Catalunya,
yang beribukota Barcelona dan berbatasan dengan Perancis, adalah rumah
dari 16 persen populasi Spanyol dan menyumbang 20 persen dari produk
domestik bruto (PDB) negara tersebut. Catalunya adalah daerah industri
dan keuangan dengan PDB per kapita sebesar $27.000 ($30.000), di
belakang Madrid (€31.000), The Basque Country (€30.000) dan Navarre
(€28.000).
Ada
beberapa perusahaan besar yang berasal dari Catalunya seperti Caixabank,
perusahaan pakaian Mango, produsen otomotif SEAT dan tentunya tim sepak
bola FC Barcelona. Beberapa perusahaan besar asal Asia, Eropa dan
Amerika Serikat juga bermarkas di Catalunya untuk mengendalikan operasi
bisnis mereka di seantero Spanyol.
Namun kini
rakyat Catalunya, tidak seluruhnya, bersiap untuk memberikan suara
mereka pada referendum kemerdekaan yang rencananya diadakan pada Minggu,
1 Oktober 2017. Parlemen Catalunya menyetujui referendum tersebut namun
tentangan keras datang dari parlemen dan pemerintah Spanyol sehingga
mereka memerintahkan pihak kepolisian untuk menindak tegas pada
pendukung referendum tersebut. Dunia akan melihat apakah kemauan para
Catalan (orang Catalunya) akan terwujud dalam beberapa hari ni atau
tidak.
Jika
dilihat sekilas, tampaknya situasi di Catalunya baik-baik saja. Bahkan
yang lebih santer terdengar adalah tuntutan kemerdekaan dan aksi teror
dari separatis Basque. Namun ternyata ada bara dalam sekam yang membuat
banyak Catalan ingin memisahkan diri dari Spanyol. Tulisan bersambung
ini akan secara sekilas mengungkap alasan dari tuntunan kemerdekaan
Catalunya tersebut.
Latar Belakang Sejarah
Wilayah
Catalunya, terletak di timur laut Spanyol, adalah wilayah otonom dengan
struktur politik, legal dan budaya yang ada sejak berabad-abad lalu.
Bahasa
Catalan bukanlah sebuah dialek bahasa Spanyol dan digunakan oleh
sembilan juta orang di Catalunya, Valenica, Kepulauan Balearic dan
Andorra.
Catalan
mengklaim bahwa siapapun dapat melacak bagaimana nenek moyang mereka
membentuk sebuah negara yang terpisah dengan mempelajari sejarahnya di
abad ke-1 hingga 12. Sedangkan Spanyol adalah sebuah bangsa yang
terbentuk melalui perkawinan para bangsawan dan wanita dari berbagai
wilayah di Semenanjung Iberia.
Pada tahun
1162, Pangeran Barcelona Ramon Berenguer IV menikahi Putri Petronilla
dari Aragon, sehingga terciptalah sebuah wilayah yang kemudian dikenal
sebagai Mahkota Aragon yang kemudian berkembang hingga mencakup Majorca,
Valencia hingga wilayah yang kini menjadi bagian dari Italia yaitu
Sisilia, Sardinia dan Naples.
Pada abad
ke-15, Isabella dari Kastilia dan Ferdinand dari Aragon menikah,
membentuk kesatuan yang mengikat dasar-dasar Kerajaan Spanyol.
Selanjutnya Kastilia atau Castille (bahasa Spanyol), menjadi bahasa
pilihan untuk pengadilan dan sastra, namun bahasa Catalan masih
digunakan sebagai bahasa lisan.
Pada tahun
1640, Raja Philip IV dari Spanyol memaksa orang Catalan untuk berperang
dalam 'Perang Suksesi Spanyol', yang kemudian mendorong pemberontakan
melawan mahkota tersebut.
Perang pun
berakhir dengan kemenangan Philip V dari French House of Bourbon dan
pada tahun 1714 Catalunya dibombardir hingga jatuh ke tangan tentara
Franco-Spanyol.
Raja
Philip menindas negara Catalan dan wilayah Aragon yang tersisa di
wilayah Mahkota Aragon dan menyatukan mereka di bawah apa yang sekarang
kita sebut sebagai Spanyol.
Langsung
menuju ke abad 20, pada tahun 1936, sebuah kudeta militer untuk
menggulingkan Republik akhirnya memicu perang sipil di mana kaum
nasionalis menerima bantuan dari Italia dan Nazi Jerman.
Tertindas Semasa Diktator Franco, Budaya Jadi Alasan Para Catalan
Para
Catalan telah lama melihat diri mereka secara fundamental berbeda dengan
Spanyol dan selama dekade terakhir, dukungan untuk memisahkan diri dari
Spanyol semakin berkembang. Lebih dari 7,4 juta orang menganggap diri
mereka sebagai Catalan, yang mewakili 16 persen populasi Spanyol.
Dosen
senior studi Spanyol dan Catalan di Monash University, Dr. Stewart King,
mengatakan alasan finansial dan budaya telah menyebabkan gesekan
tersebut.
"Ada
alasan finansial dan ada juga alasan budaya, di mana semuanya saling
terikat. Ketika Spanyol keluar dari kediktatoran pada tahun 1975, salah
satu hal yang mereka lakukan adalah memikirkan kembali apa artinya
menjadi orang Spanyol," kata Stewart.
"Ini
berasal dari sebuah gagasan bahwa menjadi Spanyol adalah, saat di bawah
kekuasaan rezim Franco, berbahasa Spanyol dan memiliki budaya yang
homogen, untuk kemudian menjadi masyarakat plurikultural (pluricultural society), yang mengakui perbedaan dan bahasa dari semua wilayah Spanyol," kata dosen tersebut.
Stewart
mengatakan bahwa tekanan dari berbagai pemerintahan konservatif telah
menjadi tekanan tersendiri kepada para Catalan untuk membatasi
pengajaran bahasa Spanyol tersebut.
"Semakin
banyak orang Catalan merasakan gagasan tentang Spanyol multikultural
telah lenyap akhir-akhir ini dan mereka merasa bahwa mereka ‘kurang Spanyol’, karena mereka berbicara bahasa Catalan atau mereka mempromosikan pengajaran bahasa Catalan di wilayah mereka," katanya.
Catalan Frustasi dengan Pembagian Keuangan yang Tak Adil
Argumen
lain yang mendukung kemampuan Catalunya untuk sukses setelah berpisah
dari Spanyol adalah produk domestik bruto (PDB) yang sedang berkembang.
Transformasi
Barcelona menjadi salah satu gerbang desain dan bioteknologi Eropa
serta daya pikat sektor pendidikan yang menggoda para calon siswa dan
orang tua mereka, membantu Catalunya tetap menjadi wilayah terkuat yang
berkontribusi sebesar 20 persen terhadap ekonomi Spanyol sejak 2006,
menurut data OECD.
Pada tahun
2013, PDB per kapita Catalunya adalah 23 persen di atas rata-rata
Spanyol dan 17 persen di atas rata-rata Uni Eropa, menurut IDESCAT. Jadi
jika Catalunya menjadi sebuah negara, akan menempati peringkat
kesembilan sebagai sebuah negara di Uni Eropa.
Wilayah
Catalunya juga terus meningkatkan perdagangannya dan menghasilkan 25
persen, atau €65 miliar, dari seluruh ekspor Spanyol. Mayoritas ekspor
berasal dari barang konsumsi dan energi juga produk industri.
Banyak
pihak di Catalunya melihat ekonomi mereka yang berkembang pesat sebagai
indikator kuat yang akan berkembang sebagai negara berdaulat. Catalan
melihat ekonomi mereka selama ini hanyalah sebagai alat bagi pemerintah
Spanyol.
Catalan
juga kecewa karena sebagai daerah kaya, Catalunya hanya menerima lebih
sedikit pengeluaran dari pemerintah Spanyol daripada untuk daerah semi
otonom lainnya.
Stewart mengatakan redistribusi sumber daya pemerintah telah membuat banyak orang di Catalunya frustrasi.
"Banyak
hal kecil telah memberi kontribusi untuk itu (dorongan untuk sebuah
referendum) dan salah satunya adalah orang Catalan merasa mereka telah
menyumbangkan lebih banyak dana ke wilayah lain di Spanyol. Dan uang
yang mereka (pemerintah Spanyol) dapatkan di wilayah lain dari Spanyol
telah banyak digunakan dengan buruk," katanya.
"Jadi,
mereka merasa ada banyak uang yang telah disia-siakan dan ketika
pemotongan terjadi, terutama setelah Krisis Keuangan Global, banyak
penduduk Catalunya merasa sasaran mereka (pemerintah Spanyol) tidak adil
karena Catalunya adalah salah satu daerah terkaya di Spanyol dan
memproduksi lebih banyak," jelas Dr. Stewart.
Para
pembayar pajak Catalan sudah kehilangan 8,8 miliar euro lebih banyak
dari yang diterimanya dari pemerintah Spanyol dan kehilangan 8,5 persen
dari PDB per tahun, demikian menurut Bloomberg Politics, yang menyebabkan timbulnya gesekan di antara kaum separatis.
Namun
harus diingat bahwa tidak jarang sebuah pemerintahan berusaha
menjembatani kesenjangan kekayaan antar wilayah dan membelanjakan lebih
banyak untuk wilayah-wilayah yang relatif miskin di suatu negara.
Risiko yang akan dihadapi Catalunya
Risiko
perpisahan Catalunya dengan Spanyol bisa menimbulkan kenaikan hutang
Catalunya kepada Spanyol. Pemerintah otonom tersebut telah memiliki
utang kepada Spanyol dan menurut The Guardian UK sebagai hutang yang terbesar untuk ukuran sebuah wilayah.
Catalunya
juga berpotensi untuk sementara waktu tetap berada di luar Uni Eropa dan
akan menderita karena tarif perdagangan dan risiko tersendatnya aliran
investasi.
Selanjutnya,
menciptakan atau memperkuat struktur, administrasi, pertahanan dan
keamanan sebuah negara baru membutuhkan biaya yang sangat mahal.
Meskipun demikian separatis Catalunya berpendapat biaya tersebut bisa
diimbangi dengan pembayaran pajak yang didistribusikan ulang di wilayah
tersebut, demikian menurut Generalitat de Catalunya.
Sumber berita: ForexSignal88, CNN, Politico, SBS Australia, Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar