Kamis, 21 Mei 2020

Salah Satu Anggota Parlemen AS Ingin Pemerintah Federal Mempertimbangkan Strategi Blockchain Nasional

Hari Selasa kemarin Wakil Presiden AS yaitu Brett Guthrie mempublikasikan RUU yang pada akhirnya meminta agar Federal Trade Commision untuk melakukan survei prarelevansi teknologi blockchain. Jika memang RUU itu bisa disahkan menjadi UU, maka akan memberikan FTC jangka waktu selama dua tahun untuk melakukan survei. Lalu selanjutnya diberikan waktu enam bulan untuk memberikan nasihat kepada Kongres mengenai hasil pembelajaran. Guthrie meminta rekomendasi adopsi blockchain pada tingkat negara bagian, adopsi pada sektor bisnis, pengembangan blockchain, mitigasi risiko, kerangka kerja legislatif dan juga mengkonsolidasikan UU Federal yang bisa menghambat. Dengan paket rekomendasi maka akan secara efektif menjabarkan strategi blockchain yang sangat komprehensif untuk AS. Mengejar China Apalagi beberapa rekan AS juga telah memiliki kerangka kerja blockchain seperti Jerman. Pada rencana survei FTC, disarankan agar melakukan penelitian pada paling tidak 10 negara. Dimana negara-negara itu memiliki strategi blockchain yang relatif terhadap Amerika Serikat. Namun tampaknya tujuan utama dari Guthrie untuk membuat strategi blockchain nasional adalah untuk melawan China. Dia mengatakan bahwa AS tidak bisa diam saja dan membiarkan Cina mengalahkan AS. Pada bulan April kemarin, China telah merilis jaringan layanan blockchain. Bahkan saat ini China juga telah mengebut proyek pengujian mata uang digital bank sentral atau CBDC Yuan Digital. Dengan banyaknya perkembangan ini maka China telah melangkah sangat agresif. Terutama mendekati penggunaan blockchain dimana AS masih tertinggal sangat jauh pada masalah tersebut. “Pandemi virus Corona yang saat ini masih berlangsung akan menjelaskan bahwa Kita perlu terus mempertahankan kepemimpinan dalam dunia teknologi. Amerika adalah negara dengan perusahaan dan inovasi dan semua itu harus bisa kita pertahankan.” Perlu diketahui China dan AS saat ini juga sedang terlibat masalah perdagangan yang terjadi sejak beberapa tahun lalu. Kemudian saat ini AS menuduh bahwa China adalah penyebab terjadinya pandemi virus Corona ini. Hubungan kedua negara pada semua sektor mulai dari perdagangan sampai teknologi tampaknya akan terus memanas dan bersaing secara ketat. analisaforexdotcom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar