Pada perdagangan pasar uang hingga jelang pasar Eropa dibuka siang ini, secara umum dolar AS berusaha bertahan dari gempuran mata uang utama Asia pasca goyangnya pemerintahan Trump di akhir pekan lalu.
USDJPY
untuk sementara berada di level 111,11 dimana pada penutupan perdagangan
sebelumnya berada di level 111,12. Untuk mata uang Australia, AUDUSD
untuk sementara berada di level 0,7920, dibanding penutupan perdagangan
sebelumnya berada di level 0,7913. Untuk mata uang China, yuan, atau
USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7551 setelah tadi pagi
ditutup di level 6,7563.
Mundurnya
juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, menambah deretan ketidakstabilan
politik atau pemerintahan Presiden Donald Trump untuk kesekian kalinya
sejak menjadi presiden AS di Januari lalu.
RUU sanksi
terhadap Rusia, Korea Utara dan Iran diikuti pula belum berhasilnya RUU
kesehatan yang telah terkatung-katung cukup lama membuat jalan panjang
retorika politik di AS membuat mata uangnya terkoyak-koyak. Tentu belum
tuntasnya agenda-agenda Trump yang diikuti skandal-skandalnya yang
muncul, memberikan ruang bagi yen untuk dijadikan tempat pengaman sesaat
atau safe haven bagi perdagangan mata uang dunia.
Hal ini
sebagai bentuk lanjutan bagi penguatan yen yang di sepanjang pekan lalu
mata uang yen ini mengalami penguatan yang signifikan setelah BoJ masih
mempertahankan negative interest policy-nya dalam jangka waktu yang akan
panjang karena dalam meeting suku bunga kemarin BoJ memperkirakan bahwa
2020 adalah waktu untuk mengevaluasi suku bunga tersebut.
Aksi beli
yen juga diikuti pada mata uang utama Asia lainnya seperti dolar
Australia dan China yuan siang ini terkait juga dengan situasi di AS
yang belum kondusif dimana sejenak investor melihat kembali melunturnya
kredibilitas Trump sehingga investor untuk sementara semakin khawatir
terhadap masa depan agenda ekonomi Trump lainnya.
Situasi
safe haven yen yang tetap berlanjut diperlihatkan setelah Bank of Japan
pekan lalu tidak merubah kebijakan suku bunga negatifnya dan tetap
melaksanakan pembelian aset-asetnya kembali atau paket stimulus senilai
kurang lebih ¥80 trilyun atau setara dengan $714 milyar.
BoJ memang
sedang menyoroti lemahnya inflasi tahunan di Jepang dan masih jauh dari
target bank sentral, namun hal ini memang tidak perlu dirisaukan banyak
investor dimana fenomena inflasi yang rendah sedang melanda di seluruh
bagian didunia ini.
Perihal
suku bunga dunia sedikit dikesampingkan dolar Australia yang hari ini
mengalami penguatannya meski tipis. Semua terkait dengan wacana RBA yang
akan menaikkan suku bunganya pasca penjelasan hasil rapat suku bunga
minggu ini serasa bernada hawkish alias investor sangat yakin dengan
penjelasan yang menyatakan ekonomi Australia akan nyaman dengan kondisi
sekarang.
Namun
deputi gubernur RBA Guy Debelle akhir pekan lalu menyatakan bahwa pasar
jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa kenaikan suku bunga beberapa bank
sentral dunia, seperti the Fed dan BoC serta akan ECB, lalu akan
diikuti RBA. Debelle mengingatkan pasar bahwa hal tersebut bisa membuat
dolar Australia bisa menguat namun terbatas.
Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg, ForexSignal88.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar