Senin, 24 Juli 2017

Prospek Suku Bunga ECB Bantu Euro Menekan Sterling


Kurs euro kembali menguat terhadap pound sterling pada hari Jum’at, mendekati level tertinggi dalam delapan bulan dan menjaga pekan terbaik sejak Oktober.
 
Euro tetap terjaga di jalur penguatannya bukan hanya terhadap sterling setelah para investor semakin meyakini bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) bergeser ke jalur untuk memperketat kebijakan moneter pada tahun depan.

Pada akhir hari Jum’at, euro terus bergerak naik terhadap mata uang UK sehingga EURGBP berakhir positif di 0,8978. Pada basis mingguan EURGBP berakhir lebih tinggi dari penutupan pekan sebelumnya.
Nilai tukar tersebut tertinggi sejak awal November karena pound sterling ketika Presiden ECB Mario Draghi menyampaikan potensi perubahan pada program stimulus ekspansif bank sentral tersebut yang akan dibahas pada musim gugur.

Meskipun Draghi membuka pintu untuk pelonggaran lebih lanjut, para investor menafsirkan komentar Draghi tersebut kurang dovish daripada yang disampaikannya di pertemuan ECB sebelumnya, sehingga euro melonjak hingga mencapai tingkat tertinggi dalam hampir dua tahun terhadap dolar. Sementara terhadap sterling, euro meningkat 2,5 persen terhadap sterling di minggu lalu.

Sterling terus mendapat tekanan selama beberapa hari di pekan lalu. Menurut Derek Halpenny , kepala riset pasar global MUFG di Eropa, mengatakan bahwa pound sterling membukukan performa terburuk di antara mata uang G10 selama lima hari perdagangan terakhir dan telah turun 0,85 persen versus dolar AS, satu-satunya mata uang G10 yang jatuh terhadap dolar AS selama periode tersebut.

Tapi Halpenny mengatakan bahwa dia optimis mengenai mata uang UK karena ia melihat risiko politik berkurang. Dia mencontohkan sebuah laporan penting bahwa kabinet UK dipersatukan atas kebutuhan terhadap masa transisi ketika UK meninggalkan Uni Eropa.

Perdana Menteri UK Theresa May bergerak untuk meredakan kekhawatiran Brexit di kalangan pebisnis UK pada hari Kamis, dengan mengatakan bahwa dia menginginkan “jalan keluar (Brexit) yang lancar dan teratur” dari UE termasuk “periode pelaksanaan untuk menghindari tepi tebing (jurang kehancuran)”.
MUFG adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki perkiraan yang paling bullish di pasar, melihat kurs mata uang UK terhadap greenback bakal mencapai $1,40 pada kuartal kedua tahun depan.

Lembaga keuangan dan investasi lainnya mengambil pandangan yang lebih pesimistis terhadap pound sterling.
Viraj Patel, ahli strategi mata uang ING, berpendapat bahwa pelemahan sterling tidak boleh diremehkan meskipun terjadi penjualan terhadap dolar AS saat ini.
Menurut Patel tanda-tanda peringatan stagflasi ekonomi UK terlihat setelah data-data minggu lalu, sementara euforia soft Brexit yang muncul tak lama memudar karena anggapan bahwa negosiasi Brexit bakal sulit mulai meresapi pasar.

Sumber berita: Reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar