Rabu, 05 Juli 2017

Semenanjung Korea Menegang, Dolar AS Tertekan



Dolar AS tergelincir terhadap yen pada hari Rabu karena kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara. Sementara itu dolar Kanada menguat setelah bank sentral negara tersebut menaikkan suku bunganya.
 
Dolar AS terpantau turun 0,3 persen pada awal perdagangan hari ini ke 112,95 yen, tergelincir lebih jauh dari level tertinggi dalam satu setengah bulan di hari senin di 113,48.
Yen cenderung dibeli kembali pada saat ketidakpastian global meningkat karena ekspektasi para investor bahwa Jepang dapat memulangkan investasi asing mereka, meskipun negara tersebut dekat dengan Korea Utara.

Pada hari Rabu Pyongyang mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua yang baru dikembangkan yang dapat membawa hulu ledak nuklir besar dan berat, yang memicu seruan Washington untuk aksi global dan meminta negara yang terisolasi itu bertanggung jawab atas upaya pemutakhiran senjata nuklirnya.
Pentagon mengutuk uji rudal tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya siap untuk membela Amerika Serikat dan sekutunya melawan ancaman yang terus meningkat dari Korea Utara.
Dolar Kanada juga menguat, diperdagangkan di C$1,2934 per dolar setelah mencapai level tertinggi 10 bulan di C$1,2912 terhadap dolar AS pada hari Selasa.

Gubernur Bank of Canada Stephen Poloz mengatakan kepada sebuah surat kabar Jerman bahwa inflasi Kanada harus naik dengan baik pada paruh pertama tahun 2018, menambahkan bahwa normalisasi kebijakan harus dimulai sebelum pertumbuhan harga mencapai targetnya.
Komentar Poloz mendorong pasar untuk memperkirakan kenaikan lebih dari 50 persen kenaikan suku bunga Kanada di pertemuan BoC berikutnya pada 12 Juli, sebuah perubahan dramatis dalam kurun waktu kurang dari dua minggu yang lalu ketika hampir tidak ada satupun pelaku pasar yang berani bertaruh bahwa bank sentral Kanada akan mengetatkan kebijakan moneternya.
Euro meraih dukungan dari ekspektasi terhadap European Central Bank (ECB) yang sedang merayap menuju pengurangan program stimulus menyusul komentar hawkish dari Presiden Mario Draghi pada pekan lalu.

Meskipun mata uang bersama 19 negara Eropa itu tergelincir pada awal pekan ini setelah rally 2,1 persen di pekan lalu, namun telah kembali stabil di sekitar $1,1359.
Menurut Bart Wakabayashi, Manajer Cabang Negara Bagian di Tokyo, jika ada lebih banyak komentar dari pejabat ECB yang secara jelas menyiratkan rangsangan stimulusnya, pasar bisa melihat kenaikan euro lebih lanjut.

Puncak kurs euro terhadap dolar AS di minggu lalu di $ 1,1445, tingkat tertinggi dalam lebih dari satu tahun, yang dipandang sebagai target terdekat. Penetrasi telak terhadap area $1,15-16 akan memberi sinyal kuat bahwa EURUSD keluar dari kisaran perdagangan yang terbentuk sejak awal 2015.
Sementara itu dolar Australia ikut rebound terhadap dolar AS setelah kemarin terpukul karena bank sentral negara itu berpegang pada sikap netral terhadap ekonomi dan tingkat suku bunganya pada hari Selasa, mengecewakan banyak pedagang yang mengharapkan nada yang lebih hawkish. Pagi ini AUDUSD naik ke 0,7618 saat berita ini ditulis tim FS88 Research Division.

Sumber berita: Reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar