
The Fed membeli Treasury AS dan sekuritas berbasis mortgage (mortgage-backed securities/MBS) selama sekitar enam tahun dalam sebuah program yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) yang mempertahankan suku bunga pada rekor terendah untuk memacu pinjaman dan pemulihan ekonomi.
Namun pada
pertemuan bulan Juni tahun ini, saat menaikkan suku bunga untuk ketiga
kalinya dalam enam bulan, The Fed juga mengumumkan sebuah rencana untuk
memulai dengan membiarkan $6 miliar sebulan dalam bentuk Treasuries
jatuh tempo tanpa reinvestasi dan meningkatkan jumlah tersebut dalam
interval tiga bulan hingga mencapai $30 miliar.
Demikian pula, The Fed mengatakan akan menurunkan utang agensi dan MBS sebesar $4 miliar per bulan sampai mencapai $20 miliar.
Bank
Sentral Eropa (ECB) juga tampaknya akan memutuskan di akhir tahun ini
kapan harus mengurangi pembelian obligasi bulanannya. Ketika Presiden
ECB Mario Draghi pertama kali mengisyaratkan prospek tersebut di bulan
lalu, imbal hasil obligasi dunia meningkat tajam untuk sementara waktu.
Selain
itu, bank sentral Kanada (BoC) telah menaikkan suku bunga untuk pertama
kalinya dalam tujuh tahun bulan ini dan Bank of England (BoE)
diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada tahun depan untuk mengatasi
kenaikan inflasi.
The Fed
memimpin dalam pengetatan kebijakan moneter karena ekonomi global pulih
dari resesi 2008 namun sekarang harus menghitung bagaimana
rencana-rencana bank sentral lainnya tersebut dapat mempengaruhi
kebijakan The Fed sendiri.
Sementara
ekonomi Eropa yang lebih kuat disambut baik oleh The Fed, mengurangi
risiko terhadap ekonomi global, sebuah langkah dari bank sentral utama
untuk mengetatkan kebijakan moneter secara bersamaan adalah langkah yang
belum terlihat selama satu dekade.
Efek dari lonjakan ECB tidak terbatas ke negara-negara zona euro, menurut Roberto Perli, analis dari Cornerstone.
Komentar
Draghi pada bulan Juni mendorong imbal hasil Treasury 10-tahun paling
banyak sejak pemilihan presiden AS November lalu, dan sebuah langkah ECB
untuk menghentikan pencetakan uang (money printing) dapat memaksa The Fed untuk memperlambat rencananya karena khawatir kondisi keuangan akan semakin ketat.
Ketika
para pembuat kebijakan The Fed bertemu pada tanggal 25-26 Juli, mereka
harus memutuskan tanggal untuk mulai untuk mengurangi kepemilikan
obligasi mereka atau memberi lebih banyak waktu untuk mengevaluasi apa
yang oleh Gubernur Fed Lael Brainard baru-baru ini disebut sebagai
“titik balik” dalam kebijakan moneter global yang dapat mempengaruhi
ekonomi pertumbuhan.
Rencana
The Fed untuk mengurangi portofolionya mungkin akan mendorong imbal
hasil obligasi jangka panjang, menaikkan suku bunga pinjaman jangka
panjang untuk bisnis, dan mengarah pada suku bunga KPR yang lebih tinggi
untuk industri perumahan.
Sumber berita: ForexSignal88, Newsmax Finance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar