Pada hari Selasa harga emas kembali berada di bawah tekanan karena permintaan terhadap aset-aset safe haven berkurang seiring memudarnya kekhawatiran pasar karena ketidakpastian politik di Timur Tengah yaitu aksi penangkapan sejumlah bangsawan dan tokoh tingkat atas Arab Saudi atas tuduhan korupsi.
Pasar juga
sempat khawatir dengan ekskalasi ketegangan antara kerajaan tersebut
dengan musuh bebuyutannya yaitu Iran dan Lebanon yang didukung militan
Hizbullah yang berafiliasi dengan Iran, yang menurut Arab Saudi telah
mendeklarasikan perang terhadapnya.
Selain itu, harga emas juga tertekan karena pada sesi perdagangan kemarin setelah dolar AS berhasil meraih momentum bullish tambahan setelah sebuah data ketenagakerjaan yang optimis dirilis.
Data
MetaTrader yang digunakan tim FS88 Research Division menunjukkan pada
sesi Selasa harga emas turun ke $1271,65 dan ditutup negatif di $1274,95
atau turun 0,53 persen dibandingkan dengan penutupan sesi Senin di
$1281,75.
Harga emas
juga melepas sebagian besar keuntungan yang diraih pada sesi Senin
karena dolar AS menguat seiring munculnya tanda-tanda kemajuan pada
reformasi perpajakan dan data pasar tenaga kerja yang bullish.
Laporan
Departemen Tenaga Kerja AS terakhir yaitu Job Openings and Labor
Turnover Survey (JOLTs), sebuah ukuran permintaan tenaga kerja,
menunjukkan lowongan pekerjaan pada bulan September meningkat menjadi
sekitar 6,1 juta, mengalahkan ekspektasi sebesar 6,091 juta.
Namun
dolar AS mengurangi sebagian kenaikannya pasca data tersebut karena para
pedagang bersiap untuk mendengar pidato Presiden AS Donald Trump
tentang Korea Utara yang dijadwalkan pada hari Rabu waktu setempat.
Trump akan menggunakan pidato tersebut untuk menutup kunjungannya ke
Korea Selatan sebelum terbang ke Beijing pada hari Rabu sebagai bagian
dari tur Asia selama 12 hari.
Dolar AS
juga masih cenderung menguat setelah data CFTC pada akhir pekan lalu
menunjukkan para spekulan pasar uang mengurangi posisi jual atau net short positions dolar AS.
Harga emas
sensitif terhadap pergerakan dolar AS dengan greenback yang lebih
tinggi berpotensi membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi para
pembeli yang menggunakan mata uang asing, sehingga mengurangi permintaan
terhadap logam kuning tersebut.
Sumber berita: Reuters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar