Senin, 24 Juli 2017

Fed Sedang Menghadapi Risiko dari Perubahan Kebijakan Moneter Global


Prospek kebijakan moneter yang lebih ketat di Eropa dan negara-negara lain dapat menimbulkan masalah baru bagi Federal Reserve ketika minggu ini menggelar rapat kebijakan untuk memikirkan rencananya untuk mengurangi portofolio obligasi senilai $4,2 triliun yang dibeli setelah krisis keuangan tahun 2008.
 
The Fed membeli Treasury AS dan sekuritas berbasis mortgage (mortgage-backed securities/MBS) selama sekitar enam tahun dalam sebuah program yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) yang mempertahankan suku bunga pada rekor terendah untuk memacu pinjaman dan pemulihan ekonomi.

Namun pada pertemuan bulan Juni tahun ini, saat menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya dalam enam bulan, The Fed juga mengumumkan sebuah rencana untuk memulai dengan membiarkan $6 miliar sebulan dalam bentuk Treasuries jatuh tempo tanpa reinvestasi dan meningkatkan jumlah tersebut dalam interval tiga bulan hingga mencapai $30 miliar.
Demikian pula, The Fed mengatakan akan menurunkan utang agensi dan MBS sebesar $4 miliar per bulan sampai mencapai $20 miliar.

Bank Sentral Eropa (ECB) juga tampaknya akan memutuskan di akhir tahun ini kapan harus mengurangi pembelian obligasi bulanannya. Ketika Presiden ECB Mario Draghi pertama kali mengisyaratkan prospek tersebut di bulan lalu, imbal hasil obligasi dunia meningkat tajam untuk sementara waktu.
Selain itu, bank sentral Kanada (BoC) telah menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun bulan ini dan Bank of England (BoE) diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada tahun depan untuk mengatasi kenaikan inflasi.

The Fed memimpin dalam pengetatan kebijakan moneter karena ekonomi global pulih dari resesi 2008 namun sekarang harus menghitung bagaimana rencana-rencana bank sentral lainnya tersebut dapat mempengaruhi kebijakan The Fed sendiri.
Sementara ekonomi Eropa yang lebih kuat disambut baik oleh The Fed, mengurangi risiko terhadap ekonomi global, sebuah langkah dari bank sentral utama untuk mengetatkan kebijakan moneter secara bersamaan adalah langkah yang belum terlihat selama satu dekade.
Efek dari lonjakan ECB tidak terbatas ke negara-negara zona euro, menurut Roberto Perli, analis dari Cornerstone.

Komentar Draghi pada bulan Juni mendorong imbal hasil Treasury 10-tahun paling banyak sejak pemilihan presiden AS November lalu, dan sebuah langkah ECB untuk menghentikan pencetakan uang (money printing) dapat memaksa The Fed untuk memperlambat rencananya karena khawatir kondisi keuangan akan semakin ketat.

Ketika para pembuat kebijakan The Fed bertemu pada tanggal 25-26 Juli, mereka harus memutuskan tanggal untuk mulai untuk mengurangi kepemilikan obligasi mereka atau memberi lebih banyak waktu untuk mengevaluasi apa yang oleh Gubernur Fed Lael Brainard baru-baru ini disebut sebagai “titik balik” dalam kebijakan moneter global yang dapat mempengaruhi ekonomi pertumbuhan.
Rencana The Fed untuk mengurangi portofolionya mungkin akan mendorong imbal hasil obligasi jangka panjang, menaikkan suku bunga pinjaman jangka panjang untuk bisnis, dan mengarah pada suku bunga KPR yang lebih tinggi untuk industri perumahan.

Sumber berita: ForexSignal88, Newsmax Finance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar