Selasa, 07 November 2017

Sterling Memperkuat Tapi Tetap Ketidakpastian Negosiasi Brexit

Pada hari Senin, pound sterling mengurangi beberapa kerugian sebelumnya setelah tergelincir terhadap dolar AS selama tiga minggu berturut-turut, namun keuntungan mata uang yang kuat dapat terhambat oleh ketidakpastian lanjutan seputar perundingan Brexit dan ketidakstabilan di Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris.
Investor memantau negosiasi seputar hubungan Inggris di masa depan dengan Uni Eropa karena dampaknya tidak hanya pada kepercayaan bisnis dan pertumbuhan ekonomi namun juga kenaikan suku bunga lebih lanjut setelah keputusan Bank of England menaikkan suku bunga minggu lalu.
Gubernur BoE Mark Carney mengatakan pada hari Kamis bahwa bank tersebut merencanakan kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam tiga tahun ke depan, namun hasil perundingan Brexit tetap menjadi faktor dalam membentuk kebijakan tingkat suku bunga di masa depan.
"Semua asumsi BoE saat ini didasarkan pada transisi Brexit yang mulus," kata Craig Erlam, seorang analis pasar pada perusahaan perdagangan valuta asing OANDA.
"Jadi, jika kita mengalami masalah, akan negatif bagi pound, karena akan berpotensi dua kenaikan suku bunga mungkin tidak terwujud," tambah Erlam.
Sterling berakhir 0,76 persen terhadap dolar AS pada hari Senin di $ 1,3174, setelah jatuh selama tiga minggu berturut-turut. Sterling juga membebani euro sehingga pasangan EUR / GBP berakhir turun 0,73 persen pada £ 0,8813.
Kelompok lobi bisnis paling kuat di Inggris mendesak Perdana Menteri Inggris Theresa May pada hari Senin untuk memberikan kejelasan tentang bagaimana Brexit akan bekerja, namun PM May menanggapi dengan sedikit rincian selain mengulang rencana untuk mencari kesepakatan transisi sesegera mungkin.
Kelompok tersebut, Konfederasi Industri Inggris (CBI), mengatakan pada hari Minggu bahwa hampir dua dari tiga perusahaan Inggris akan memiliki rencana darurat pada bulan Maret untuk mempersiapkan kemungkinan bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun (kesepakatan Brexit).
Inggris akan memasuki babak berikutnya perundingan Brexit pada akhir minggu ini, di mana topik penting dari hubungan dagang masa depannya dengan UE akan dibahas untuk pertama kalinya.
Namun, proses tersebut memasuki masa ketidakstabilan, karena Westminster juga terganggu oleh skandal pelecehan seksual yang menyebabkan pengunduran diri seorang tokoh terkenal, mengancam posisi mayoritas kekuatan politik PM May.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar