka memerintahkan pihak kepolisian untuk menindak tegas pada pendukung referendum tersebut. Dunia akan melihat apakah kemauan para Catalan (orang Catalunya) akan terwujud dalam beberapa hari ni atau tidak.

Jika dilihat sekilas, tampaknya situasi di Catalunya baik-baik saja. Bahkan yang lebih santer terdengar adalah tuntutan kemerdekaan dan aksi teror dari separatis Basque. Namun ternyata ada bara dalam sekam yang membuat banyak Catalan ingin memisahkan diri dari Spanyol. Tulisan bersambung ini akan secara sekilas mengungkap alasan dari tuntunan kemerdekaan Catalunya tersebut.

Latar Belakang Sejarah

Wilayah Catalunya, terletak di timur laut Spanyol, adalah wilayah otonom dengan struktur politik, legal dan budaya yang ada sejak berabad-abad lalu.
Bahasa Catalan bukanlah sebuah dialek bahasa Spanyol dan digunakan oleh sembilan juta orang di Catalunya, Valenica, Kepulauan Balearic dan Andorra.

Catalan mengklaim bahwa siapapun dapat melacak bagaimana nenek moyang mereka membentuk sebuah negara yang terpisah dengan mempelajari sejarahnya di abad ke-1 hingga 12. Sedangkan Spanyol adalah sebuah bangsa yang terbentuk melalui perkawinan para bangsawan dan wanita dari berbagai wilayah di Semenanjung Iberia.

Pada tahun 1162, Pangeran Barcelona Ramon Berenguer IV menikahi Putri Petronilla dari Aragon, sehingga terciptalah sebuah wilayah yang kemudian dikenal sebagai Mahkota Aragon yang kemudian berkembang hingga mencakup Majorca, Valencia hingga wilayah yang kini menjadi bagian dari Italia yaitu Sisilia, Sardinia dan Naples.

Pada abad ke-15, Isabella dari Kastilia dan Ferdinand dari Aragon menikah, membentuk kesatuan yang mengikat dasar-dasar Kerajaan Spanyol. Selanjutnya Kastilia atau Castille (bahasa Spanyol), menjadi bahasa pilihan untuk pengadilan dan sastra, namun bahasa Catalan masih digunakan sebagai bahasa lisan.

Pada tahun 1640, Raja Philip IV dari Spanyol memaksa orang Catalan untuk berperang dalam 'Perang Suksesi Spanyol', yang kemudian mendorong pemberontakan melawan mahkota tersebut.
Perang pun berakhir dengan kemenangan Philip V dari French House of Bourbon dan pada tahun 1714 Catalunya dibombardir hingga jatuh ke tangan tentara Franco-Spanyol.

Raja Philip menindas negara Catalan dan wilayah Aragon yang tersisa di wilayah Mahkota Aragon dan menyatukan mereka di bawah apa yang sekarang kita sebut sebagai Spanyol.
Langsung menuju ke abad 20, pada tahun 1936, sebuah kudeta militer untuk menggulingkan Republik akhirnya memicu perang sipil di mana kaum nasionalis menerima bantuan dari Italia dan Nazi Jerman.

Di bawah kekuasaan diktator Jenderal Francisco Franco Bahamonde, otonomi, bahasa, dan budaya Catalan menjadi hal yang terlarang sejak akhir Perang Saudara pada tahun 1939 hingga saat kematian sang diktator pada tahun 1975.
 
Tertindas Semasa Diktator Franco, Budaya Jadi Alasan Para Catalan

Para Catalan telah lama melihat diri mereka secara fundamental berbeda dengan Spanyol dan selama dekade terakhir, dukungan untuk memisahkan diri dari Spanyol semakin berkembang. Lebih dari 7,4 juta orang menganggap diri mereka sebagai Catalan, yang mewakili 16 persen populasi Spanyol.
Dosen senior studi Spanyol dan Catalan di Monash University, Dr. Stewart King, mengatakan alasan finansial dan budaya telah menyebabkan gesekan tersebut.

"Ada alasan finansial dan ada juga alasan budaya, di mana semuanya saling terikat. Ketika Spanyol keluar dari kediktatoran pada tahun 1975, salah satu hal yang mereka lakukan adalah memikirkan kembali apa artinya menjadi orang Spanyol," kata Stewart.

"Ini berasal dari sebuah gagasan bahwa menjadi Spanyol  adalah, saat di bawah kekuasaan rezim Franco, berbahasa Spanyol dan memiliki budaya yang homogen, untuk kemudian menjadi masyarakat plurikultural (pluricultural society), yang mengakui perbedaan dan bahasa dari semua wilayah Spanyol," kata dosen tersebut.

Stewart mengatakan bahwa tekanan dari berbagai pemerintahan konservatif telah menjadi tekanan tersendiri kepada para Catalan untuk membatasi pengajaran bahasa Spanyol tersebut.
"Semakin banyak orang Catalan merasakan gagasan tentang Spanyol multikultural telah lenyap akhir-akhir ini dan mereka merasa bahwa mereka ‘kurang Spanyol’, karena mereka berbicara bahasa Catalan atau mereka mempromosikan pengajaran bahasa Catalan di wilayah mereka," katanya.
 
Catalan Frustasi dengan Pembagian Keuangan yang Tak Adil

Argumen lain yang mendukung kemampuan Catalunya untuk sukses setelah berpisah dari Spanyol adalah produk domestik bruto (PDB) yang sedang berkembang.
Transformasi Barcelona menjadi salah satu gerbang desain dan bioteknologi Eropa serta daya pikat sektor pendidikan yang menggoda para calon siswa dan orang tua mereka, membantu Catalunya tetap menjadi wilayah terkuat yang berkontribusi sebesar 20 persen terhadap ekonomi Spanyol sejak 2006, menurut data OECD.

Pada tahun 2013, PDB per kapita Catalunya adalah 23 persen di atas rata-rata Spanyol dan 17 persen di atas rata-rata Uni Eropa, menurut IDESCAT. Jadi jika Catalunya menjadi sebuah negara, akan menempati peringkat kesembilan sebagai sebuah negara di Uni Eropa.
Wilayah Catalunya juga terus meningkatkan perdagangannya dan menghasilkan 25 persen, atau €65 miliar, dari seluruh ekspor Spanyol. Mayoritas ekspor berasal dari barang konsumsi dan energi juga produk industri.

Banyak pihak di Catalunya melihat ekonomi mereka yang berkembang pesat sebagai indikator kuat yang akan berkembang sebagai negara berdaulat. Catalan melihat ekonomi mereka selama ini hanyalah sebagai alat bagi pemerintah Spanyol.
Catalan juga kecewa karena sebagai daerah kaya, Catalunya hanya menerima lebih sedikit pengeluaran dari pemerintah Spanyol daripada untuk daerah semi otonom lainnya.
Stewart mengatakan redistribusi sumber daya pemerintah telah membuat banyak orang di Catalunya frustrasi.

"Banyak hal kecil telah memberi kontribusi untuk itu (dorongan untuk sebuah referendum) dan salah satunya adalah orang Catalan merasa mereka telah menyumbangkan lebih banyak dana ke wilayah lain di Spanyol. Dan uang yang mereka (pemerintah Spanyol) dapatkan di wilayah lain dari Spanyol telah banyak digunakan dengan buruk," katanya.
"Jadi, mereka merasa ada banyak uang yang telah disia-siakan dan ketika pemotongan terjadi, terutama setelah Krisis Keuangan Global, banyak penduduk Catalunya merasa sasaran mereka (pemerintah Spanyol) tidak adil karena Catalunya adalah salah satu daerah terkaya di Spanyol dan memproduksi lebih banyak," jelas Dr. Stewart.

Para pembayar pajak Catalan sudah kehilangan 8,8 miliar euro lebih banyak dari yang diterimanya dari pemerintah Spanyol dan kehilangan 8,5 persen dari PDB per tahun, demikian menurut Bloomberg Politics, yang menyebabkan timbulnya gesekan di antara kaum separatis.
Namun harus diingat bahwa tidak jarang sebuah pemerintahan berusaha menjembatani kesenjangan kekayaan antar wilayah dan membelanjakan lebih banyak untuk wilayah-wilayah yang relatif miskin di suatu negara.

Risiko yang akan dihadapi Catalunya

Risiko perpisahan Catalunya dengan Spanyol bisa menimbulkan kenaikan hutang Catalunya kepada Spanyol. Pemerintah otonom tersebut telah memiliki utang kepada Spanyol dan menurut The Guardian UK sebagai hutang yang terbesar untuk ukuran sebuah wilayah.
Catalunya juga berpotensi untuk sementara waktu tetap berada di luar Uni Eropa dan akan menderita karena tarif perdagangan dan risiko tersendatnya aliran investasi.
Selanjutnya, menciptakan atau memperkuat struktur, administrasi, pertahanan dan keamanan sebuah negara baru membutuhkan biaya yang sangat mahal. Meskipun demikian separatis Catalunya berpendapat biaya tersebut bisa diimbangi dengan pembayaran pajak yang didistribusikan ulang di wilayah tersebut, demikian menurut Generalitat de Catalunya.

Sumber berita: ForexSignal88, CNN, Politico, SBS Australia, Wikipedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar