PfxIndoNews merupakan kelanjutan dari penasehat forex indonesia.blogspot.co.id yang sudah lama tidak aktip di karenakan satu dan lain hal. PfxIndoNews hadir untuk memberikan sedikit wawasan kepada semua orang tentang Forex Exchange atau yang lebih dikenal dengan istilah VALAS (valuta asing). Semoga dengan kehadiran PfxIndoNews dapat memberikan sedikit wawasan bagi para pelaku pasar pemula yang ingin turut serta meramaikan pergerakan pasar market dunia.
Jumat, 08 Mei 2020
Klaim Pengangguran Masih Jutaan, Dolar AS Tertekan Lagi
Indeks Dolar AS (DXY) mencetak -0.23 persen ke kisaran 99.94 pada pertengahan sesi New York (7/5) sehubungan dengan publikasi data klaim pengangguran mingguan Amerika Serikat yang masih mencetak angka lebih dari 3 juta. Greenback takluk versus hampir semua mata uang mayor, khususnya Dolar Australia dan Yen Jepang.
Klaim Pengangguran Masih Jutaan Dolar AS Tertekan Lagi
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa jumlah klaim pengangguran awal bertambah 3.16 juta selama pekan lalu. Angka tersebut lebih rendah dari data pekan sebelumnya yang direvisi naik menjadi 3.84 juta klaim, tetapi lebih tinggi dibanding ekspektasi pasar yang dipatok pada 3.00 juta.
Secara keseluruhan, pandemi virus Corona telah melahirkan lebih dari 33 juta klaim pengangguran sejak pekan ketiga bulan Maret 2020. Keruntuhan pasar tenaga kerja AS terancam melonjakkan angka pengangguran ke rekor baru sejak era Depresi Besar.
“Tingkat pengangguran jelas sekali akan melonjak -kami memperkirakan menjadi 15.8 persen, tetapi kejutan terbesar bisa jadi pada (data) gaji. Data ini menunjukkan perubahan dalam rata-rata pendapatan per-jam. Dikarenakan total 21 juta orang atau lebih yang kami perkirakan kehilangan pekerjaan pada bidang ritel dan hospitality, data akan condong ke distribusi gaji yang lebih rendah. Dengan orang-orang ini menghilang dari perhitungan data, maka rata-rata pendapatan per-jam akan melonjak, kemungkinan melampaui 1 persen dari bulan ke bulan. Ini adalah keanehan statistik dan harus diabaikan. Tidak ada pertumbuhan gaji sama sekali dalam perekonomian AS sekarang,” ungkap James Knightley, kepala ekonom internasional ING Bank.
Data pertumbuhan gaji, tingkat pengangguran, dan Non-farm Payroll akan dipublikasikan besok malam. Estimasi konsensus memperkirakan tingkat pengangguran AS mencapai 16 persen, tetapi sejumlah analis menilai angka-nya bisa mencapai lebih dari 20 persen.
Seandainya pengangguran mencapai 16 persen saja, maka telah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Namun, Gubernur The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, mengingatkan bahwa tak semua klaim pengangguran akan masuk ke data tingkat pengangguran. Keanehan statistik yang satu ini timbul karena semua pengajuan klaim pengangguran diharuskan menyatakan “sedang mencari pekerjaan”, padahal realitanya banyak orang-orang yang hanya terpaksa mengajukan klaim sementara perusahaannya diharuskan berpartisipasi dalam lockdown.
analisaforexdotcom
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar