Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan pada hari Kamis (13/9) bahwa dirinya menginginkan kesepakatan NAFTA yang baik bagi kedua belah pihak dapat segera tercapai sesegera mungkin. Tetapi ketika ditanya mengenai kesetujuan dirinya mengenai akhir September sebagai batas akhir kesepakatan, Trudeau enggan menjawab secara detail.

Kanada dan AS, sebelumnya sempat mengadakan pembicaraan mengenai cara menyelesaikan konflik perdagangan dan sampai saat ini tengah berjuang untuk mencapai kata sepakat. Sebelumnya, Meksiko yang merupakan anggota lain dari NAFTA telah mencapai kesepakatan dengan AS dan Gedung Putih tidak segan untuk meninggalkan Kanada jika tidak cepat membuat kesepakatan.
“Kami telah melihat berbagai tenggat waktu yang diajukan dalam upaya mencapai kesepakatan NAFTA. Kami akan berupaya mencoba sampai di sana (perundingan dengan AS) secepat yang kami bisa, tetapi kami akan memastikan akan terus berupaya agar tercapai kesepakatan yang baik untuk rakyat Kanada”, kata PM Kanada, Justin Trudeau kepada wartawan di kota Saskatoon.
Kesepakatan Dengan China Akan Sulit Tercapai
Selain dengan Kanada, AS juga sedang terlibat konflik perdagangan dengan China terkait bea import. Kedua negara baik AS maupun China, sebelumnya masing masing telah menaikkan tarif import barang, namun AS berencana untuk segera memberlakukan tarif tambahan kepada China. Beijing pun mengancam akan melapor kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Alhasil, administrasi Presiden Trump mengundang China untuk melakukan negosiasi lanjutan terkait perang dagang.
Di tengah euforia pasar setelah kabar akan dilaksanakan perundingan lanjut antara AS dan China dibenarkan oleh pejabat Gedung Putih dan China menyambut baik undangan tersebut. Lalu muncul kekhawatiran kembali terkait potensi deadlock pada kesepakatan AS dan China yang akan berlangsung beberapa pekan mendatang, setelah beredar kabar (Surat Kabar yang dikelola Pemerintah China) yang menyebut China tidak akan tunduk terhadap tuntutan AS dalam pembicaraan perdagangan nanti.
Surat Kabar China Daily mengatakan bahwa China akan serius untuk menyelesaikan masalah perdagangan dengan AS, ditengah perlambatan ekonomi dan pasar saham Negeri Tirai Bambu. Namun tetap ada kemungkinan pembicaraan tersebut gagal mencapai kata sepakat, China Daily menambahkan dalam laman Editorial.
“Administrasi Trump menyakini bahwa China akan menyerah kepada tuntutan AS, karena AS memiliki ‘bahan bakar’ yang cukup untuk mendorong perekonomiannya jika perang dagang berlangsung lama. Jika Amerika serikat menaikkan tarif import atas barang China, maka China tidak akan tinggal diam dalam mengambil tindakan untuk melindungi kepentingan China”, kata China Daily dalam lama Editorial.
Di sisi lain, Presiden Trump ikut berkomentar dalam Twitter pribadinya, “Kami sedang tidak berada di bawah tekanan jelang pembicaraan perdagangan, justru mereka (China) yang saat ini dapat tekanan untuk membuat kesepakatan dengan kami. Pasar kami melonjak, pasar mereka ambruk”.
Sumber : Berita Forex
Tidak ada komentar:
Posting Komentar