Kamis, 06 Juli 2017

Dolar Australia Bergerak Lesu Pasca Data, Yen Ragu Menguat


Pada perdagangan pasar uang hingga jelang pasar Eropa dibuka, dolar AS nampaknya sedang menghindari tekanan yang dahsyat dari mata uang Asia Pasifik setelah data perdagangan Australia yang membaik dan tensi geopolitik di Korea belum berakhir.
 
USDJPY untuk sementara berada di level 113,14 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 113,23. Untuk mata uang Australia, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7601, dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7603. Untuk mata uang China, yuan, atau USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,8035 setelah tadi pagi ditutup di level 6,7948.

Tekanan dari dolar AS terhadap mata uang utama Asia nampaknya akan terjadi kembali pada perdagangan hari ini jelang rilisnya data tenaga kerja AS yang akan dimuali nanti malam hingga akhir pekan ini.
Bangkitnya greenback ini seakan mengingatkan kembali wacana the Fed di pertengahan bulan lalu dimana kala itu the Fed merilis suku bunga yang baru, yaitu naik 25 basis poin ke 1,25% dan kemungkinan besar suku bunga the Fed sekali lagi akan dinaikkan di tahun ini dan 3 kali di tahun berikutnya.

Kala itu greenback sungguh perkasa terhadap mata uang utama Asia Pasifik, apalagi beberapa pejabat the Fed masih berupaya untuk menyakinkan pasar bahwa suku bunga the Fed masih akan naik meskipun inflasi AS sedang turun. Pejabat-pejabat the Fed menyatakan bahwa suku bunga AS harus naik demi menjaga ekonomi AS agar tidak terlalu memanas. Persoalan inflasi yang cenderung menurun, menurut mereka tidak perlu dirisaukan karena sektor tenaga kerja AS sedang mempunyai tren yang ketat.

Dengan kondisi tenaga kerja yang ketat maka secara otomatis bisa membangkitkan belanja konsumen dan akhirnya juga akan mendukung perlahan-lahan laju pertumbuhan dan laju harga atau inflasi AS. Nanti malam akan kita lihat prospek tenaga kerja AS di bulan lalu, apakah mendukung kenaikan suku bunga the Fed lebih lanjut ataukah tidak.

Dolar Australia sementara ini masih bergerak ragu meski data surplus neraca perdagangan melonjak tajam di bulan lalu karena lonjakan ekspor batubara Australia yang meningkat tajam pasca cuaca buruk di Australia pada bulan lalu.
Keraguan ini muncul karena investor sedang melihat perkembangan harga minyak dunia yang cukup sulit bergerak positif. Semalam harga minyak turun tajam kembali karena Rusia keberatan terhadap rencana penambahan kuota pemangkasan produksi minyak. Seperti kita ketahui bahwa dolar Aussie merupakan mata uang komoditi bareng dengan loonie atau dolar Kanada.

Sedangkan yen sejauh pergerakan hari ini masih tampak ingin menguat namun sangat susah. Penguatan yen tadi pagi sebagai bagian dari aksi safe haven mata uang lanjutan karena tensi geopolitik di Semenanjung Korea masih belum berakhir.
Yen sendiri memanfaatkan momentum jelang meeting G20 di akhir pekan ini untuk meletakkan landasan harga sebelum di acak-acak oleh data tenaga kerja AS yang kemungkinan besar akan membaik dan sangat mendukung kenaikan suku bunga the Fed lebih besar.

Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar