Dollar bergerak variatif atas major
currencies meski terjadi kenaikan yield obligasi AS dan pernyataan
pejabat the Fed yang hawkish. Namun masih bisa mengangkat performanya
atas yen. Fokus terdekat adalah keputusan Presiden Trump mengenai
kandidat ketua the Fed selanjutnya.
Yield obligasi tenor 10 tahun
naik ke 2,352%, sudah naik 6 bps minggu ini. Bahkan yield tenor 2 tahun
naik ke level tertinggi sejak 2008 di tengah ekspektasi pengetatan
moneter global. Dibanding negara maju lainnya, yield obligasi AS
tergolong tinggi. Yield AS jauh lebih tinggi dari Jerman yang 0,40% dan
Inggris yang 1,31%, dan Italia yang 2,03%. Bahkan Jepang di bawah 0,1%.
Prospek kenaikan suku bunga the Fed terus mengangkat yield AS.
Sayangnya
dollar hanya mampu menguat atas yen dan melemah atas lainnya. Dollar
gagal meraih momentum meski Presiden the Fed distrik New York William
Dudley mengatakan suku bunga bisa naik sampai 2,5%. The Fed akan
menggelar rapat pada 31 Oktober-1 Nopember, kemungkinan akan mengukuhkan
rencana kenaikan suku bunga pada Desember nanti.
Dengan the Fed
diperkirakan menaikkan suku bunganya untuk ketiga kalinya tahun ini pada
Desember, pasar kini sedang mencari informasi mengenai siapa pengganti
Yellen setelah masa jabatannya berakhir pada Februari nanti. Informasi
terbaru menyebutkan Presiden Trump punya lima kandidat dan kemungkinan
akan diumumkan sebelum kunjungannya ke Asia Nopember nanti.
Para
pengamat menyebut siapa ketua the Fed selanjutnya menjadi salah satu
fokus penting di pasar saat ini. Siapapun itu, the Fed akan terus
melanjutkan normalisasi kebijakan moneter dan kenaikan suku bunganya.
Dollar terangkat setelah muncul berita ekonom Stanford University John
Taylor muncul sebagai kandidat utama. Taylor dikenal sebagai ahli
moneter dan menurut formulanya, yang disebut dengan Aturan Taylor, Fed
fund rate harus lebih tinggi dari 1,0-1,25%.
Indeks dollar turun
0,1% ke 93,36 setelah gagal menembus resistance 93,75 kemarin. Penutupan
di bawah 93,35 menjadi pertanda untuk lanjut menuju 93,00. Terhadap
yen, dollar diperdagangkan di 113,00 setelah menguat 0,6% kemarin.
Penutupan di atas 113,30-113,50 menjaga momentum bullish dengan target
114,00.
Sumber berita : Nizar Hilmy
|
Strategydesk
PfxIndoNews merupakan kelanjutan dari penasehat forex indonesia.blogspot.co.id yang sudah lama tidak aktip di karenakan satu dan lain hal. PfxIndoNews hadir untuk memberikan sedikit wawasan kepada semua orang tentang Forex Exchange atau yang lebih dikenal dengan istilah VALAS (valuta asing). Semoga dengan kehadiran PfxIndoNews dapat memberikan sedikit wawasan bagi para pelaku pasar pemula yang ingin turut serta meramaikan pergerakan pasar market dunia.
Kamis, 19 Oktober 2017
Akankah Shinzo Abe Memenangkan Pemilu Jepang?
Shinzo Abe diprediksi akan bertahan di kursi kekuasaannya karena popularitas yang membaik.
Korea Utara menjadi alasan mengapa Abe ngotot memajukan jadwal pemilu.
“Keputusan ini diambil untuk merespon permasalahan yang sedang terjadi. Khususnya dalam kapasitas saya sebagai pemimpin nasional. Hal ini adalah misi saya selaku Perdana Menteri,” ujarnya seperti dilansir The New York Times.
Abe melihat kekuatan oposisi mulai melemah dan terbagi semenjak mundurnya pemimpin Partai Demokrat, Renho Murata pada Juli lalu. Momentum tersebut ingin dimanfaatkan Abe dengan memajukan agenda pemilihan.
Di samping faktor yang ditimbulkan Korea Utara, alasan Abe mengadakan pemilihan lebih cepat dari jadwal seharusnya ialah untuk memastikan sekaligus mempertahankan jabatan Perdana Menteri. Tujuan lainnya yaitu memantapkan peluangnya sebagai pimpinan Partai Demokrasi Liberal (LDP).
Keyakinan Abe untuk bisa melanggengkan jabatannya bukan tanpa dasar. Tingkat elektabilitasnya perlahan pulih dalam beberapa waktu terakhir semenjak skandal korupsi yang melibatkan pejabat pemerintahan di bidang pendidikan pada musim panas lalu.
Penyebab naiknya elektabilitas Abe adalah keberhasilan nya membalikkan prediksi banyak orang mengenai pertumbuhan ekonomi. Dalam tiga bulan terakhir, rata-rata pertumbuhan GDP Jepang menyentuh angka 2,5 persen.
Selama menjabat, banyak pihak menyebutkan terdapat dua tantangan yang sedang dihadapi pemerintahan Abe. Tantangan pertama ialah Korea Utara, yang dianggap Abe sebagai ancaman nasional yang harus segera diselesaikan.
Keadaan tersebut membuat Jepang berpikir ulang mengenai strategi pertahanannya. Awal tahun lalu, Abe memasang tenggat waktu tahun 2020 untuk mengubah pasal 9 konstitusi Jepang. Hakikatnya, pasal itu merupakan warisan Amerika yang diberlakukan pasca Perang Dunia II. Poin terpenting yang termaksub dalam pasal tersebut adalah Jepang dilarang mempertahankan kekuatan militernya.
Maka dari itu, Abe hendak menghapus pasal larangan tersebut agar Jepang mampu mengelola ancaman yang ditimbulkan Korea Utara dengan kekuatan militernya sendiri. Guna memuluskan langkahnya, koalisi Abe (LDP dan Komeito) harus meraih dua per tiga kursi mayoritas di majelis rendah.
Wacana ini sudah ditentang China dan Korea Selatan yang berpendapat hadirnya militer Jepang hanya akan membangkitkan “memori masa lalu tentang peperangan.” Florian Kohlbacher, direktur Economist Corporate Network Asia Utara menjelaskan, perubahan konstitusi yang diinginkan Abe merupakan salah satu ambisinya untuk meneruskan kesuksesan reformasi ekonomi Abenomics.
Kemudian yang tak kalah penting adalah kenaikan pajak konsumsi. Program ini dianggap tidak populer untuk publik Jepang. Secara garis besar, kenaikan pajak konsumsi digunakan untuk mendanai pengeluaran jaminan sosial serta membayar hutang pemerintah. Untuk memuluskan program itu, Abe menjanjikan paket stimulus sebesar 2 triliun yen ($17,8 miliar) untuk perawatan anak, pendidikan, sampai jaminan sosial bagi orang tua.
Yuriko Koike: Lawan Baru Abe dari Tokyo
Tanggal pemilihan sudah diputuskan: 22 Oktober 2017. Masa-masa kampanye mulai digencarkan. Nyatanya, Abe tak sendirian. Perlawanan dipastikan muncul dari sosok Yuriko Koike dengan partai yang baru didirikannya, Kibo no to atau Partai Harapan.
“Kami menawarkan alternatif kepada para pemilih agar bisa mengkoreksi politik yang didominasi Abe,” jelas Koike saat acara debat pada Minggu (8/10/2017) kemarin.
Keberadaan Koike tidak bisa dianggap remeh oleh Abe. Pada musim panas 2016 lalu, Koike menggemparkan dunia politik Jepang ketika berhasil memenangkan pemilihan gubernur. Singkat kata, Koike menjadi gubernur perempuan pertama Tokyo. Lalu, saat pemilihan regional di Tokyo, partai Abe kalah oleh Partai Koike Tomim yang menaungi Koike. LDP memperoleh 23 kursi, sedangkan Koike Tomim mendapat 79 kursi.
Pertarungan Abe dan Koike diperkirakan tak jauh dari isu seputar Korea Utara, pajak konsumsi, serta pengelolaan energi nuklir. Untuk Korea Utara, Koike sepakat dengan usulan Abe mengubah pasal konstitusi tentang kekuatan militer. Sementara untuk pajak konsumsi, keduanya berbeda pendapat. Abe mendorong terwujudnya program itu untuk mendanai pengeluaran sosial. Sedangkan Koike menolak wacana tersebut dan cenderung mengalokasikan dana untuk keluarga miskin.
Kemudian untuk sektor energi, Abe ingin mendorong pengelolaan nuklir guna menurunkan ketergantungan Jepang pada impor bahan bakar yang mahal. Bagi Abe, tenaga nuklir membantunya memenuhi komitmen perubahan iklim. Di lain sisi, Koike ingin menghapuskan tenaga nuklir pada 2030 dan berupaya meningkatkan energi terbarukan.
Berbagai hasil jejak pendapat menempatkan Abe dan koalisinya sebagai pemenang pemilu. Berdasarkan polling yang dikeluarkan Kyodo News, 30 persen koresponden memilih partai Abe, 8 persen oposisi, serta 42,2 persen belum menentukan pilihannya. Majalah Nikkei juga merilis hasil serupa; koalisi Abe diprediksi mendapatkan 290 kursi dan partai Koike hanya 69 kursi.
Sumber berita : tirto.id - Reporter: M Faisal Reza Irfan
GBP/USD Turun Menjelang Penjualan Ritel Inggris
Pasangan GBP/USD gagal mempertahankan tingkat yang lebih tinggi lagi dan memangkas kenaikan selama satu jam terakhir, karena pasar menunggu rilis penjualan ritel Inggris untuk arah berikutnya.
GBP/USD terjual habis di dekat level 1,3225
Pasangan tersebut terlihat mempertahankan tawaran beli kecil di awal Eropa, karena investor tetap waspada terhadap hasil penjualan ritel Inggris. Penjualan ritel diperkirakan turun menjadi 0,1% bulan/bulan di bulan September, sementara secara tahunan, pertumbuhan terlihat melambat menjadi 2,1% dari 2,4%.
Selain itu, meningkatnya kewaspadaan menjelang pidato PM Inggris Theresa May pada hari pertama KTT Brexit/UE yang dimulai akhir hari ini, juga membebani Pound. Sementara itu, terhentinya penjualan Dolar AS secara luas mendukung penurunan baru yang terlihat di Cable.
Fokus sekarang tertuju pada laporan penjualan ritel Inggris
Aussie Menguras Perolehannya Pasca GDP China
Sempat melonjak setelah laporan Employment Change, Dolar Australia tampak bergerak turun menghapus perolehan di level tingginya menyusul data GDP China. China merupakan negara partner perdagangan nomor satu bagi Australia, sehingga laporan data ekonominya memiliki pengaruh terhadap nilai tukar Dolar Australia.
AUD/USD melonjak ke angka 0.7871 dari 0.7848, setelah data Ketenagakerjaan Australia (Employment Change) dilaporan menguat. Biro Statistik ABS mencatat, Tingkat Pengangguran Australia melorot ke level rendah empat tahun, yakni di 5.5 persen pada bulan September, sesuai dengan ekpektasi pasar.
Level tersebut, yang juga lebih baik daripada level pada bulan Februari 2013, berkombinasi dengan tambahan 19,800 lapangan kerja pada bulan September. Padahal menurut prediksi pasar, tambahan lapangan kerja di Australia pada bulan tersebut hanya akan mencapai 15,000.
Tren pertumbuhan tenaga kerja usia produktif Australia juga meningkat sebanyak 0.7 persen, menjadi 61.6 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak bulan Agustus 2012. Tenaga kerja purna waktu (full-time) bertambah sebanyak 6,100 orang sedangkan tenaga kerja paruh waktu bertambah 13,700 orang.
Apiknya data Ketenagakerjaan Australia kali ini membuat para ekonom dari NSW menambah pandangan optimistis. Apabila tingkat pengangguran mampu mencapai 4.6 persen, maka Australia akan memasuki babak full employment.
Akan tetapi, begitu data GDP China dirilis setelahnya, AUD/USD tak menambah kenaikan dan menguras perolehannya. AUD/USD turun ke level 0.7846 setelah Biro Statistik China melaporkan GDP negara tersebut untuk kuartal ketiga berada pada persentase 6.8 persen, sesuai ekspektasi.
Kendati perkembangan ekonomi China masih stabil dan bergerak ke arah yang positif, ada tantangan dari lingkungan internasional di tengan perubahan struktural dalam negeri China.
BoJ Tak Butuh Stimulus Ekstra, USD/JPY Melejit
Makoto Sakurai, anggota dewan Bank Sentral Jepang (BoJ), mementahkan pernyataan bahwa bank sentral tersebut membutuhkan tambahan kebijakan moneter longgar. Sakurai mengatakan, bank sentral tidak seharusnya mengambil langkah yang tak perlu untuk mengakselerasi waktu pencapaian target inflasi dua persen. Walaupun, kebijakan moneter longgar memang masih perlu dipertahankan.
Komentar Sakurai itu sangat kontras dengan pejabat BoJ yang lainnya dalam rapat pada bulan September lalu. Mayoritas anggota komite pengambil kebijakan BoJ masih memperingatkan untuk menambah langkah ekstra demi menggenjot inflasi Jepang yang tak kunjung menanjak.
"Tak perlu lagi melakukan tambahan kebijakan apapun untuk mencapai target inflasi dengan cepat," kata Sakurai setelah rapat dengan para pengusaha di Hakodate, Jepang Utara. "Kebijakan kami saat ini, Yield Curve Control YCC, sudah cukup."
BoJ telah mengundurkan waktu pencapaian inflasi sejak meluncurkan program stimulus masifnya tahun 2013 lalu. Alih-alih berhasil, pada bulan Agustus lalu kenaikan inflasi inti Jepang tercatat hanya 0.7 persen (YoY). Padahal, waktu pencapaian target inflasi sudah diundur lagi hingga Maret 2020.
BoJ akan kembali mengadakan rapat pada tanggal 30-31 Oktober 2017 sekaligus memperbarui forecast inflasinya. Sakurai menegaskan, pandangan BoJ bahwa CPI sedang dalam jalur mencapai 2 persen, adalah karena perusahaan-perusahaan juga harus memenuhi kenaikan gaji pegawai untuk mengiringi kenaikan inflasi.
Dolar Bertahan, Pasar Menunggu Kandidat Baru Ketua The Fed
Dolar AS mempertahankan penguatannya terhadap mata uang-mata uang mayor
di sesi perdagangan Rabu (18/Okt). Para investor sedang
mencerna kembali seberapa besar kemungkinan terpilihnya Ketua The Fed
yang bersentimen lebih hawkish dibandingkan dengan ketua saat ini, Janet Yellen.
Indeks Dolar berada pada level 93.475, memperpanjang rebound dari revel rendah dua setengah minggu yang tercapai pada hari Jumat lalu, yakni di angka 92.749. Indeks Dolar mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya.
Mengenai kandidat ketua The Fed Presiden AS Donald Trump memiliki lima kandidat untuk dipilih sebagai pemimpin bank sentral negara tersebut. Kemungkinan yang diperkirakan oleh para pengamat, Trump akan mengumumkan hasil pilihannya sebelum bertolak ke Asia dalam rangka kunjungan kenegaraan pada awal November mendatang.
"Siapa yang akan menjadi Gubernur The Fed selanjutnya adalah fokus terpenting bagi pasar saat ini," kata Yukio Ishizuki, ahli Strategi Senior dari Daiwa Securities. Namun, siapapun yang terpilih nanti, The Fed tetap akan melanjutkan normalisasi kebijakan dan suku bunga AS akan naik tahun depan, imbuhnya.
Dolar AS kemarin mendapatkan dorongan dari munculnya nama John Taylor ekonom Stanford University, sebagai kandidat baru ketua bank sentral AS. Taylor dikenal memiliki pandangan lebih hawkish dibanding Janet Yellen, ketua The Fed saat ini.
Indeks Dolar berada pada level 93.475, memperpanjang rebound dari revel rendah dua setengah minggu yang tercapai pada hari Jumat lalu, yakni di angka 92.749. Indeks Dolar mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya.
Mengenai kandidat ketua The Fed Presiden AS Donald Trump memiliki lima kandidat untuk dipilih sebagai pemimpin bank sentral negara tersebut. Kemungkinan yang diperkirakan oleh para pengamat, Trump akan mengumumkan hasil pilihannya sebelum bertolak ke Asia dalam rangka kunjungan kenegaraan pada awal November mendatang.
"Siapa yang akan menjadi Gubernur The Fed selanjutnya adalah fokus terpenting bagi pasar saat ini," kata Yukio Ishizuki, ahli Strategi Senior dari Daiwa Securities. Namun, siapapun yang terpilih nanti, The Fed tetap akan melanjutkan normalisasi kebijakan dan suku bunga AS akan naik tahun depan, imbuhnya.
Dolar AS kemarin mendapatkan dorongan dari munculnya nama John Taylor ekonom Stanford University, sebagai kandidat baru ketua bank sentral AS. Taylor dikenal memiliki pandangan lebih hawkish dibanding Janet Yellen, ketua The Fed saat ini.
Senin, 16 Oktober 2017
Mata Uang Dunia
Rebound AUD/USD Terhambat
Dolar Australia melemah pada hari Senin setelah para investor dan pedagang terlihat berkonsolidasi pasca kenaikan baru-baru ini, sementara berita ekonomi yang lebih optimis dari China, mitra dagang terbesar Australia, diharapkan masih mendukung sentimen terhadap mata uang terkait komoditas.
Faktor
lain yang masih menahan tekanan terhadap Aussie adalah penguatan harga
bijih besi, penghasil ekspor terbesar di negara itu, di tengah kenaikan
harga baja di China.
Data pada
hari Senin menunjukkan harga produsen China naik pada kecepatan 6,9
persen pada bulan September, sebagian besar didorong oleh kekuatan
komoditas.
Perspektif Analisa Teknikal AUD/USD
Sebelumnya
pada hari Jumat, AUDUSD melonjak ke 0,7895 lalu berakhir positif 0,86%
pada kerangka waktu harian dan naik 1,55% pada kerangka waktu mingguan.
Penutupan
tersebut juga terjadi sedikit di atas level 38,2% Fibonacci retracement
di 0,7880 yang berarti masih ada ruang untuk berlanjutnya pergerakan
naik AUDUSD di awal pekan ini, targetnya adalah 0,7917/27.
Meskipun
saat ini sedang sedikit tertekan, potensi naik AUD/USD hari ini akan
tetap terjaga selama pair ini tetap bergerak di atas support kuat pada
grafik 4-jam yang saat analisa ini ditulis berada di 0,7855.
Hingga
siang ini terlihat level Fibonacci tersebut juga masih menjadi hambatan
serius bagi kelanjutan rebound AUD/USD. Jadi, penting untuk terus
mencermati penutupan pada kerangka waktu 4-jam terhadap level Fibonacci
tersebut. Sebuah penutupan yang cukup jauh di atasnya akan mengembalikan
potensi naik AUD/USD.
Harapan Bearish Akan Dominasi GBPUSD di Bawah 1.32846
GBPUSD
terus berada di jalur bullish walaupun harus sedikit tertahan karena
pada akhir minggu lalu, GBPUSD hanya bergerak dalam range sempit,
1.32845 – 1.33375.
Sebenarnya
pasar ingin meyakini bawah BREXIT akan menguntungkan Inggris dan pada
akhirnya GBPUSD akan menguat. Namun ada beberapa poin atau wacana pada
perundingan BREXIT yang mengindikasikan ‘deadlock’. Di sinilah pasar
harus berhati – hati. Ditambah langkah bank sentral AS, The FED
kemungkinan akan berbeda dengan langkan bank sentral Inggris , BoE. Ini
menjadi faktor ekstra hati – hati bagi pasar.
Berdasarkan
grafik 1 jam, GBPUSD berpeluang untuk menguji level resistance di
1.33368 jika berhasil kembali ke atas level 1.32846. Sedangkan level
support terdeteksi di level 1.32421.
Harapan bearish akan mencoba mendominasi jika GBPUSD gagal berada di atas level 1.32421.
Laju Bearish USDJPY Bergelombang
USDJPY masih terus terkoreksi sejak gagal bertahan di atas level 113.000. Pergerakannya pada akhir minggu lalu masih terbatas oleh garis tren turun dan di bawah level kritis 112.217.
Gerak
bearish USDJPY terlihat bergelombang dan mengindikasikan bertahap dengan
dominasi Seller. Ada yang harus dideteksi lebih lanjut, apakah Seller
di sini bagi posisi baru ataukah aksi ambil untung dari gerak bullish
kemarin dengan potensi Buyer masih berada di pasar.
Berdasarkan
grafik 1 jam, USDJPY kembali berada di bawah garis tren resistance dan
level kritis 111.950 yang saat ini berperan sebagai resistance. Kedua
garis ini akan sedikit membatasi peluang rebound. Target bearish
terlihat di level 111.569.
Terbebani Politik, NZD/USD Mendatar di Bawah SMA 200
Pergerakan naik dolar Selandia Baru terhadap greenback pada hari Senin ini terlihat tertahan meskipun cenderung berlanjut. Ketidakpastian politik kemungkinan akan tetap membuat para investor terus menunggu pengumuman mengenai pemerintah baru negara tersebut yang direncanakan di akhir pekan ini.
Sebelumnya
pada hari Jumat dolar Selandia Baru diuntungkan setelah inflasi AS yang
lebih lemah dari perkiraan melukai dolar AS namun mungkin tidak akan
mendorong jauh lebih tinggi sampai pemerintah baru terbentuk.
Perspektif Analisa Teknikal NZD/USD
Sejak
akhir pekan lalu hingga sore ini pergerakan NZD/USD terlihat mendatar
atau sideways di bawah simple moving average 200-periode pada grafik
4-jam, sebuah zona resistance penting bagi tren jangka pendek. SMA 200
tersebut kini berada di 0,7210.
Di sisi
lain pergerakan naik NZD/USD yang berpangkal di 0,7056 masih memiliki
peluang cukup bagus untuk berlanjut dengan dukungan dari support kuat
pada kerangka waktu yang sama yang sore ini berada di 0,7160.
Jadi kemungkinan besar hari ini NZD/USD akan tetap bergerak di antara support dan resistance tersebut.
Sumber analisa: ForexSignal88
Kenapa Catalunya Ingin Merdeka dari Spanyol?
Catalonia,
dalam bahasa Catalan disebut Catalunya dan dalam bahasa Spanyol disebut
Cataluña, adalah sebuah provinsi dengan otonomi khusus di wilayah timur
laut Kerajaan Spanyol.
Di bawah
kekuasaan diktator Jenderal Francisco Franco Bahamonde, otonomi, bahasa,
dan budaya Catalan menjadi hal yang terlarang sejak akhir Perang
Saudara pada tahun 1939 hingga saat kematian sang diktator pada tahun
1975.
Catalunya,
yang beribukota Barcelona dan berbatasan dengan Perancis, adalah rumah
dari 16 persen populasi Spanyol dan menyumbang 20 persen dari produk
domestik bruto (PDB) negara tersebut. Catalunya adalah daerah industri
dan keuangan dengan PDB per kapita sebesar $27.000 ($30.000), di
belakang Madrid (€31.000), The Basque Country (€30.000) dan Navarre
(€28.000).
Ada
beberapa perusahaan besar yang berasal dari Catalunya seperti Caixabank,
perusahaan pakaian Mango, produsen otomotif SEAT dan tentunya tim sepak
bola FC Barcelona. Beberapa perusahaan besar asal Asia, Eropa dan
Amerika Serikat juga bermarkas di Catalunya untuk mengendalikan operasi
bisnis mereka di seantero Spanyol.
Namun kini
rakyat Catalunya, tidak seluruhnya, bersiap untuk memberikan suara
mereka pada referendum kemerdekaan yang rencananya diadakan pada Minggu,
1 Oktober 2017. Parlemen Catalunya menyetujui referendum tersebut namun
tentangan keras datang dari parlemen dan pemerintah Spanyol sehingga
mereka memerintahkan pihak kepolisian untuk menindak tegas pada
pendukung referendum tersebut. Dunia akan melihat apakah kemauan para
Catalan (orang Catalunya) akan terwujud dalam beberapa hari ni atau
tidak.
Jika
dilihat sekilas, tampaknya situasi di Catalunya baik-baik saja. Bahkan
yang lebih santer terdengar adalah tuntutan kemerdekaan dan aksi teror
dari separatis Basque. Namun ternyata ada bara dalam sekam yang membuat
banyak Catalan ingin memisahkan diri dari Spanyol. Tulisan bersambung
ini akan secara sekilas mengungkap alasan dari tuntunan kemerdekaan
Catalunya tersebut.
Latar Belakang Sejarah
Wilayah
Catalunya, terletak di timur laut Spanyol, adalah wilayah otonom dengan
struktur politik, legal dan budaya yang ada sejak berabad-abad lalu.
Bahasa
Catalan bukanlah sebuah dialek bahasa Spanyol dan digunakan oleh
sembilan juta orang di Catalunya, Valenica, Kepulauan Balearic dan
Andorra.
Catalan
mengklaim bahwa siapapun dapat melacak bagaimana nenek moyang mereka
membentuk sebuah negara yang terpisah dengan mempelajari sejarahnya di
abad ke-1 hingga 12. Sedangkan Spanyol adalah sebuah bangsa yang
terbentuk melalui perkawinan para bangsawan dan wanita dari berbagai
wilayah di Semenanjung Iberia.
Pada tahun
1162, Pangeran Barcelona Ramon Berenguer IV menikahi Putri Petronilla
dari Aragon, sehingga terciptalah sebuah wilayah yang kemudian dikenal
sebagai Mahkota Aragon yang kemudian berkembang hingga mencakup Majorca,
Valencia hingga wilayah yang kini menjadi bagian dari Italia yaitu
Sisilia, Sardinia dan Naples.
Pada abad
ke-15, Isabella dari Kastilia dan Ferdinand dari Aragon menikah,
membentuk kesatuan yang mengikat dasar-dasar Kerajaan Spanyol.
Selanjutnya Kastilia atau Castille (bahasa Spanyol), menjadi bahasa
pilihan untuk pengadilan dan sastra, namun bahasa Catalan masih
digunakan sebagai bahasa lisan.
Pada tahun
1640, Raja Philip IV dari Spanyol memaksa orang Catalan untuk berperang
dalam 'Perang Suksesi Spanyol', yang kemudian mendorong pemberontakan
melawan mahkota tersebut.
Perang pun
berakhir dengan kemenangan Philip V dari French House of Bourbon dan
pada tahun 1714 Catalunya dibombardir hingga jatuh ke tangan tentara
Franco-Spanyol.
Raja
Philip menindas negara Catalan dan wilayah Aragon yang tersisa di
wilayah Mahkota Aragon dan menyatukan mereka di bawah apa yang sekarang
kita sebut sebagai Spanyol.
Langsung
menuju ke abad 20, pada tahun 1936, sebuah kudeta militer untuk
menggulingkan Republik akhirnya memicu perang sipil di mana kaum
nasionalis menerima bantuan dari Italia dan Nazi Jerman.
Tertindas Semasa Diktator Franco, Budaya Jadi Alasan Para Catalan
Para
Catalan telah lama melihat diri mereka secara fundamental berbeda dengan
Spanyol dan selama dekade terakhir, dukungan untuk memisahkan diri dari
Spanyol semakin berkembang. Lebih dari 7,4 juta orang menganggap diri
mereka sebagai Catalan, yang mewakili 16 persen populasi Spanyol.
Dosen
senior studi Spanyol dan Catalan di Monash University, Dr. Stewart King,
mengatakan alasan finansial dan budaya telah menyebabkan gesekan
tersebut.
"Ada
alasan finansial dan ada juga alasan budaya, di mana semuanya saling
terikat. Ketika Spanyol keluar dari kediktatoran pada tahun 1975, salah
satu hal yang mereka lakukan adalah memikirkan kembali apa artinya
menjadi orang Spanyol," kata Stewart.
"Ini
berasal dari sebuah gagasan bahwa menjadi Spanyol adalah, saat di bawah
kekuasaan rezim Franco, berbahasa Spanyol dan memiliki budaya yang
homogen, untuk kemudian menjadi masyarakat plurikultural (pluricultural society), yang mengakui perbedaan dan bahasa dari semua wilayah Spanyol," kata dosen tersebut.
Stewart
mengatakan bahwa tekanan dari berbagai pemerintahan konservatif telah
menjadi tekanan tersendiri kepada para Catalan untuk membatasi
pengajaran bahasa Spanyol tersebut.
"Semakin
banyak orang Catalan merasakan gagasan tentang Spanyol multikultural
telah lenyap akhir-akhir ini dan mereka merasa bahwa mereka ‘kurang Spanyol’, karena mereka berbicara bahasa Catalan atau mereka mempromosikan pengajaran bahasa Catalan di wilayah mereka," katanya.
Catalan Frustasi dengan Pembagian Keuangan yang Tak Adil
Argumen
lain yang mendukung kemampuan Catalunya untuk sukses setelah berpisah
dari Spanyol adalah produk domestik bruto (PDB) yang sedang berkembang.
Transformasi
Barcelona menjadi salah satu gerbang desain dan bioteknologi Eropa
serta daya pikat sektor pendidikan yang menggoda para calon siswa dan
orang tua mereka, membantu Catalunya tetap menjadi wilayah terkuat yang
berkontribusi sebesar 20 persen terhadap ekonomi Spanyol sejak 2006,
menurut data OECD.
Pada tahun
2013, PDB per kapita Catalunya adalah 23 persen di atas rata-rata
Spanyol dan 17 persen di atas rata-rata Uni Eropa, menurut IDESCAT. Jadi
jika Catalunya menjadi sebuah negara, akan menempati peringkat
kesembilan sebagai sebuah negara di Uni Eropa.
Wilayah
Catalunya juga terus meningkatkan perdagangannya dan menghasilkan 25
persen, atau €65 miliar, dari seluruh ekspor Spanyol. Mayoritas ekspor
berasal dari barang konsumsi dan energi juga produk industri.
Banyak
pihak di Catalunya melihat ekonomi mereka yang berkembang pesat sebagai
indikator kuat yang akan berkembang sebagai negara berdaulat. Catalan
melihat ekonomi mereka selama ini hanyalah sebagai alat bagi pemerintah
Spanyol.
Catalan
juga kecewa karena sebagai daerah kaya, Catalunya hanya menerima lebih
sedikit pengeluaran dari pemerintah Spanyol daripada untuk daerah semi
otonom lainnya.
Stewart mengatakan redistribusi sumber daya pemerintah telah membuat banyak orang di Catalunya frustrasi.
"Banyak
hal kecil telah memberi kontribusi untuk itu (dorongan untuk sebuah
referendum) dan salah satunya adalah orang Catalan merasa mereka telah
menyumbangkan lebih banyak dana ke wilayah lain di Spanyol. Dan uang
yang mereka (pemerintah Spanyol) dapatkan di wilayah lain dari Spanyol
telah banyak digunakan dengan buruk," katanya.
"Jadi,
mereka merasa ada banyak uang yang telah disia-siakan dan ketika
pemotongan terjadi, terutama setelah Krisis Keuangan Global, banyak
penduduk Catalunya merasa sasaran mereka (pemerintah Spanyol) tidak adil
karena Catalunya adalah salah satu daerah terkaya di Spanyol dan
memproduksi lebih banyak," jelas Dr. Stewart.
Para
pembayar pajak Catalan sudah kehilangan 8,8 miliar euro lebih banyak
dari yang diterimanya dari pemerintah Spanyol dan kehilangan 8,5 persen
dari PDB per tahun, demikian menurut Bloomberg Politics, yang menyebabkan timbulnya gesekan di antara kaum separatis.
Namun
harus diingat bahwa tidak jarang sebuah pemerintahan berusaha
menjembatani kesenjangan kekayaan antar wilayah dan membelanjakan lebih
banyak untuk wilayah-wilayah yang relatif miskin di suatu negara.
Risiko yang akan dihadapi Catalunya
Risiko
perpisahan Catalunya dengan Spanyol bisa menimbulkan kenaikan hutang
Catalunya kepada Spanyol. Pemerintah otonom tersebut telah memiliki
utang kepada Spanyol dan menurut The Guardian UK sebagai hutang yang terbesar untuk ukuran sebuah wilayah.
Catalunya
juga berpotensi untuk sementara waktu tetap berada di luar Uni Eropa dan
akan menderita karena tarif perdagangan dan risiko tersendatnya aliran
investasi.
Selanjutnya,
menciptakan atau memperkuat struktur, administrasi, pertahanan dan
keamanan sebuah negara baru membutuhkan biaya yang sangat mahal.
Meskipun demikian separatis Catalunya berpendapat biaya tersebut bisa
diimbangi dengan pembayaran pajak yang didistribusikan ulang di wilayah
tersebut, demikian menurut Generalitat de Catalunya.
Sumber berita: ForexSignal88, CNN, Politico, SBS Australia, Wikipedia
Yen dan Dolar Australia Berbalik Ditekan Dolar AS Perlahan-lahan

Sejauh ini
USDJPY untuk sementara berada di level 111,93 dimana pada penutupan
perdagangan sebelumnya berada di level 111,79.
Untuk mata uang
Australia, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7872 dibanding
penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7881. Untuk mata uang
China, yuan, atau USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,5675
setelah tadi pagi ditutup di level 6,5666.
Tadi pagi
hingga siang, terdapat beberapa data ekonomi dari Jepang serta China
yang dirilis, seperti dari Jepang ada data revisi produksi industri yang
mengalami penurunan tipis dari 2,1% menjadi 2,0% di bulan lalu.
Sedangkan dari China terdapat data inflasi di tingkat produsen maupun
konsumen.
Inflasi
produsen naik dari 6,3% menjadi 6,9%, tertinggi sejak 8 bulan lampau,
sedangkan inflasi konsumen turun dari 1,8% menjadi 1,6%. Hal ini membuat
yuan sedikit terkoreksi. Sedangkan dari Australia tidak ada data
ekonomi, namun data inflasi China membuat dolar Australia kurang
bertenaga di awal pekan ini meskipun harga minyak juga positif.
Namun
nyatanya bagi yen sendiri malahan terjadi pelemahannya yang tidak begitu
bergejolak hari ini meski juga ada bayang-bayang kondisi Korea Utara
serta Timur Tengah/Irak yang juga masih belum reda suasananya, namun
tetap tidak ada aksi safe haven. Ini semua karena investor setelah masih
melihat hasil pernyataan Janet Yellen semalam.
Dalam
sebuah forum perbankan di AS dan dihadiri hampir semua ketua bank
sentral utama dunia, Yellen berpendapat bahwa kondisi ekonomi AS masih
akan melaju dengan moderat alias berkelanjutan sehingga suku bunga yang
naik sangat membantu the Fed untuk menjaga kestabilan ekonomi dalam
negeri AS. Yellen juga mengisyaratkan bahwa di Desember nanti sekitar
99,99% suku bunga the Fed naik, dan ditambah pula kondisi inflasi yang
masih dibawah target the Fed 2%, kemungkinan kurang dari 2 tahun akan
diatas target tersebut.
Kejutan
pernyataan keseriusan Yellen ini ditambah pula pernyataan Eric
Rosengren, kepala cabang the Fed di Boston, bahwa tahun depan
dimungkinkan suku bunga the Fed naik 4 kali. Pernyataan konfrontatif
tersebut memang membingungkan pasar di awal pekan setelah di akhir pekan
kemarin investor membuang dolar AS pasca kecewa dengan data inflasi dan
penjualan eceran AS yang dirasa kurang gregetnya.
Namun
buru-buru Yellen semalam menyanggahnya bahwa the Fed maklum dengan
buruknya performa ekonomi AS di kuartal ketiga lalu karena faktor
bencana alam, namun Yellen menegaskan bahwa kondisi tersebut jangka
pendek semata, dan di akhir kuartal 4 nanti akan kembali memuncak
kondisi laju ekonomi AS.
Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Yellen: Ekonomi AS Menunjang Kenaikan Suku Bunga
Ketua Federal Reserve atau bank sentral AS, Janet Yellen menyatakan bahwa prospek cerah untuk ekonomi AS disertai prospek inflasi AS dalam beberapa bulan kedepan sehingga suku bunga masih aman untuk dinaikkan secara bertahap.
Yellen
juga menegaskan bahwa dampak dari beberapa badai di September memang
akan sedikit mengguncang ekonomi secara sesaat, sehingga dalam waktu
dekat juga akan pulih kembali bagi ekonomi AS. Yellen mengatakan bahwa
kondisi ekonomi AS melaju dengan moderat dalam beberapa waktu lalu dan
komentar tersebut sepertinya membangkitkan kembali bahwa suku bunga bank
sentral AS akan segera dilanjutkan kenaikannya karena cerminan kuatnya
ekonomi AS.
Beberapa
ekonom pasar dunia juga melihat bahwa suku bunga the Fed akan naik
sekali lagi di akhir tahun ini. Tetapi Yellen juga menggambarkan bahwa
inflasi yang rendah dan berjalan sanagt persisten di tahun ini, membuat
dirinya dan beberapa peserta rapat suku bunga the Fed merupakan sebuah
keterkejutan, sehingga the Fed sangat berhati-hati untuk mengambil
kebijakan baru.
Yellen
juga optimis bahwa inflasi dalam beberapa bulan kedepan juga akan
semakin meningkat, selain didorong turunnya harga layanan konsumen
ponsel akan memudar, dorongan itu muncul ketika pasar tenaga kerja AS
makin mengetat dan dirinya juga tidak kuatir dengan munculnya bencana
alam.
Situasi
bencana alam menurutnya hanya akan mempengaruhi laju pertumbuhan di
kuartal ketiga saja, dan memasuki awal kuartal keempat sekarang,
perlahan-lahan ekonomi mulai menampakkan peningkatannya kembali.
Pernyataan Yellen dalam sebuah pertemuan perbankan di AS ini juga
merupakan penegasannya kembali ketika dirinya menyatakan sesaat setelah
FOMC meeting di pertengahan September lalu, dimana saat itu the Fed
membiarkan suku bunganya bergerak berimbang diantara tingkat 1% hingga
1,25%.
Yellen
semalam juga menjelaskan fokus kerja the Fed untuk mengurangi defisit
neracanya dan menghadapi perubahan pajak di AS, dimana dirinya menyambut
baik pengurangan pajak yang akan terjadi di AS dengan harapan bahwa
daya beli konsumen akan naik disertai pula kondisi belanja investasi
yang mengikutinya sehingga langkahnya dalam menaikkan suku bunga akan
semakin mudah mengendalikan ekonomi AS agar tidak cepat memanas.
Namun
Yellen juga tidak mau gegabah dalam menyikapi reformasi pajak tersebut,
karena the Fed intinya masih menantikan detail pelaksanaan undang-undang
pajak yang baru.
Sumber Berita: Reuters
Carney: Kenaikan Suku Bunga Inggris Menunggu Waktu Yang Tepat

Banyak
kalangan memperkirakan bahwa suku bunga Bank of England ini akan naik 25
basis poin di November bulan depan ini. Namun Carney tidak menyatakan
secara spesifik tentang waktu penaikan suku bunga yang tepat, tetapi
Carney hanya menyatakan bahwa pihaknya akan menaikkan suku bunganya
dalam waktu beberapa bulan kedepan.
Dalam
sebuah wawancara langsung dengan media setempat pasca berbicara dalam
pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional atau IMF bersama dengan
World Bank di Washington DC, Carney juga menegaskan bahwa bank sentral
Inggris telah mentolerir tingginya inflasi di Inggris saat ini. Meskipun
melebihi target bank sentral, namun dia tegaskan masih melihat
perkembangan lebih lanjut.
Toleransi
tingginya inflasi di Inggris menurutnya masih tetap dipertahankan dengan
tidak menaikkan suku bunganya karena Carney menyatakan bahwa semenjak
referendum Brexit di Juni 2016, kondisi pasar tenaga kerjanya sangat
tidak kondusif, sehingga pihaknya sekarang memberikan upaya dengan suku
bunga yang tetap rendah maka serapan lapangan kerja diharapkan juga akan
meningkat.
Upaya lain
yang dilakukan bank sentral Inggris adalah memperingatkan
lembaga-lembaga keuangan di Inggris bahwa kenaikan kredit konsumen
terhadap pinjaman dan kartu kredit dapat mengancam sistem keuangan
Inggris jika tidak dilakukan kontrol yang super ketat, dimana beberapa
waktu ini kondisi tingkat pinjaman yang tinggi akan cukup mudah
menjadikan kegagalan sistem perbankannya karena situasi gagal bayar yang
tinggi.
Sejauh ini
pula, selain bank sentral Inggris yang ingin menaikkan suku bunganya 25
bps atau seperempat poin dari 0,25% menjadi 0,5%, the Fed juga
menginginkan kondisi suku bunganya juga naik 25 bps dari kisaran 1,25%
menjadi 1,5%. Seperti kita ketahui sejak krisis 2008 lalu, bank-bank
sentral di seluruh dunia menurunkan suku bunganya demi meningkatkan
rangsangan ekonomi serta menurunkan biaya-biaya pendanaan.
Sejauh ini
pula, Carney dan beberapa pejabat di Inggris masih optimis bahwa proses
Brexit akan berjalan dengan tertib dan pihaknya terus berusaha
melakukan penyesuaian diri. Butuh penyesuaian yang lebih komprehensif
bagi bank sentral Inggris dan bergantung kepada hasil kesepakatan
perdagangan baru dari perundingan Brexit tersebut.
Sumber Berita: Reuters
Mata Uang Euro Terpengaruhi Situasi Politik di Austria dan Spanyol
Mata uang euro berada pada posisi tergerus dalam
perdagangan Senin setelah pemilu Austria dan kekhawatiran akan
konfrontasi Catalonia dengan Madrid, meskipun dollar juga kurang
memiliki momentum setelah data inflasi AS yang lambat (16/10).
Euro turun sebanyak 0,3 persen pada perdagangan Senin siang WIB ini di $1,1791, tergelincir dari 2,5 mingguan tertingginya di $1,1880 pada Kamis yang lalu. Bintang konservatif muda Austria Sebastian Kurz berada di jalur untuk menjadi pemimpin berikutnya setelah pemilihan umum pada hari Minggu. Dia kemungkinan akan mencari koalisi dengan partai kanan jauh yang bangkit kembali karena partainya yang masih jauh dari mayoritas. Investor juga mengawasi Spanyol, di mana pemimpin Catalan Carles Puigdemont memiliki waktu sampai pukul 10:00 pagi waktu setempat (0800 GMT) pada hari Senin untuk mengklarifikasi apakah dia meminta kemerdekaan wilayah tersebut.
Euro turun sebanyak 0,3 persen pada perdagangan Senin siang WIB ini di $1,1791, tergelincir dari 2,5 mingguan tertingginya di $1,1880 pada Kamis yang lalu. Bintang konservatif muda Austria Sebastian Kurz berada di jalur untuk menjadi pemimpin berikutnya setelah pemilihan umum pada hari Minggu. Dia kemungkinan akan mencari koalisi dengan partai kanan jauh yang bangkit kembali karena partainya yang masih jauh dari mayoritas. Investor juga mengawasi Spanyol, di mana pemimpin Catalan Carles Puigdemont memiliki waktu sampai pukul 10:00 pagi waktu setempat (0800 GMT) pada hari Senin untuk mengklarifikasi apakah dia meminta kemerdekaan wilayah tersebut.
Perdana Menteri Mariano Rajoy telah
memberinya batas waktu Senin untuk mengklarifikasi posisinya – dan
sampai Kamis untuk mengubah pikirannya jika dia bersikeras untuk
berpisah – dan mengatakan bahwa Madrid akan membatalkan otonomi
Catalonia jika memilih kemerdekaan, demikian dilansir dari Reuters
(16/10).
Namun demikian, penurunan mata uang bersama ini akan terbatas
karena investor mengharapkan Bank Sentral Eropa akan mengungkapkan
rencana di akhir bulan ini untuk memulai skema pembelian obligasi.
Sementara itu, investor juga kurang excited dengan pergerakan
dollar, setelah data indeks harga konsumen AS pada hari Jumat
menunjukkan tingkat inflasi yang rendah. Indeks dolar sedikit naik ke
93,19, kekurangan momentum setelah mencatat penurunan mingguan
pertamanya pekan lalu, didorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga Fed
pada bulan Desember dan harapan pemotongan pajak oleh Presiden AS Donald
Trump. Dilihat euro masih bisa tergerus menuju level support di 1,1718 jika tidak ada tekanan tambahan baru ke dollar AS.
Kamis, 12 Oktober 2017
Inggris Bisa Gabung NAFTA Jika Perundingan Perdagangan Brexit Gagal
Inggris
dapat bergabung dengan aliansi perdagangan resmi dengan AS, Kanada dan
Meksiko jikalau Uni Eropa menolak melakukan kesepakatan perdagangan yang
baru pasca Brexit, demikian ungkap media Daily Telegraph semalam.
Daily
Telegraph melihat bahwa menteri-menteri Inggris sepertinya melihat North
American Free Trade Agreement atau NAFTA sebagau bagian rencana jalan
keluar Inggris ketika meninggalkan Uni Eropa di Maret 2019 jika tidak
ada kesepakatan perdagangan yang baru.
Departemen
Perdagangan Inggris sendiri sudah mencari jalan keluar yang paling
buruk ketika hal tersebut terjadi, dimana mereka berusaha untuk
memastikan bahwa Inggris harus mempertahankan jumlah perdagangan secara
pasti, keberlanjutan dan stabilitas hubungan perdagangan serta investasi
Inggris.
Inggris
sendiri sebetulnya sangat yakin akan menemukan jalan keluar bagi
kesepakatan baru antara Inggris dengan Uni Eropa. Namun juru bicara
Departemen Perdagangan Inggris juga tidak menolak upaya yang ditulis
oleh Daily Telegraph tersebut karena Inggris sendiri sedang menyiapkan
segala kemungkinan yang dapat terjadi.
Inggris
saat ini sedang melakukan negoisasi persyaratan perceraiannya dari Uni
Eropa, meski dilain pihak PM Theresa May mendorongnya untuk beralih ke
diskusi tentang kesepakatan perdagangan bebas seperti dengan NAFTA
sebagai alternatif jika eksplorasi kesepakatan Brexit dengan Eropa gagal
terwujud.
Kalangan
pro-Brexit selain ikut ambil bagian dalam NAFTA, mereka juga tengah
memikirkan untuk membentuk kelompok perdagangan baru semacam NAFTA
meskipun Presiden Trump sendiri sedang mengambil ancang-ancang untuk
keluar dari NAFTA karena tidak sesuai dengan tujuan ekonomi AS.
Jikalau
Inggris bergabung dengan NAFTA maka produsen yang ingin ekspor ke Eropa
dan Amerika, harus memproduksi barang sesuai dengan 2 aturan terpisah
dimana harus juga beralih ke model Amerika Utara seperti memperbaharui
layanan, barang, kebijakan persaingan dan perlindungan data.
Selama
ini, Uni Eropa adalah pasar ekspor tunggal terbesar bagi Inggris, dimana
sekitar 50% di Agustus lalu disumbang dari wilayah tersebut. Sedangkan
AS merupakan negara tujuan tunggal terbesar kedua bagi Inggris karena
sekitar 14% total ekspor Inggris adalah ke AS di Agustus lalu.
Sumber Berita: Reuters
USD/CAD Coba Jaga Momentum ke Selatan, Pasar Tetap Tunggu Risalah FOMC
Hingga Rabu sore dolar Kanada masih menunjukkan kecenderungan menguat terhadap dolar AS. Sebelumnya pada hari Selasa, dolar Kanada menekan dolar AS karena harga minyak menguat tajam, sementara data perumahan domestik juga memberikan dukungan terhadap loonie.
Pada Rabu
sore pasangan USD/CAD terlihat mendatar di $1,2510. Di akhir sesi
Selasa, USD/CAD tercatat turun 0,31 persen saat berakhir negatif di
$1,2513 setelah sempat turun ke $1,2480.
Pengurangan
ekspor yang direncanakan oleh Arab Saudi dan tanda-tanda lain dari
rebalancing pasar mendorong harga minyak lebih tinggi pada hari Selasa,
dengan data MetaTrader yang digunakan tim FS88 Research Division
mencatat harga minyak mentah AS melonjak 2,79 persen hingga berakhir
positif di $50,93 per barel.
Korelasi
yang biasanya ketat antara harga minyak, komoditas ekspor utama Kanada,
dan loonie sempat tidak selaras dalam beberapa bulan terakhir karena
keputusan kebijakan moneter bank sentral Kanada menjadi faktor utama
yang mengarahkan alur investasi para investor.
Namun kini
fokus pada pedagang adalah rilis FOMC meeting minutes pada Kamis dini
hari nanti yang mungkin dapat mengubah peta kekuatan di perdagangan
USD/CAD.
Perspektif Analisa Teknikal USD/CAD
Pergerakan
USD/CAD masih tipis sejak pagi hingga sore ini, tipikal pasar yang
sedang menunggu sebuah data atau agenda penting. Setelah menembus
uptrend line pada sesi kemarin, kini di 1,2560 dan telah berubah menjadi
resistance, USD/CAD berusaha untuk tetap mengarah ke selatan.
Namun di
sisi lain sebuah support dinamis pada grafik harian yang kini berada di
1,2480 juga masih menjegal langkah turun pair ini.
Jadi
kemungkinan besar penentuan arah selanjutnya baru akan terlihat di awal
sesi Amerika Utara atau saat rilis FOMC meeting minutes.
Sumber analisa: ForexSignal88
Gerakan Bullish AUD/USD Belum Bisa Tembus Resistance Kuat di H1
Menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan FOMC bulan September pada Kamis dini hari nanti, AUD/USD terus berupaya melangkah ke utara.
Tidak ada
faktor khusus yang menggerakkan AUD/USD hari ini selain sebuah
kelanjutan dari momentum pelemahan dolar AS kemarin di tengah membaiknya
indeks bisnis lokal dan kembali merebaknya isu geopolitik serta
kekhawatiran pasar terhadap perjalanan reformasi pajak yang diusulkan
Presiden AS Donald Trump.
Perspektif Analisa Teknikal AUD/USD
Rebound
AUD/USD sudah mencapai 0,7807, relatif dekat dengan target koreksi
pertama terhadap pergerakan turun yang sebelumnya terjadi yang berawal
dari 0,8123 yaitu level 23,6% Fibonacci retracement di 0,7823.
Selain itu
pada grafik 1-jam hingga menjelang sore ini terlihat AUD/USD belum
mampu untuk menembus simple moving average 200-jam yang berada di
0,7806.
Jelas kini
pasar menunggu agenda FOMC. Jadi, saat risalah FOMC dirilis, sebaiknya
tetap diperhatikan aksi harga terhadap kedua resistance tersebut dan
support-support di 0,7767 dan 0,7731.
Sumber analisa: ForexSignal88
Dolar Selandia Baru Rebound Tipis Namun Faktor Politik Tetap Menahannya

Negosiasi
politik telah menciptakan tingkat ketidakpastian tinggi mengenai
pembentukan pemerintah berikutnya, yang semakin meningkat setelah
penghitungan akhir hasil pemilu yang menempatkan blok National Party dan
Labour-Green dalam sebuah persaingan ketat untuk mendapatkan dukungan
NZF.
Pemimpin NZF Winston Peters, yang kini menjadi seorang kingmaker,
awalnya mengindikasikan sebuah keputusan akan diambil besok namun
kemarin dia mengatakan bahwa pengumuman tentang itu mungkin akan segera
terjadi nanti, tanpa memberikan penjelasan pasti kapan waktunya.
Perspektif Analisa Teknikal NZD/USD
NZD/USD
rebound ke 0,7099 pagi tadi namun tak lama kembali ke selatan lagi
hingga mendekati level terendah sesi kemarin di 0,7056 yang berperan
sebagai yang menjadi area kunci sebelum support kuat jangka menengah di
0,6990.
Selama
tidak terjadi penetrasi kuat terhadap zona 0,7800 dan pergerakan naik
yang stabil di atasnya, NZD/USD akan tetap diselimuti kabut bearish.
Sumber analisa: ForexSignal88
Dolar AS Terombang-Ambing, Notulen FOMC Diprediksi Hawkish
Dolar AS terhuyung-huyung menghadapi mata uang-mata uang mayor di sesi
perdagangan Rabu (11/Okt) pagi ini, beringsut menjauh dari level tinggi
10 pekan yang pekan lalu diraih setelah adanya kemajuan dari rencana
reformasi pajak dari Presiden Donald Trump.
Meski demikian, USD/JPY masih menjadi pasangan mata uang yang berhasil menghapus sebagian besar loss-nya. Saat berita ini ditulis, USD/JPY diperdagangkan pada angka 112.438 menjauhi low 112.007 yang tercapai tadi malam. Aksi jual USD/JPY kemarin dipicu oleh laporan bahwa rudal Korea Utara dapat mencapai jarak 3000 km, yang artinya dapat menjangkau wilayah AS. Para investor pun memburu Yen Jepang mata uang safe haven.
Sementara itu, EUR/USD tampil flat di kisaran 1.1808, setelah menyentuh 1.1828, tertinggi sejak tanggal 28 September. Penguatan Euro terhadap Dolar AS diperkuat oleh pernyataan Pemimpin Catalonia, Carles Puidgemont, bahwa dampak dari proklamasi kemerdekaan wilayahnya dari Spanyol dapat tertunda karena menunggu perundingan lebih lanjut.
GBP/USD juga flat dengan diperdagangkan di angka 1.3202. Sterling mengalami kenaikan sekitar 0.5 persen malam kemarin setelah laporan data industri Inggris yang memuluskan jalan bagi BoE untuk menaikkan tingkat suku bunga bulan depan.
Menurut Kathy Lien, Direktur BK Asset Management, fokus utama hari ini adalah rilis notulen FOMC The Fed, disusul dengan pidato dari Presiden ECB, Mario Draghi. Lien mengatakan bahwa performa mata uang-mata uang mayor, khususnya Euro, akan didikte oleh minat pasar terhadap Dolar AS. Lien sendiri memperkirakan bahwa notulen FOMC dini hari nanti akan hawkish.
Meski demikian, USD/JPY masih menjadi pasangan mata uang yang berhasil menghapus sebagian besar loss-nya. Saat berita ini ditulis, USD/JPY diperdagangkan pada angka 112.438 menjauhi low 112.007 yang tercapai tadi malam. Aksi jual USD/JPY kemarin dipicu oleh laporan bahwa rudal Korea Utara dapat mencapai jarak 3000 km, yang artinya dapat menjangkau wilayah AS. Para investor pun memburu Yen Jepang mata uang safe haven.
Sementara itu, EUR/USD tampil flat di kisaran 1.1808, setelah menyentuh 1.1828, tertinggi sejak tanggal 28 September. Penguatan Euro terhadap Dolar AS diperkuat oleh pernyataan Pemimpin Catalonia, Carles Puidgemont, bahwa dampak dari proklamasi kemerdekaan wilayahnya dari Spanyol dapat tertunda karena menunggu perundingan lebih lanjut.
GBP/USD juga flat dengan diperdagangkan di angka 1.3202. Sterling mengalami kenaikan sekitar 0.5 persen malam kemarin setelah laporan data industri Inggris yang memuluskan jalan bagi BoE untuk menaikkan tingkat suku bunga bulan depan.
The Fed Hampir Pasti Hawkish
Di sisi lain, Presiden The Fed untuk wilayah Dallas, Robert Kaplan, memberikan komentar bernada hawkish. Dikutip dari Reuters, Kaplan mengatakan bahwa terlalu lama menaikkan suku bunga dapat membuat The Fed tertinggal dari kenaikan kurva yield obligasi (behind the curve), yang bisa berujung pada resesi. Hal ini dapat menjadi tambahan bagi Dolar AS untuk menguat.Menurut Kathy Lien, Direktur BK Asset Management, fokus utama hari ini adalah rilis notulen FOMC The Fed, disusul dengan pidato dari Presiden ECB, Mario Draghi. Lien mengatakan bahwa performa mata uang-mata uang mayor, khususnya Euro, akan didikte oleh minat pasar terhadap Dolar AS. Lien sendiri memperkirakan bahwa notulen FOMC dini hari nanti akan hawkish.
Dollar AS Tetap Berada di Bawah Tekanan

Greenback mendapat tekanan karena
perseteruan publik Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Senator
Tennessee dan rekan senegaranya Bob Corker, memicu kekhawatiran mengenai
kelanjutan reformasi pajak.
Pelaku pasar juga melihat ke depan hasil
rapat kebijakan terbaru Federal Reserve, yang akan dirilis dini hari.
Pada pertemuan September, Fed telah memberi sinyal kemungkinan kenaikan
tingkat ketiga tahun ini.
EUR / USD naik 0,08% menjadi 1,1817, tertinggi sejak 26 September, karena ketegangan politik Spanyol untuk sementara mereda.
Presiden Catalan Carles Puigdemont pada
hari Selasa menandatangani sebuah dokumen yang memproklamirkan
kemerdekaan wilayah tersebut dari Spanyol, namun dia juga menghentikan
langkah tersebut untuk beberapa minggu mendatang untuk memungkinkan
perundingan dengan pemerintah Spanyol.
Di tempat lain, GBP / USD turun 0.09%
menjadi 1,3191. Yen menguat, dengan USD / JPY turun 0.15% pada 112.26,
sementara USD / CHF berada pada 0.9753.
Dolar Australia menguat, dengan AUD / USD naik 0.12% pada 0.7786, sementara NZD / USD bertahan stabil di 0.7067.
Perkiraan Data Ekonomi Tgl 12 Okt 2017
PPI AS : Kamis, 19:30 WIB.
Perubahan harga produsen akhirnya akan terlihat pada inflasi konsumen.
Data PPI naik sebesar 0.2% di bulan Agustus sementara PPI inti naik
hanya 0.1%. PPI diperkirakan akan meningkat sebesar 0.4% sedangkan PPI
inti diperkirakan akan naik sebesar 0.2%.
Pidato Mario Draghi : Kamis, 21:30 WIB.
Presiden ECB akan berbicara di Washington dan mungkin akan menyoroti
keputusan yang akan datang untuk mengurangi skema pembelian obligasi.
Apakah dia masih mengungkapkan kekhawatiran tentang nilai tukar?
Pidato Lael Brainard: Kamis, 21:30 WIB.
Brainard adalah anggota tetap di FOMC dan sering berpendapat sesuai
dengan suara mayoritas. Dia bisa memberikan laporan pekerjaan terbaru
yang berharga dan yang lebih penting, tentang potensi kenaikan suku
bunga di bulan Desember.
Pidato Jerome Powell : Kamis, 21:30 WIB.
Powell merupakan Gubernur Fed yang jarang membahas kebijakan moneter.
Namun, kata-katanya lebih penting karena dia adalah salah satu kandidat
untuk memimpin The Fed.
Langganan:
Postingan (Atom)