Mata uang Yen menguat signifikan terdapat Dollar AS sepanjang sesi perdagangan hari Selasa (6/6) sebagai dampak atas terjadinya ketidakpastian politik di Inggris jelang Pemilu pekan ini. Selain itu faktor memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah ikut menyokong pergerakan Yen.
Kekhawatiran Investor tidak serta merta tertuju pada Pemilu Inggris saja karena juga akan menantikan hasil pertemuan ECB pada hari Kamis nanti dan Testismoni mantan Direktur FBI, James Comey dihadapan Senat ikut mendorong terjadinya ketidakpastian politik sehingga permintaan mata uang safe heaven Yen ikut melonjak.
“Banyak Investor berpikir bahwa rentetan event besar dari berbagai kawasan dunia terjadi secara bersamaan pada hari Kamis sehingga perlu menjadi perhatian dan menyebabkan munculnya kekhawatiran atas resiko yang mungkin muncul”, ucap Jeremy Stretch, ahli ekonomi CIBC di London.
Sentimen Negatif Berpotensi Tekan Dollar AS Pelemahan mata uang Dollar seolah belum berakhir versus berbagai major currency – setelah menguat signifikan pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS – pasalnya keyakinan Investor terhadap janji Trump dalam melakukan reformasi pajak kian tergerus. Terlebih setelah rilis beberapa data fundamental AS menunjukan ekonomi Paman Sam belum sekokoh yang diharapkan.
Sentimen negatif yang melanda AS pasca dugaan skandal Trump memecat James Comey ikut membebani pegerakan Greenback. Comey pun dijadwalkan akan memberi kesaksian di hadapan Senat sebagai salah satu upaya Investigasi (Skandal Trump) yang tengah dilakukan saat ini.
Pair EUR/USD menguat setelah selama sesi Eropa tadi sore melemah, sedangkan GBP/USD masih terlihat bergerak naik turun (ketidakpastian) jelang Pemilu Inggris pekan ini. Dollar AS harus anjlok cukup dalam terhadap Yen,USD/JPY melemah 1.1 persen sejak pembukaan sesi Asia dan perlemahan Dollar diperkirakan masih akan terjadi jelang pertemuan FOMC tanggal 13 -14 Juni mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar