Selasa, 18 April 2017

Selasa (18-04-2017)
Pilpres Perancis Dapat Mengguncang Pasar
Pemilihan umum presiden Perancis akan dilaksanakan pada beberapa bulan kedepan.  Pemimpin ekstrem kanan, Marine Le Pen, menyatakan dirinya  akan menempatkan Perancis sebagai prioritas dalam peluncuran resmi kampanye menuju kursi presiden, Minggu (5/2), seiring dengan janji-janji yang senada dengan pandangan Donald Trump.

Kepala Partai Front Nasional (FN) ini menyerang isu “imigrasi massal,” globalisasi dan “fundamentalisme Islam.” Dia juga menginginkan negara “yang tidak berutang kepada siapapun.” Sejauh ini, sejumlah polling menempatkannya di puncak perburuan jabatan nomor satu di negara tersebut, tiga bulan yang akan datang.
Dalam pidato yang disampaukan di Lyon, Le Pen memuji Inggris yang memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa dan mendorong Perancis untuk menirukan pemilih Presiden AS Donald Trump “yang menempatkan kepentingan nasionalnya di depan.”
Dia membandingkan globalisasi dengan perbudakan. Hal ini, menurutnya, berarti “memproduksi menggunakan budak untuk menjual kepada pengangguran.” Sebagaimana dikutip AFP, di depan 3.000 orang yang bersorak, Le Pen mengatakan Partai FN, “akan mengedepankan kepentingan lokal, bukan global.”
“Hal yang tak mungkin kini menjadi memungkinkan,” ujarnya, “memungkinkan para presiden seperti Donald Trump tidak hanya memenangkan pemilu dalam sistem yang dipersiapkan untuk mencegah orang-orang sepertinya untuk terpilih, tapi juga memegang janji-janjinya.”

Isu Pemilu Muncul Tiba-tiba, Pound Sterling Turun Cepat

May Pastikan Jaga Kondisi BREXIT 

Dengan cepat pound sterling pulih dari pukulan cepat yang terjadi sekitar satu setengah jam lalu setelah Perdana Menteri Theresa May menyerukan pemilihan cepat pada 8 Juni. Pengumuman tersebut tak terduga karena May berulang kali mengatakan bahwa dia tidak ingin melakukan tindakan semacam itu meskipun partainya memimpin dalam pemilihan tersebut. Tapi tampaknya pemerintah UK yakin kemenangan di bulan Juni nanti akan memperkuat tangan UK dalam negosiasi Brexit. Pasar tampaknya menikmati prospek pemilihan umum tersebut dan melihat May akan terus memperkuat kekuasaannya.
Dollar Stabil Karena Pernyataan Menkeu AS 

Dollar stabil hari ini, mencoba bangkit dari kejatuhan, berkat pernyataan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin. Tapi belum mendapat pijakan kuat di tengah minimnya katalis dari masih adanya isu geopolitik.

Dalam wawancara dengan Financial Times, Mnuchin mencoba meluruskan pernyataan Presiden Trump. Pada dasarnya, ia sepakat dengan pandangan Trump bahwa apresiasi dollar dalam jangka pendek dapat menekan ekspor. Tapi ia juga melihat penguatan dalam jangka panjang sebagai hal yang positif. Ia menegaskan bahwa AS tidak mengintervensi pasar mata uang. Menurutnya, Presiden Trump hanya membuat komentar faktual mengenai apresiasi dollar dalam jangka pendek.

Namun dollar masih rentan akan kejatuhan di tengah ketidakjelasan arah kebijakan fiskal AS. Mnuchin mengakui rencana reformasi pajak ambisius tertunda karena kandasnya RUU kesehatan pengganti Obamacare. Selain itu, data inflasi AS yang lebih rendah pada Maret mempengaruhi ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed. Probabilitas kenaikan rate pada Juni atau Juli sebesar 50%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar