Senin, 24 Juli 2017

Brexit Bangkitkan Revolusi Industri Inggris


Masalah Brexit memberikan semangat juang bagi kaum industrialis Inggris untuk bangkit membuat sebuah revolusi baru dengan mengembangkan industri energi terbarukan dalam waktu dekat.
 
Pada akhir pekan lalu, Menteri Perindustrian Inggris Greg Clark akan meluncurkan tahap pertama dengan dana sekitar £246 juta pound sebagai bagian strategis pemerintah Inggris dalam meningkatkan produktivitas dan penyebaran kekayaan di seluruh Inggris di sektor pengembangan teknologi baterai.

Setahun sudah referendum Brexit telah dilaksanakan, dengan makin munculnya ketidakpastian masa depan Inggris Raya dalam menghadapi perundingan Brexit dengan Uni Eropa. Inilah yang membuat Clark dan departemennya mengeluarkan kebijakan baru di bidang energi terbarukan agar tidak terlalu ketinggalan dari Perancis dan Jerman.

Seperti kita ketahui bahwa Jerman dan Perancis telah terlebih dahulu mengembangkan industri tersebut, bahkan Perancis telah mempunyai komitmen khususnya di bidang otomotifnya, bahwa kurang dari satu dekade ini, semua industri otomotif Perancis harus mengeluarkan produk yang berbasis energi listrik, baik untuk kendaraan kecil atau ringan sampai kendaraan berat seperti truk atau bis.
Ketertinggalan Inggris dalam hal energi listrik inilah yang memicu Clark untuk segera ikut serta berlomba-lomba mengembangkan energi listrik yang lebih besar. Industri yang berbasis energi listrik tentu memerlukan teknologi penyimpan energi alias baterai yang lebih handal.  

Seperti yang pernah dikembangkan oleh Tesla Motor, sejak satu dekade lebih, perusahaan otomotif berbasis listrik asal AS telah berhasil mengembangkan produk otomotif berteknologi listrik dan telah berhasil mendapatkan tempat di hati konsumen seluruh dunia.

Produk Tesla sendiri kebanyakan di produksi di Los Angeles, California, AS, namun untuk Tesla Roadster telah diproduksi di Inggris dengan kerja sama produksi dengan Lotus Cars di Hethel Inggris.
Inilah yang membuat Clark sangat tertarik mengembangkan tehnologi baterainya, sbegai bentuk mengejar ketertinggalan teknologi serta mendukung kebijaksanaan PM Theresa May yang telah menerbitkan strategi industri di Januari 2017 lalu. Tujuan proposal Clark tersebut guna pendekatan lebih tepat dalam mengembangkan industri utama guna membantu melindungi ekonomi saat Inggris keluar dari Uni Eropa.

Pergeseran atau alih teknologi ini seakan ingin membangkitkan revolusi industri Inggris seiring dengan kompetisi Faraday Challenge yang akan membuat tehnologi lebih bersih seperti pengembangan mobil listrik yang lebih bijaksana dengan membuat desain, pengembangan dan pembuatan baterainya sehingga dapat cepat mendirikan pusat riset baterai di Inggris.

Sumber Berita: Reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar