Rabu, 21 November 2018

Pounds Menanjak, PM May Cari Konsesi Dari Uni Eropa Untuk Brexit

Poundsterling menanjak 0.20 persen ke level 1.2852 terhadap Dolar AS pada perdagangan sesi Eropa hari Senin ini (19/November), di tengah meningkatnya ekspektasi pasar kalau Perdana Menteri Inggris Theresa May bakal meminta konsesi tambahan dari Uni Eropa terkait Brexit. Konsesi tersebut dibutuhkan May untuk mengamankan dukungan dari anggota partainya sendiri serta mitra koalisi partai DUP dari Irlandia Utara, di tengah krisis yang mengancam posisinya saat ini. Pekan lalu, Poundsterling sempat jatuh setelah proposal Brexit yang dirilis PM May mengundang kritik keras dari anggota partainya sendiri dan memicu pengunduran diri sejumlah menteri strategis. “Hal ini berarti ada risiko nyata akan terjadinya ‘hard Brexit’ pada Maret 2019. Bisa dipahami, GBP berada dalam tekanan signifikan, walaupun keteguhan PM dan keengganannya untuk melayani pertanyaan mengenai tantangan atas kepemimpinannya, membantu meredakan sejumlah ketegangan,” ujar pakar strategi forex senior Rabobank, Jane Foley. Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, PM May mengungkapkan bahwa kunci dalam outlook kesepakatan Brexit berada dalam tujuh hari ke depan. Para negosiator Inggris akan kembali berdiskusi dengan pejabat-pejabat Uni Eropa untuk membahas mengenai hubungan mereka di masa depan, setelah Inggris mengundurkan diri dari Uni Eropa. PM May sendiri juga akan datang ke Brussels dan berdiskusi langsung dengan presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker. “Hasil yang paling mungkin muncul adalah May berupaya untuk melakukan renegosiasi dengan Komisi Eropa,” ujar Samuel Tombs, ekonom dari Pantheon Macroeconomics, “Perkiraan dasar kami, dengan demikian, tetap (bahwa) kesepakatan pengunduran diri (Inggris dari Uni Eropa) akan mendapatkan persetujuan parlemen pada akhir kuartal pertama (tahun 2019).” Situasi lain yang juga menyita perhatian pasar adalah mosi tidak percaya yang telah diajukan 48 anggota partai Konservatif atas kepemimpinan PM May. “Hari-hari mendatang akan sulit bagi PM May. Ia menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan jabatannya dan menyatukan pemerintahannya dan kemungkinan tugas yang lebih sulit dalam membujuk parlemen untuk mendukung kesepakatan yang diperolehnya dengan Uni Eropa. Tanda-tanda apapun bahwa PM May sukses (mempertahankan kedudukannya) kemungkinan ditanggapi dengan reli Poundsterling,” ujar Foley. Namun demikian, pakar forex kawakan asal Inggris itu juga memperingkatkan soal risiko yang mengancam outlook nilai tukar Pounds versus Euro, apabila prospek “No-Deal Brexit” meningkat. “Investor masih berhati-hati. Apabila nampak bahwa Inggris berada dalam jalur untuk keluar secara serampangan dari Uni Eropa tahun depan, (maka) EUR/GBP) bisa melompat ke paritas,”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar