Rabu, 05 Juli 2017

Cari Kesepakatan dengan AS, Jepang Tunjuk Lagi 'Kaisar Forex'



Sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding beberapa negara mitra dagangnya memanipulasi mata uangnya demi meraih keunggulan harga kompetitif, Jepang terus berupaya untuk mematahkan tudingan itu dan di saat yang sama berupaya dapat meraih kesepakatan yang saling menguntungkan dengan Amerika Serikat meskipun perundingannya alot.
 
Seorang diplomat mata uang utama Jepang yang berjuluk FX Tsar atau Kaisar Forex telah ditunjuk untuk masa jabatan satu tahun lagi dalam perombakan kementerian keuangan reguler, menggarisbawahi keinginan Jepang untuk mempertahankan konsistensi kebijakan karena Tokyo masih menghadapi perundingan ekonomi yang berpotensi sulit dengan Amerika Serikat.

Masatsugu Asakawa, seorang veteran kebijakan berusia 59 tahun dengan kontak ke berbagai pembuat kebijakan di dalam dan di luar Jepang, memainkan peran kunci dalam membentuk dialog ekonomi bilateral Jepang dengan Amerika Serikat, yang dimulai pada bulan April lalu.
Kementerian Keuangan Jepang kemarin mengatakan bahwa Asakawa akan mengabdi satu tahun lagi sebagai wakil menteri keuangan untuk urusan internasional, posisi yang sudah ia duduki sejak Juli 2015.
Peran tersebut mengawasi kebijakan mata uang Jepang dan diplomasi internasional dan mencakup pertemuan Tokyo dalam Kelompok Tujuh (G7) dan Kelompok 20 (G20).

Pengangkatan Asakawa akan membantu Tokyo lebih konsisten bernegosiasi dalam putaran kedua dialog ekonomi bilateral dengan Amerika Serikat, yang diperkirakan akan digelar akhir tahun ini, kata para analis.
Di tahun lalu Donald Trump berkampanye untuk jabatannya dengan mengusung platform "America First", dengan mengatakan bahwa dia akan meningkatkan pekerjaan manufaktur dan mengurangi defisit perdagangan negara tersebut dengan pihak Jepang.

Tidak banyak pejabat yang memegang jabatan tersebut selama lebih dari dua tahun. Mereka yang pernah menjabatnya termasuk Haruhiko Kuroda, Gubernur Bank of Japan sejak 2013.
Asakawa diketahui dekat dengan Menteri Keuangan Taro Aso, setelah menjabat sebagai sekretaris eksekutifnya saat Aso menjadi perdana menteri pada 2008-2009, dan sebagai asisten eksekutifnya saat menjadi menteri keuangan pada tahun 2012.
Jepang tidak melakukan intervensi di pasar mata uang saat di bawah kendali Asakawa, meskipun ia sering memiliki menggunakan persuasi atau kekuasaannya guna membendung lonjakan yen yang berisiko melukai ekonomi Jepang yang bergantung pada ekspor.
Beberapa analis melihat Asakawa sebagai kandidat kuda hitam untuk menggantikan Kuroda di Bank of Japan ketika masa jabatan sang incumbent selama lima tahun berakhir pada bulan April tahun depan.

Sumber berita: Reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar