PfxIndoNews merupakan kelanjutan dari penasehat forex indonesia.blogspot.co.id yang sudah lama tidak aktip di karenakan satu dan lain hal. PfxIndoNews hadir untuk memberikan sedikit wawasan kepada semua orang tentang Forex Exchange atau yang lebih dikenal dengan istilah VALAS (valuta asing). Semoga dengan kehadiran PfxIndoNews dapat memberikan sedikit wawasan bagi para pelaku pasar pemula yang ingin turut serta meramaikan pergerakan pasar market dunia.
Kamis, 21 Mei 2020
Notulen FOMC: The Fed Bakal Terus Mempertahankan Stimulus Moneter
Indeks Dolar AS (DXY) berkonsolidasi pada kisaran 99.35 dalam perdagangan hari ini (21/5). Greenback terpantau unggul terhadap sebagian besar mata uang mayor di tengah makin minimnya minat risiko pasar. Sementara itu, notulen rapat kebijakan bank sentral AS (FOMC) mengungkapkan komitmen The Fed untuk mempertahankan stimulus moneter selama masa pemulihan ekonomi ke depan.
The Fed Bakal Pertahankan Stimulus Moneter
Dalam simpulan hasil rapat tanggal 29 April lalu, FOMC memutuskan untuk mempertahankan program quantitative easing (QE) dan membiarkan suku bunga tetap dalam rentang 0.00-0.25 persen. Notulen rapat yang baru dirilis dini hari tadi menegaskan lebih lanjut bahwa kebijakan moneter longgar seperti ini akan diberlakukan hingga perekonomian berhasil memupus dampak pandemi.
“Para anggota (rapat FOMC) mencatat bahwa mereka memperkirakan akan mempertahankan kisaran target (suku bunga) ini hingga mereka yakin bahwa perekonomian telah melampaui peristiwa-peristiwa belakangan ini dan berada dalam jalur untuk mencapai target stabilitas harga dan ketenagakerjaan maksimum (yang ditentukan oleh) Komite,” demikian dicatat dalam notulen tersebut.
Para anggota FOMC sepakat dampak virus Corona akan “sangat membebani pertumbuhan dalam jangka pendek, dan akan membawa risiko penurunan cukup besar terhadap outlook ekonomi dalam jangka menengah”. Mereka memperkirakan pertumbuhan akan menanjak kembali pada paruh kedua tahun ini, tetapi pemulihan sepenuhnya kemungkinan belum akan terjadi dalam tahun ini.
Beberapa anggota FOMC mengemukakan ide kontrol kurva yield (yield curve control) sebagai kebijakan alternatif untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, hal ini masih sebatas wacana. Notulen memaparkan pula bahwa beberapa anggota FOMC menyarankan agar Komite menyampaikan panduan suku bunga ke depan secara lebih eksplisit.
Nada notulen FOMC tidak terlalu mengejutkan, mengingat muatannya sekedar memperkuat pernyataan yang disampaikan oleh Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Selasa. Dalam testimoninya di hadapan Komite Perbankan Senat, Powell mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengerahkan semua perangkat yang dimiliki guna menopang perekonomian bersama kebijakan publik lain.
Pernyataan Powell tersebut sebenarnya bernada bearish bagi Dolar AS, karena memantik kembali spekulasi seputar kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan ke bawah nol. Akan tetapi, banyak negara lain saat ini telah atau akan menerapkan kebijakan moneter ultra longgar, sehingga imbas jangka pendeknya untuk sementara ini tak terlalu besar bagi Greenback. Sejumlah bank sentral lain, khususnya Bank of Englad (BoE), juga tengah dirumorkan akan menerapkan suku bunga negatif.
analisaforexdotcom
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar