Rabu, 08 November 2017

Harga Minyak Tak Kuasa Hadapi Aksi Ambil Untung



Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak akhirnya takluk juga untuk ditutup dengan mengalami pelemahan setelah sebelumnya harga minyak Brent dan WTI berada di area yang tidak pernah terjadi sejak Juni 2015 atau 2 tahun lebih dengan friksi-friksi kecil yang terjadi antara Arab Saudi dengan Iran yang membuat investor minyak kuatir dengan sisi geopolitik tersebut.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Desember di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,38 atau 0,66% di level $56,98 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,71 atau 1,10% di harga $63,56 per barel.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman atau MBS, yang sangat mendukung pembatasan pasokan minyak dunia agar harga minyak tetap naik, telah melakukan bersih-bersih kabinet Arab Saudi, namun tampaknya Iran tidak berkenan dengan pergerakan MBS ini sehingga sedikit mengirim peringatan kecilnya kepada MBS, dan pasar memberi respon aksi ambil untungnya kuatir dengan program pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph yang bisa terganggu.
Agenda di pertemuan evaluasi komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph di 30 November, dapat dipastikan akan membahas perpanjangan waktu komitmen tersebut hingga akhir 2018, demikian ungkap Sekjen OPEC Mohammad Barkindo. Selain itu, Barkindo menyatakan bahwa akan mengundang negara-negara lain yang sebelumnya tidak ikut komitmen tersebut untuk diundang ke Wina juga.
Namun usaha Arab Saudi untuk membujuk Brasil sebagai produsen minyak terbesar di Amerika Latin telah gagal guna ikut serta dalam komitmen tersebut sehingga pasar menanggapinya dengan sisi jual minyak.
Meski Baker Hughes pekan lalu mengumumkan bahwa jumlah kilang minyak AS mengalami pengurangan jumlah yang aktif sebanyak 8 buah rig sehingga menjadi 729, jumlah terkecil sejak Mei lalu, namun menurut EIA bahwa produksi minyak AS masih akan mengalami kenaikan dalam waktu ke depan ini.
EIA memperkirakan produksi minyaknya akan naik 720 ribu bph menjadi 9,95 juta bph di 2018, atau meningkat dari produksi 668 ribu bph menjadi 9,92 juta bph di minggu lalu, serta memperkirakan harga WTI rata-rata naik 0,9% menjadi $51,04 per barel. Sedangkan API tadi pagi menyatakan bahwa persediaan minyak AS turun 1,562 juta barel di pekan lalu, sedang persediaan bensin naik 520 ribu barel, persediaan solar dan minyak bakar mengalami penurunan 3,133 juta barel.
Menurut laporan World Oil Outlook hingga tahun 2040, permintaan minyak akan mengalami kenaikan rata-rata tahunan 1,2 juta bph dari 95,4 juta bph menjadi 102,3 juta bph.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters, CNBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar