Sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding beberapa negara mitra dagangnya memanipulasi mata uangnya demi meraih keunggulan harga kompetitif, Jepang terus berupaya untuk mematahkan tudingan itu dan di saat yang sama berupaya dapat meraih kesepakatan yang saling menguntungkan dengan Amerika Serikat meskipun perundingannya alot.
Seorang
diplomat mata uang utama Jepang yang berjuluk FX Tsar atau Kaisar Forex
telah ditunjuk untuk masa jabatan satu tahun lagi dalam perombakan
kementerian keuangan reguler, menggarisbawahi keinginan Jepang untuk
mempertahankan konsistensi kebijakan karena Tokyo masih menghadapi
perundingan ekonomi yang berpotensi sulit dengan Amerika Serikat.
Masatsugu
Asakawa, seorang veteran kebijakan berusia 59 tahun dengan kontak ke
berbagai pembuat kebijakan di dalam dan di luar Jepang, memainkan peran
kunci dalam membentuk dialog ekonomi bilateral Jepang dengan Amerika
Serikat, yang dimulai pada bulan April lalu.
Kementerian
Keuangan Jepang kemarin mengatakan bahwa Asakawa akan mengabdi satu
tahun lagi sebagai wakil menteri keuangan untuk urusan internasional,
posisi yang sudah ia duduki sejak Juli 2015.
Peran
tersebut mengawasi kebijakan mata uang Jepang dan diplomasi
internasional dan mencakup pertemuan Tokyo dalam Kelompok Tujuh (G7) dan
Kelompok 20 (G20).
Pengangkatan
Asakawa akan membantu Tokyo lebih konsisten bernegosiasi dalam putaran
kedua dialog ekonomi bilateral dengan Amerika Serikat, yang diperkirakan
akan digelar akhir tahun ini, kata para analis.
Di tahun
lalu Donald Trump berkampanye untuk jabatannya dengan mengusung platform
"America First", dengan mengatakan bahwa dia akan meningkatkan
pekerjaan manufaktur dan mengurangi defisit perdagangan negara tersebut
dengan pihak Jepang.
Tidak
banyak pejabat yang memegang jabatan tersebut selama lebih dari dua
tahun. Mereka yang pernah menjabatnya termasuk Haruhiko Kuroda, Gubernur
Bank of Japan sejak 2013.
Asakawa
diketahui dekat dengan Menteri Keuangan Taro Aso, setelah menjabat
sebagai sekretaris eksekutifnya saat Aso menjadi perdana menteri pada
2008-2009, dan sebagai asisten eksekutifnya saat menjadi menteri
keuangan pada tahun 2012.
Jepang
tidak melakukan intervensi di pasar mata uang saat di bawah kendali
Asakawa, meskipun ia sering memiliki menggunakan persuasi atau
kekuasaannya guna membendung lonjakan yen yang berisiko melukai ekonomi
Jepang yang bergantung pada ekspor.
Beberapa analis melihat Asakawa sebagai kandidat kuda hitam untuk menggantikan Kuroda di Bank of Japan ketika masa jabatan sang incumbent selama lima tahun berakhir pada bulan April tahun depan.
Sumber berita: Reuters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar